GUBERNUR Babel Kisahkan Pernah Ditempeleng CPM, Ambil Foto Jenderal Idolanya Terobos Pengawalan
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKA - Kisah yang tak terlupakan Gubernur Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman saat ditempeleng CPM (polisi militer).
Dunia politik
Banyak hal yang mengubah hidupnya selama masa di perantauan, memulai karirnya sebagai sales kemudian terus merangkak hingga menjadi managing director.
"Semuanya Jalan Tuhan dan ini air mengalir, waktu saya bekerja, saya sering diajak bos saya ketemu pak Akbar Tanjung, dan dari situlah saya mulai tertarik ke Politik," katanya.
Diusianya ke 48 tahun, Erzaldi menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Babel, menjajaki karier politik melalui partai Golkar mulai dari DPRD Provinsi, lalu menjadi Wakil Bupati, dan berpindah ke partai Gerindra karier politiknya semakin menanjak menjadi dua kali bupati terpilih di Bangka Tengah, hingga menjadi Gubernur Babel.
Baca: Hati-hati, Pelaku Kejahatan Hipnotis Berkeliaran di Kerinci, Ini Ciri-ciri dan Modus yang Digunakan
"Waktu diajak Pak Akbar Tanjung itu saya sudah REI, Gusma Efendi itu ketua REI dekat dengan Akbar Tanjung, maka dititiplah saya ditarok sebagai ketua MPG dan membuat kaget orang. Setelah itu Proses politik terus naik, nah dengan Pak Prabowo waktu konvensi golkar presiden saya menjadi tim beliau di sini dan memang saya mengagumi beliau," kata dia.
Wewenang berbuat baik
Suami dari Melati Erzaldi itu menyebutkan tak ada euforia yang berlebihan begitu menyadari kenyataan dirinya dipilih masyarakat Babel pada pemilu 2017 lalu.
Baca: Safari Ramadan di Mestong, Bupati Masnah Busro Santuni Anak Yatim dan Lansia
Ia menyebutkan, proses pembelajaran banyak didapatkannya saat menduduki jabatan sebagai wakil bupati dan bupati Bangka Tengah.
Diceritakannya, dirinya yang semula menjabat sebagai anggota DPRD Babel ditawari Abu Hanifah untuk mendampinginya menjadi Wakil Bupati. Bahkan tawaran itu dilontarkan saat Erzaldi masih berstatus anggota DPRD Provinsi yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Bangka Tengah.
"Awalnya saya enggak ada kepikiran mau jadi wabup, Pak Abu Hanifah bilang mau enggak mendampingi beliau, kata beliau kamulah yang bekerja, saya yang membimbing," katanya.
Baca: Rawan Kebakaran Saat Ramadhan, Kepala Damkar Kota Jambi Ingatkan Lakukan Ini Waktu Sahur dan Buka
Dalam perjalanannya, kata Erzaldi ada perjalanan karir politiknya banyak hal yang dialaminya. Bahkan ia merasa, menjadi kepala daerah bukan seperti yang dibayangkan kebanyakan orang.
"Saya mengalami proses perubahan hati ketika menjadi pejabat tidak lagi seperti apa yang pernah terpikirkan, nikmat jadi pejabat itu tidak lagi seperti yang orang bilang pejabat itu penuh dengan fasilitas, tapi justru kenikmatan itu ketika menjabat kita bisa membantu banyak orang dengan kewenangan yang kita miliki, ini puncaknya terjadi saat saya terpilih jadi bupati pertama," sebutnya.
Kata dia, pemimpin itu memiliki kewenangan untuk berbuat lebih baik lagi. Hal itulah yang menggirinya untuk melaju mencalonkan diri menjadi Gubernur
Baca: THR PNS Cair 24 Mei, Bagaimana Cara Menghitung Jumlah THR Lebaran 2019 Bagi Karyawan Swasta?
"Waktu periode kedua saya baru satu tahu, saya memutuskan maju karena saya melihat masih banyak yang bisa diperbuat, kalau saya bertahan di Bupati, kewenangan bupati hanya di kabupaten, padahal banyak hal yang bisa dilakukan dengan kewenangan Gubernur. Tapi ada tantangan menjalankan fungsi koordinasi pada para bupati," katanya.
Kisah cinta
Perjalanan cinta Erzaldi mungkin tak semulus jalan kisahnya hingga bisa meminang seorang Melati yang kini telah menjadi istrinya.