SOSOK Profesor Intelijen Kopassus, Merayap di Sarang Kobra hingga Duel dengan Bos Pemberontak
TRIBUNJAMBI.COM - Sederet nama besar lahir dari 'Kawah Candradimuka' pasukan elite TNI yang terkenal keras.
AM Hendropiyono bersama timnya bernama Sandi Yudha turun tangan bertempur di hutan rimba kawasan Kalimantan.
Sandi Yudha ini merupakan satuan intelijen tempur milik pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Awalnya, AM Hendropriyono berusaha keras untuk mengambil hati lawan tanpa tindakan keras.
Tim Sandi Yudha ini beberapa kali berhasil mencuri simpati mereka.
Satu di antaranya, dengan Wong Kee Chok, komandan PGRS.
Baca: Sikapi Kondisi Ibu Kota, Ini Himbauan Kapolda untuk Masyarakat Jambi
Namun, tak semua bisa diselesaikan secara baik-baik.
Pada akhirnya, pilihan terakhir pun dilakukan tim Sandi Yudha, yakni menggunakan tindakan keras.
Mulai dari penculikan dan interogasi, hingga melakukan perlawanan.
Perlawanan yang membekas diingatan AM Hendropriyono, yakni berduel dengan Hassan, komandan PGRS.
Delapan orang intai gubuk Hassan
Baca: Mendekati Lebaran Idul Fitri, Kue Kering di Jamtos Siap Diborong
Kala itu, AM Hendropriyono bersama tim kecil sebanyak delapan orang mengintai gubuk Hassan semalaman.
Sebelumnya mencapai gubuk, AM Hendropriyono yang saat itu masih berpangkat kapten harus merayap sejauh 4,5 kilometer.
Anggota Kopassus itu harus merayap melewati sarang ular Kobra.
Karena sudah terlatih menjinakkan ular, pasukan elite ini melewatinya dengan mudah.
Saat mencapai gubuk, ada penjaga musuh di sana.
Baca: Keluarga Farhan Syafero, Korban Tewas di Aksi 2 Mei Tolak Otopsi Rumah Sakit Karena Alasan Ini