Kisah Soeharto

Soeharto Dipermalukan hingga Ditampar, Nasib Tiga Mantan Jenderal TNI Memprihatinkan Hingga Mati

antan Wakil Perdana Menteri Indonesia di era tahun 1960-an, Soebandrio, menerbitkan memoar berjudul Kesaksianku Tentang G30S pada tahun 2000 lalu.

Editor: Tommy Kurniawan
Soeharto Dipermalukan hingga Ditampar, Nasib Tiga Mantan Jenderal TNI Memprihatinkan Hingga Mati 

“Sebagai Penguasa Perang, saya merasa ada wewenang mengambil keputusan darurat untuk kepentingan rakyat, ialah dengan barter gula dengan beras. Saya tugasi Bob Hasan melaksanakan barter ke Singapura, dengan catatan beras harus datang lebih dahulu ke Semarang,” demikian pengakuan Soeharto dalam Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya (1989).

Namun Soeharto diselamatkan Mayjend Gatot Subroto.

Menurut Gatot, Soeharto masih bisa dibina.

Akhirnya, Soeharto pun disekolah di Seskoad di Bandung.

Akhir Hayat Jenderal Nasution yang Menyedihkan

Nasib Jenderal AH Nasution dan Jenderal Ahmad Yani berbeda sat terjadi peristiwa penculikan jenderal AD, 30 September 1965.

Ahmad Yani tewas sementara AH Nasution berhasil melarikan diri.

Namun Nasution harus kehilangan putrinya Ade Irma Suryani.

Nasution masih hidup hingga tahun 2000.

Jenazah Ade Irma Suryani digendong ibunya (kiri); AH Nasution (kanan).
Jenazah Ade Irma Suryani digendong ibunya (kiri); AH Nasution (kanan). ()

Selepas menjadi Ketua MPRS dan melantik Soeharto sebagai presiden ke-2 kariernya meredup.

Di orde baru Nasution nyaris tak kebagian peran mengurus negara.

Yang terjadi malah ia dicekal orde baru.

Nasution juga tidak boleh muncul dalam acara kenegaraan dimana ada Presiden Soeharto.

Bahkan sampai urusan mobil Holden Priemer tua lungsuran dari Hankam yang dipakai Nasution sehari-hari ikut ditarik dari kediamannya.

Sebuah cerita di penghujung hayatnya malah membuat banyak orang bersedih.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved