TERKINI Bom di Sri Lanka, Data Sementara 359 Orang Tewas, 18 Tersangka Ditangkap Ini Identitasnya
Perkembangan terkini dari bom di Sri Lanka, diduga ada kesengajaan menyembunyikan informasi intelijen. Korban bom di gereja dan hotel, 359 orang tewas
18 orang tersangka ditangkap
Dalam aksi penyerbuan di empat lokasi, ada 18 tersangka yang ditangkap pada Selasa malam.
Diwartakan kantor berita AFP, Rabu (24/4/2019), juru bicara Ruwan Gunasekera mengatakan para tersangka ditahan dalam operasi pencarian oleh polisi dan pasukan keamanan.
"Berdasarkan informasi, kami menyerbu tiga lokasi dan menangkap 17 tersangka," katanya. "Satu tersangka lain ditangkap di lokasi keempat," imbuhnya.
Sejauh ini, polisi telah menangkap 58 orang sejak serangan terjadi pada Minggu.
Gunasekera mengatakan, penggerebekan terhadap para tersangka tersebut merupakan bagian dari operasi keamanan untuk melacak setiap orang yang terkait dengan serangan terhadap tiga gereja dan tiga hotel yang diklaim kelompok ISIS.

Pemerintah Sri Lanka menuding kelompok ekstremis setempat, Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ), atas serangan yang juga melukai sekitar 500 orang. Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan, banyak anggota kelompok ekstremis yang dapat melarikan diri.
Dengan begitu, dia tidak akan mengesampingkan kemungkinan bakal terjadi aksi pengeboman selanjutnya.
"Ada beberapa orang lagi yang buron," kata Wickremesinghe. "Jadi kami harus menangkap mereka," ujarnya.
Pasukan keamanan sekarang memiliki wewenang untuk menahan tersangka hingga tiga bulan. Selain itu, pihak berwenang juga memberlakukan jam malam sejak Minggu.
359 orang tewas
Kepolisian Sri Lanka merilis total jumlah korban tewas dalam serangan bom pada Minggu Paskah (21/4/2019). Ledakan yang melanda sejumlah hotel dan gereja itu hingga kini menewaskan 359 orang. Jumlah korban bertambah dari sebelumnya.
Sesuai laporan dari kantor berita AFP, Rabu (24/4/2019), kenaikan jumlah tersebut berasal dari korban terluka parah yang tidak dapat selamat.
Setidaknya 500 orang terluka dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS itu.
Sementara pemerintah Sri Lanka menuding kelompok radikal yang kurang dikenal sebelumnya, National Thowheet Jama'ath (NTJ).