Semakin Banyak Anak Muda Kena Serangan Jantung, di Bawah Usia 40 Tahun
Risiko ini biasanya mempengaruhi pria 50 tahun ke atas dan wanita yang berusia lebih dari 65 tahun.
Pencegahan dini
Menurut Dr Laffin, pakar jantung selalu memikirkan pencegahan primer dan sekunder terkait serangan. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pencegahan primer. Setelah itu, dokter akan melakukan tindakan sekunder pada pasien.
Namun, hal terpenting adalah mencegah munculnya faktor risiko serangan jantung itu sendiri atau melakukan pencegahan primordial.
Menurut Laffin cara ini bisa dilakukan dengan mengubah kondisi sosial dan lingkungan yang dapat mengembangkan dan meningkatkan faktor risiko.
Ini adalah hal-hal yang dapat kita kendalikan seperti rutin berolahraga, makan makanan bergizi, tidak merokok, mengelola stres dan tekanan darah, serta cukup istirahat.
Pencegahan dini juga mencakup pemberian edukasi tentang kebiasaan yang membuat kita berisiko terkena penyakit kardiovaskular.
Berikut beberapa kebiasaan yang dapat mengundang penyakit kardiovaskular.
Kegemukan
Pola makan yang buruk dan kurang olahraga
Diabetes tipe 2'Tekanan darah tinggi
Kolesterol Tinggi
Merokok
Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
Baca juga: Kebiasaan Sehari-hari Agar Jantung Tetap Sehat
Risiko serangan jantung
Serangan jantung dapat terjadi pada siapa saja tetapi risikonya sangat tinggi ketika genetika berperan. Pencegahan awal sangat penting bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Risiko penyakit jantung bawaan ditentukan dengan kondisi saudara laki-laki tingkat pertama seperti ayah, saudara laki-laki, di bawah usia 55 tahun dengan riwayat serangan jantung atau stroke.
Ini bisa juga berawal dari saudara perempuan tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan atau anak perempuan di bawah usia 65 dengan serangan jantung atau riwayat stroke.
"Ketika kita berbicara tentang orang muda yang mengalami serangan jantung, penting untuk mendiskusikan secara individual berdasarkan faktor risiko," kata Dr. Laffin.
Menurutnya, ini tentang melakukan percakapan yang jujur dan tidak menyepelekan soal usia, terutama jika kita telah memiliki gejalanya.
Pedoman kesehatan merekomendasikan orang yang berusia 20 hingga 39 tahun tanpa risiko genetik agar melakukan pemeriksaan setiap empat hingga enam tahun.