SOSOK Profesor Intelijen Kopassus, Merayap di Sarang Kobra hingga Duel dengan Bos Pemberontak
TRIBUNJAMBI.COM - Sederet nama besar lahir dari 'Kawah Candradimuka' pasukan elite TNI yang terkenal keras.
TRIBUNJAMBI.COM - Sederet nama besar lahir dari 'Kawah Candradimuka' pasukan elite TNI yang terkenal keras. Muncul tokoh-tokoh seperti Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Di dunia intelijen Indonesia, ada 'raja intel' Beny Moerdani yang bergabung sejak Kopassus masih bernama RPKAD.
Ada juga Sintong Panjaitan, Danjen Kopassus yang mumpuni.
Tapi sebenarnya Indonesia memiliki profesor intelijen pertama di dunia, yaitu Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Baca: KETANGKAP Basah Mesum dengan Penumpang di Toilet, Oknum Pramugari Dipecat dari Maskapai
Sosok yang dikenal sebagai mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini memiliki latar belakang Kopassus.
Pertarungan pisau komando
Pada masa mudanya, AM Hendropriyono merupakan ujung tombak pasukan elite Kopassandha (kini Kopassus).
AM Hendropriyono pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Baca: Istri dari Ustaz Arifin Ilham: Selamat Jalan Suami Sholehku Selamat Bertemu dengan Allah
Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia, pada 1963-1966.
Kedua pasukan itu dilatih secara khusus oleh TNI di Surabaya, Bandung, dan Bogor.
Namun, ketika kekuasaan Indonesia berpindah tangan pada Soeharto, anak asuh TNI itu justru berbalik menjadi musuh.
Baca: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia, Ustaz Yusuf Mansyur Langsung Kenang Masa Bersama Seniornya Itu
Soeharto memutuskan berdamai dengan Malaysia.
Kemudian, pasukan gerilya itu diminta untuk menurunkan senjata.
Namun, PGRS dan Paraku mengabaikan permintaan itu.
Mau tak mau, TNI harus menertibkan aksi gerilyawan itu.
Baca: BREAKING NEWS: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia, Sang Anak Ungkap Lokasi Pemakamannya di Indonesia
AM Hendropiyono bersama timnya bernama Sandi Yudha turun tangan bertempur di hutan rimba kawasan Kalimantan.
Sandi Yudha ini merupakan satuan intelijen tempur milik pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Awalnya, AM Hendropriyono berusaha keras untuk mengambil hati lawan tanpa tindakan keras.
Tim Sandi Yudha ini beberapa kali berhasil mencuri simpati mereka.
Satu di antaranya, dengan Wong Kee Chok, komandan PGRS.
Baca: Sikapi Kondisi Ibu Kota, Ini Himbauan Kapolda untuk Masyarakat Jambi
Namun, tak semua bisa diselesaikan secara baik-baik.
Pada akhirnya, pilihan terakhir pun dilakukan tim Sandi Yudha, yakni menggunakan tindakan keras.
Mulai dari penculikan dan interogasi, hingga melakukan perlawanan.
Perlawanan yang membekas diingatan AM Hendropriyono, yakni berduel dengan Hassan, komandan PGRS.
Delapan orang intai gubuk Hassan
Baca: Mendekati Lebaran Idul Fitri, Kue Kering di Jamtos Siap Diborong
Kala itu, AM Hendropriyono bersama tim kecil sebanyak delapan orang mengintai gubuk Hassan semalaman.
Sebelumnya mencapai gubuk, AM Hendropriyono yang saat itu masih berpangkat kapten harus merayap sejauh 4,5 kilometer.
Anggota Kopassus itu harus merayap melewati sarang ular Kobra.
Karena sudah terlatih menjinakkan ular, pasukan elite ini melewatinya dengan mudah.
Saat mencapai gubuk, ada penjaga musuh di sana.
Baca: Keluarga Farhan Syafero, Korban Tewas di Aksi 2 Mei Tolak Otopsi Rumah Sakit Karena Alasan Ini
Secara hati-hati, seorang anggota timnya membunuh penjaga gubuk yang memegang senjata api menggunakan sangkur.
Kemudian, AM Hendropriyono berduel dengan Hassan di dalam gubuk. Pertarungan menggunakan pisau komando Kopassus terjadi
Ia bahkan membanting tubuh Hassan menggunakan jurus bela dirinya.
Duel sengit satu lawan satu itu dilakukan AM Hendropriyono untuk menumbangkan lawan.
Baca: Temuan Bawaslu, Pidana Pemilu di Sarolangun, Naik Ke Penyidikan
Paha dan jari-jarinya terluka parah karena terkena sangkur Hassan.
Serangan Hassan itu bahkan nyaris mengenai dada AM Hendropriyono.
Pertempurannya di Kalimantan ia tulis dalam buku berjudul Operasi Sandi Yudha: Menumpas
Jadi Kepala BIN
Keandalannya dalam berbagai operasi pertempuran, membuat AM Hendropriyono dipercaya sebagai Kepala BIN.
Baca: KPU Provinsi Jambi, Data Anggaran Pilkada Serentak, Honorarium dan Logistik Gelembungkan Anggaran
Tidak hanya mengurus bawahannya di BIN, ia pun membetuk regenerasi melalui pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
Selain sekolah, AM Hendropriyono pun menggagas Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, hingga logonya.
Dalam pendidikan, AM Hendropriyono bahkan menerangkan intelijen sebagai ilmu.
Sepak terjangnya ini menjadikan AM Hendropriyono menjadi tokoh militer dan intelijen ternama.
Ia bahkan dinobatkan sebagai guru besar intelijen pada 2014.
Baca: Pilkada Bungo, KPUD Ajukan Dana Rp33 Miliar ke Pemkab
Hal itu membuat AM Hendropriyono menjadi profesor intelijen pertama di dunia.
Sosok AM Hendropriyono
Jenderal (Hor) TNI (Purn) Prof Dr Drs Abdullah Mahmud Hendropriyono, SE, SH, MBA, MH, atau sering disebut AM Hendropriyono, lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945.
Hendropriyono merupakan Kepala Badan Intelijen Negara pertama. Dia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "profesor di bidang ilmu filsafat intelijen" pertama di dunia.
Baca: Pilkada Bungo, KPUD Ajukan Dana Rp33 Miliar ke Pemkab
Pendidikan
- Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (lulus 1967)
- Australian Intelligence Course di Woodside (1971)
-United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980)
- Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI), lulus terbaik pada 1989 bidang akademik dan kertas karya perorangan dengan mendapat anugerah Wira Karya Nugraha
- Kursus Singkat Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (KSA VI Lemhannas).
Baca: Kasus Dugaan Korupsi Bimtek DPRD Kota Jambi, Jaksa Tolak Pembelaan Terdakwa
- Keterampilan militer: Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.
- Sarjana dalam bidang adminiatrasi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN)
- Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM)
- Sarjana Ekonomi dari Universit as Terbuka (UT) Jakarta
- Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani(Unjani), Bandung.
- Magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina
- Magister di bidang hukum dari STHM
Baca: Kasus Dugaan Korupsi Bimtek DPRD Kota Jambi, Jaksa Tolak Pembelaan Terdakwa
- Doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat cum laude.
- Guru Besar di bidang ilmu filsafat intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara. Satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.
Jejak karier militer
- 1968-1972 - Komandan Peleton Komando Pasukan Khusus TNI AD di Magelang
- 1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopasandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
- 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
- 1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
- 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam V/Jaya
Baca: MAHFUD MD Tegaskan Prabowo Tidak Terlibat dalam Kericuhan 22 Mei, Karena Tidak Terkait Pilpres
- 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
- 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
- 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
- 1993-1994 - Panglima Kodam V/Jaya
- 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD
Kini Hendropriyono terjun di dunia politik dengan mendirikan partai, yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Jabatannya kini sebagai Ketua Umum di PKPI.
Baca: Mendekati Lebaran Idul Fitri, Kue Kering di Jamtos Siap Diborong
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Inilah Sosok Profesor Intelijen Kopassus, Merayap di Sarang Kobra hingga Jadi Ketua Parpol,