Bisnis Anak-anak Soeharto Kena 'Semprit' Jenderal Benny, Sang Ayah Balas Kemudian Hari
Bisnis anak-anak Soeharto menggeliat karena pengaruh ayahnya. Perwira TNI ini menegur sang ayah saat berada di meja biliar. Reaksi sang presiden ...
Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.
Benny Moerdani memang berprinsip. Meskipun seorang loyalis Soeharto, dia bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.
Jenderal TNI ini berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.
Kerisauan menteri
Pada 1984, sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan berbisnis.
Saat ini, anak-anak Soeharto mulai berbinis, tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI, bukan oleh warga sipil.
Haru, Ranty Maria Nyatakan Cinta ke Mischa Chandrawinata sebenarnya i have feeling for you sha
Pasukan Misterius di Kopassus yang Anggotanya Tak Diketahui, Istri Sendiri Tak Tahu Siapa Suaminya
Libur Tanggal Merah, Mobil Dinas Pemkab Merangin Kedapatan Dipakai Angkut Semen Material Bangunan
Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Pak Harto.
Teguran Benny Moerdani ke Soeharto itu terkait bisnis anak-anaknya yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar.
Setelah itu, hubungan Pak Harto-Benny Moerdani memburuk.
Benny Moerdani kemudian dicopot dari jabatan Panglima ABRI, meski belakangan Soeharto menolak jika disebut pencopotan Benny akibat ‘teguran maut’ yang telah dilakukannya.
Suatu hari, pada Agustus 2004, Soeharto menjenguk Benny yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.
Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada 1984 ternyata benar.

Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Pak Harto, pada 21 Mei 1998, kekuasaan Pak Harto tumbang.