Apa Perbedaan Multaqo Ulama dan Ijtima Ulama 3? Ini Penjelasan dan 8 Rekomendasi Hasilnya
Apa perbedaan Ijtima Ulama 3 yang mendesak pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin didiskualifikasi dalam Pilpres 2019, dengan Multaqo Ulama? Ini penjelasannya.
Apa perbedaan Ijtima Ulama 3 yang mendesak pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin didiskualifikasi dalam Pilpres 2019, dengan Multaqo Ulama? Ini penjelasannya.
TRIBUNJAMBI.COM - Dua hari setelah Ijtima Ulama 3 yang hasilnya mendesak agar pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin didiskualifikasi dalam Pilpres 2019, muncul Multaqo Ulama.
Pertemuan ulama dalam Multaqo Ulama ini merupakan arahan kiai kharismatik NU, KH Maimoen Zubair ( Mbah Moen ).
Acara ini dilangsungkan di Hotel kartika Chandra, Jakarta Pusat pada Jumat (3/5/2019).
Diketahui, tercatat ada 600 peserta ulama, habaib, dan cendekiawan muslim yang berembuk hingga jelang dini hari dalam acara tersebut.
Baca Juga
Kapolsek Rochana dan Polwan Mira Kaget saat Nyamar jadi PSK, Ternyata Si Bos Itu sudah Dikenalnya
TERBARU Lowongan Kerja di Jambi Mei 2019, Puluhan Posisi untuk Lulusan SMA s/d S-1, Ini Syaratnya
Badan Irish Bella Nempel Terus ke Ammar Zoni di Kolam Renang, Rambut Terurai Main Basah-basahan
Fitur Terbaru dari Google Maps Sangat Berguna Bagi Wisatawan, Ini petunjuk Penggunaannya
Soekarno Kaget saat Dukun Sakti Jambi Tolak Tawarannya, Tak Ingin Mobil Mewah
Acara ini digelar dengan mengusung tema 'Untuk Kemaslahatan Bangsa'.
Acara ini kemudian menghasilkan 8 rekomendasi dan ditandatangani 10 ulama, habaib, dan cendekiawan muslim.
Seperti KH Maimoen Zubair, Abuya Muhtadi, Tuan Guru Turmudzi Badruddin, Nazarudin Umar, KH Manarul Hidayah, Masykuri Abdillah, Habib Salim Jindan, Kiai Anwar Iskandar, dan Gus Muwafiq serta Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj.
KH Manarul Hidayah kemudian didapuk untuk membacakan delapan rekomendasi tersebut.
Berikut 8 Rekomendasinya:
“Yang pertama Multaqo ingin menegaskan kembali kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulama bahwa NKRI adalah bentuk negara yang sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia, Pancasila adalah dasar negara dan falsafah bangsa,” ucap KH Manarul Hidayah.
Rekomendasi kedua yaitu mengajak umat Islam di seluruh Indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan 2019 dengan meningkatkan ukhuwah islamiyah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah, dan tindakan melawan hukum atau inkonstitusional.
“Sehingga kita masuk bulan Ramadhan dalam keadaan suci dengan berharap mendapat ampunan Allah SWT dan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri,” tegas KH Manarul Hidayah.
Rekomendasi ketiga yaitu mengimbau umat Islam di Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan di tas perbedaan selama dan sesudah Ramadhan sehingga mampu menjalankan ibadah secara khusyu’ dan penuh berkah.