Gatot Nurmantyo Ingatkan Jenderal Tak Terlibat Politik Praktis, Ungkap Ancaman Saat Jadi Panglima

Jenderal TNI Purnawiran Gatot Nurmantyo beberkan ancamannya kepada para Jenderal terkait politik praktis saat dirinya masih menjabat sebagai

Editor: bandot
Kompas.com/Roderick Adrian Mozes
JENDERAL TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (23/4/2018). 

Itu membuat Gatot kagum kepada Prabowo.

Namun, pada Pilpres 2019 ini, Gatot mengaku masih pakewuh antara mendukung calon petahana, Joko Widodo ( Jokowi) atau Prabowo.

Gatot lalu memberikan alasan saat diwawancarai presenter TV One.

Sekadar diketahui, sudah banyak purnawirawan TNI menunjukkan arah dukungan politiknya ke salah satu kubu yang berkompetisi di Pilpres 2019.

Namun, Gatot Nurmantyo sampai saat ini masih belum menentukan arah dukungannya alias netral.

Tidak seperti yang dilakukan oleh senior-seniornya.

Hal itu dilakukan Gatot Nurmantyo lantaran merasa memiliki hubungan baik dengan kedua capres, Jokowi atau Prabowo.

Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo adalah sosok yang telah melantik Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.

Gatot merasa 'tidak etis' jika harus berseberangan dengan Jokowi.

Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo ()

"Saya kurang lebih satu tahun pensiun dari Panglima TNI," kata Gatot saat wawancara di Kabar Petang TV One yang diunggah di Youtube, Rabu (10/4/2019).

"Pada saat saya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, yang melantik saya sebagai Panglima TNI adalah Pak Jokowi."

"Saya pikir dalam kondisi seperti ini, tidak etis kalau saya berseberangan dengan kubunya pak Jokowi," imbunya.

Di sisi lain, Gatot saat menjadi prajurit TNI juga mengaku mengidolakan sosok Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Menurut Gatot, Prabowo adalah sosok yang selalu berhasil memimpin kesatuan di TNI.

Sehingga, ia kagum pada Prabowo dan 'tidak enak' jika harus bertentangan dengan sosok yang dikagumi.

"Saya adalah prajurit TNI, saat saya masih berpangkat mayor, kapten, saya jujur mengidolakan sosok seorang Prabowo Subianto," kata Gatot.

"Beliau kalau memimpin di satu kesatuan, ada hal yang selalu berubah."

"Yaitu profesionalisme prajurit, peningkatan kualitas satuan dan kesejahteraaan prajurit itu ciri khasnya."

"Dan kalau beroperasi tidak pernah gagal"

"Orang yang saya idolakan kemudian kok saya betentangan kan tidak enak kan," ungkapnya.

Alasan lain yang membuat Gatot Nurmantyo tak memihak salah satu kubu adalah karena faktor keluarga.

Gatot mengaku ingin istirahat di rumah dan momong cucu. 

"Di samping itu, kalau saya ikut ke salah satu kubu, saya harus keliling kampanye kan."

"Padahal saya sudah janji mau santai momong cucu."

"Tapi datang ke TPS."

"Karena saya masih bingung, biarlah nanti saya di bilik mudah-mudahan saya tidak bingung," katanya.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved