Gatot Nurmantyo Ingatkan Jenderal Tak Terlibat Politik Praktis, Ungkap Ancaman Saat Jadi Panglima

Jenderal TNI Purnawiran Gatot Nurmantyo beberkan ancamannya kepada para Jenderal terkait politik praktis saat dirinya masih menjabat sebagai

Editor: bandot
Kompas.com/Roderick Adrian Mozes
JENDERAL TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (23/4/2018). 

Gatot Nurmantyo Ingatkan Jenderal yang Terlibat Politik Praktis, Ungkap Ancamannya Saat Jabat Panglima TNI

TRIBUNJAMBI.COM - Jenderal TNI Purnawiran Gatot Nurmantyo beberkan ancamannya kepada para Jenderal terkait politik praktis saat dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo mengaku pernah memberikan ancaman kepada para jenderalnya yang 'bermain' politik praktis.

Dilansir dari acara e-Talkshow yang dipandu oleh Wahyu Muryadi, Jumat (3/5/2019), ancaman Gatot Nurmantyo itu ia lontarkan dalam sebuah rapat saat masih menjabat sebagai panglima TNI.

Gatot Nurmantyo yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI memegang komando opersional tiga matra TNI (AD, AU, dan AL) mengancam akan membuat pelakunya 'merintih'.

"Saya sampaikan kepada perwira tinggi dalam rapat itu, saya ingatkan jangan bermain dengan politik praktis, kalau ada para jenderal yang bermain dengan politik praktis, bukan saya buat menderita, saya buat merintih," ujar Gatot.

Ia lantas menuturkan sejumlah kekhawatirannya bagi TNI yang melakukan hal demikian.

Baca: UPDATE Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 6 Mei 2019, Cancer Sukses, Lawan Jenis Tertarik Denganmu Pisces

Baca: Viral Ayah Sesak Nafas Sakit Jantung Naik Motor Sendiri ke Rumah Sakit, Anak Hanya Belikan Bensin

Baca: Jadwal Pernikahan Jessica Iskandar Bocor, Ini yang Ditunggu-tunggu Penggemar

"Mengapa demikian, daripada merintih di neraka, karena sumpahnya saja setia kepada negara Republik Indonesia," ungkapnya.

Gatot menegaskan bahwa para jenderal tersebut telah melakukan sumpah setia dan hanya kepada Indonesia.

"Dan kalau namanya pemimpin sudah berpihak kepada salah satu politik. Seperti berpihak salah satu, pasti dia pelacur politik, rendah," kata Gatot.

"Yang kedua, pasti dia seorang pemimpin yang suatu saat rela mengorbankan anak buahnya untuk kariernya dia, untuk pangkat dan jabatannya, itu tabu bagi TNI," jelasnya kembali.

"Apalagi pangkat jenderal, tidak boleh seperti itu, maka saya ingatkan dengan cara yang keras, supaya ingat selalu, kalau tentara ndak tahu diancam, kalau panglima ngomong begitu, 'wah wow sekali' itu sesuatu yang tabu," ujar Gatot yang mendapat tepuk tangan penonton studio.

Lihat videonya di menit ke 25:15

Kisahkan Pertemuan Prabowo, Marsekal Hadi dan AM Hendropriyono

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengkisahkan pertemuan para elite di TNI yang masih menjabat maupun purnawirawan.

Elite tersebut yakni Panglima TNI menjabat Marsekal Hadi, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI Purnawirawan Hendropriyono.

Hal ini disampaikan Gatot saat berada di acara e-Talkshow tv One, Jumat (3/5/2019) malam.

Mulanya, Gatot datang di acara yang dipandu oleh Wahyu Muryadi itu dengan salaman bersama.

Lalu Wahyu bertanya soal pertemuan para elite TNI di acara ulang tahun Kopassus yang digelar pada Selasa (16/4/2019) lalu.

"Pak Gatot kemarin kan di acara ulang tahun Kopassus, jenderal kan hadir di antara para sesepuh Kopassus ya, termasuk Panglima TNI Pak Marsekal Hadi, kemudian Pak Prabowo juga hadir, Pak Hendropriyono juga hadir. Itu yang dibicarakan apa sih bos?," tanya Wahyu.

Gatot lalu menjawab percakapan antara mereka cukup serius.

"Ada satu yang dibicarakan cukup serius yaitu ketika Danjen Kopassus menyampaikan ikrar prajurit Kopassus," jawab Gatot.

Mendengar hal itu, Wahyu tampak terkejut.

"Wow," celetuk Wahyu.

"Wow," sahut Gatot kembali.

Baca: Siapa Sebenarnya Jihan Fahira? Foto Cantiknya 25 Tahun Lalu Pernah Bikin Heboh

Baca: Ramadhan 2019 Hari Pertama Tak Bisa Buka Puasa dan Sahur Bareng Keluarga, Begini kata Zaskia Gotik

"Ikrar prajurit Kopassus?," tegas Wahyu

"Ikrar Prajurit Kopassus, di sini kita senior-senior membicarakan bahwa ini akan terjadi erosi, jadi prajurit-prajurit TNI pada umumnya, Kopassus pada khususnya adalah kumpulan orang-orang yang gila," jawab Gatot.

Ia lalu menerangkan yang ia maksudkan dengan istilah gila tersebut.

"Kumpulan orang-orang yang? Alias 'gendeng' ya?" tanya Wahyu.

"Kumpulan orang-orang yang gila. Iya, gila sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia," jawab Gatot yang disambut tepuk tangan.

"Kalau ingat yang berkali-kali meneriakkan slogan NKRI Harga Mati, itulah Pak Jenderal Gatot Nurmantyo, betul ya jenderal," tutur Wahyu.

Setelahnya, mereka melanjutkan dengan berbincang di panggung yang telah disediakan.

"Kemarin kan waktu acara ulang tahun Kopassus ya orang-orang tahu lah pusat perhatian di situ ada tokoh-tokoh termasuk bapak. Tadi mengatakan tentang gila, tentang bagaimana menjaga utuhnya NKRI, kenapa kok sampai muncul anggapan erosi? Ada yang serius enggak?," tanya Wahyu.

Gatot lalu mengatakan keseriusan tersebut ada pada ikrar yang dikhawatirkan meleset dari sumpah TNI.

"Sangat serius, ini perlu saya sampaikan bukan ada niat apa-apa tapi saya ingin beramal karena begini Kopassus itu setiap akan berangkat tugas ada bendera merah putih," tutur Gatot.

"Dibuat sedemikian rupa sehingga sangat sunyi kemudian mereka menyanyikan Hymne Komando, kata-kata terakhirnya sengaja dibuat lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas."

"Sehingga prajurit Kopassus itu setiap saat rela mengorbankan jiwa dan raganya," ujar Gatot.

"Mengapa? Karena memang semua prajurit termasuk Kopassus sumpahnya itu hanya satu, satu tok enggak ada yang lainnya, setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945."

"Bukan yang lain," tanya

"Bukan yang lain, nah ini ditambahkan, setia kepada pimpinan, kawan dan sesama prajurit," jawab Gatot.

"Nah ini enggak boleh, lah kalau pemimpinnya mabuk? Apa harus diikutin? Pimpinannya salah diikutin? Enggak, taat iya tapi setia hanya satu pada Negara Kesatuan Republik Indonesia maka semuanya siap mati," jawab Gatot lagi.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gatot Nurmantyo Kisahkan Pertemuan Prabowo, Marsekal Hadi hingga Hendropriyono, Pembawa Acara: Wow,

Alasan Gatot Nurmantyo Idolakan Prabowo Subianto

Sebelumnya, terungkap bahwa Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengidolakan sosok Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto

Di mata Gatot Nurmantyo, Prabowo merupakan sosok yang selalu berhasil memimpin kesatuan di TNI. 

Itu membuat Gatot kagum kepada Prabowo.

Namun, pada Pilpres 2019 ini, Gatot mengaku masih pakewuh antara mendukung calon petahana, Joko Widodo ( Jokowi) atau Prabowo.

Gatot lalu memberikan alasan saat diwawancarai presenter TV One.

Sekadar diketahui, sudah banyak purnawirawan TNI menunjukkan arah dukungan politiknya ke salah satu kubu yang berkompetisi di Pilpres 2019.

Namun, Gatot Nurmantyo sampai saat ini masih belum menentukan arah dukungannya alias netral.

Tidak seperti yang dilakukan oleh senior-seniornya.

Hal itu dilakukan Gatot Nurmantyo lantaran merasa memiliki hubungan baik dengan kedua capres, Jokowi atau Prabowo.

Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo adalah sosok yang telah melantik Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.

Gatot merasa 'tidak etis' jika harus berseberangan dengan Jokowi.

Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo ()

"Saya kurang lebih satu tahun pensiun dari Panglima TNI," kata Gatot saat wawancara di Kabar Petang TV One yang diunggah di Youtube, Rabu (10/4/2019).

"Pada saat saya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, yang melantik saya sebagai Panglima TNI adalah Pak Jokowi."

"Saya pikir dalam kondisi seperti ini, tidak etis kalau saya berseberangan dengan kubunya pak Jokowi," imbunya.

Di sisi lain, Gatot saat menjadi prajurit TNI juga mengaku mengidolakan sosok Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Menurut Gatot, Prabowo adalah sosok yang selalu berhasil memimpin kesatuan di TNI.

Sehingga, ia kagum pada Prabowo dan 'tidak enak' jika harus bertentangan dengan sosok yang dikagumi.

"Saya adalah prajurit TNI, saat saya masih berpangkat mayor, kapten, saya jujur mengidolakan sosok seorang Prabowo Subianto," kata Gatot.

"Beliau kalau memimpin di satu kesatuan, ada hal yang selalu berubah."

"Yaitu profesionalisme prajurit, peningkatan kualitas satuan dan kesejahteraaan prajurit itu ciri khasnya."

"Dan kalau beroperasi tidak pernah gagal"

"Orang yang saya idolakan kemudian kok saya betentangan kan tidak enak kan," ungkapnya.

Alasan lain yang membuat Gatot Nurmantyo tak memihak salah satu kubu adalah karena faktor keluarga.

Gatot mengaku ingin istirahat di rumah dan momong cucu. 

"Di samping itu, kalau saya ikut ke salah satu kubu, saya harus keliling kampanye kan."

"Padahal saya sudah janji mau santai momong cucu."

"Tapi datang ke TPS."

"Karena saya masih bingung, biarlah nanti saya di bilik mudah-mudahan saya tidak bingung," katanya.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved