Demokrat & PAN Berpotensi Keluar dari Koalisi Prabowo-Sandiaga, Apa Sebabnya? Jatah Menteri?

"Memang bagi PAN dan Demokrat, mereka ada potensi juga untuk keluar dari koalisi karena beberapa alasan," ujar Arya

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno 

Bisa bertahan bersama-sama barisan partai politik pendukung Prabowo-Sandiaga.

Namun, bisa juga berubah haluan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

"Jadi, hasilnya dulu, setelah itu sikapnya bagaimana, itu nanti. Kita tentukan langkah yang selanjutnya," ujar Eddy.

Kenapa berpotensi keluar?

Arya Fernandes mengatakan hal ini karena Partai Demokrat dan PAN dinilai paling tidak mendapatkan keuntungan dari koalisi itu.

Dari segi penghasilan suara, Partai Demokrat dan PAN mengalami penurunan dibandingkan partai koalisi lain seperti Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra.

"Jadi kedua partai itu tidak mendapat insentif atau keuntungan dari koalisi itu," ujar Arya.

Selain itu, partai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur ini juga tidak mendapatkan dukungan dari publik.

Maksudnya, partai ini pada akhirnya tidak berhasil mencapai kekuatan minimal 50 persen suara di parlemen.

Akhirnya, menjadi partai oposisi pun juga tidak terlalu kuat posisinya.

Sebab partai pendukung pemerintah punya kursi yang lebih banyak.

"Jadi enggak ada tarikannya untuk menjadi oposisi," kata dia.

Di samping itu, menjadi oposisi juga sebenarnya membawa kerugian bagi Demokrat dan PAN.

Sudah tidak mendapat keuntungan dari koalisi, mereka bisa-bisa juga tidak mendapatkan akses sumber pendanaan politik.

Padahal pada 2024 nanti akan digelar Pilkada serentak.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved