Ramadan 2019
Inilah Sosok Jet Tempur F-16 dan T50i TNI AU yang Bakal Bangunkan Sahur Warga 11 Kota
Jet tempur TNI AU ini memiliki persenjataan kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linier
Seperti diketahui, TNI AU melalui akun Twitter-nya, @_TNIAU menyatakan akan melakukan kegiatan membangunkan sahur dengan menerbangkan pesawat tempur di wilayah udara beberapa kota, menjadi viral di media sosial
Dalam twit tersebut, beberapa kota yang disebut akan dilintasi oleh pesawat tempur milik TNI AU adalah Surabaya, Surakarta, Klaten, Sragen, Jogja, Papringan, Wirobrajan, Gejayana, Tukangan, Maguwo, Kotagede, dan sekitarnya
Kepala Subdinas Penerangan Umum AU, Kolonel Sus M Yuris pun angkat bicara mengenai tweet tersebut
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Viral Pesawat TNI AU Akan Ikut Tradisi Bangunkan Sahur, Ini Penjelasannya', Yuris mengungkapkan misi utama kegiatan ini dalam rangka menyiasati waktu terbang bagi para penerbang tempur TNI AU selama bulan Ramadhan.
"Misi utama bukan membangunkan sahur tapi maintain kemampuan terbang malam atau subuh, bagi penerbang tempur TNI AU," kata Yuris.
Terbang di waktu subuh atau jam-jam sahur selama bulan Ramdhan menjadi opsi yang paling mungkin diambil, sebab para penerbang tempur yang menjalankan puasa tidak diperkenankan menerbangkan pesawat di atas pukul 10.00 pagi.
"Pukul 10.00 pagi adalah batas waktu yang diberikan oleh tim medis untuk terbang di saat puasa karena lebih dari waktu itu, kadar gula darah sudah menurun dan tidak fit untuk terbang, kecuali membatalkan puasa jika diperlukan," kata Yuris saat dihubungi Kompas.com Rabu (8/5/2019) siang
Dalam kondisi berpuasa, setelah pukul 10.00, para penerbang hanya diperkenankan untuk siap siaga operasi, tidak menerbangkan pesawat kecuali dalam kondisi darurat dan membatalkan puasanya.
"Bagi penerbang tempur Muslim, jika ingin tetap berpuasa maka mereka hanya boleh standby operasi setelah pukul 10.00 pagi.
Kecuali dalam keadaan darurat yang mengharuskan scramble," kata Yuris.
Jadi, penerbangan di waktu sahur ini, selain menyiasati waktu terbang para penerbang tempur Muslim yang berpuasa, juga sekaligus dapat juga membangunkan masyarakat untuk makan sahur.
"Jadi terbang subuh dan membangunkan masyarakat untuk sahur adalah combined mission,” ucap Yaris.
Penerbangan ini memang menimbulkan suara cukup bising.
Sebab, suara dihasilkan pesawat-pesawat tempur saat diterbangkan rendah di atas permukiman warga.
"Ada sequence training yang mengharuskan penggunaan afterburner, dan ini suaranya menggelegar pada ketinggian rendah," tutur Yuris.