Di Bogor 2 Petugas KPPS Meninggal, 4 Pingsan, Evha Kapok Jadi Petugas KPPS : 'Tidak Mau Ma'

Dibalik suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019 ada peran sejumlah petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara.

Editor:
(Grup Facebook Warkop to Mamasa)
Meme Kapok Jadi Petugas KPPS 

TRIBUNJAMBI.COM - Dibalik suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019 ada peran sejumlah petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara.

Peran petugas KPPS sampai harus meninggalkan keluarga dan ada juga yang meninggal dunia karena kelelahan.

Di Bogor 2 Petugas KPPS dinyatakan meninggal dunia dan 4 orang lain pingsan.

Di Kabupaten Mamasa, ada 9 orang yang tak tidur 1x24 jam.

Yakni 7 orang dan dua orang Linmas.

Mereka dituntut untuk hadir di TPS sebelum jam 7 pagi.

Nyaris tidak punya waktu untuk beristirahat mengejar waktu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab negara yang diemban selama sehari semalam.

Dibalik kerja keranya, ternyata tidak sebanding dengan apa yang dia dapatkan.

Tiga hari berlalu, honor KPPS yang diterima pun jadi keluhan.

Paslnya honor yang didapatkan tidak sebanding dengan tugas yang harus dikerjakan selama 1x24 jam.

Evha Alexa salah satunya, petugas TPS 2 Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Evha mengaku, saat bertugas di TPS masuk pagi pulang pagi.

Sementara honor yang ia dapat hanya Rp. 470.000.

Saking kesalnya, Evha memposting meme lucu di Grup Facebook Warkop to Mamasa dengan caption "Pergi Pagi Pulang Pagi".

Dalam foto itu tertulis 'Tidak Mau Ma' Jadi Anggota KPPS Lagi'.

Meme lucu dengan gambar seorang gadis menangis inipun mengundang berbagai tanggapan netizen.

Salah satunya Femmy Sajow, di kolom komentar Femmy mengnggap hal itu bagian dari pengabdian terhadap bangsa dan negara.

"Pengabdian kepada bangsa dan negara," tulis Femmy di Kolom Komentar.

Baca: Kronologi Ketua PPS di Banyumas Bobol 21 Kotak Suara, Bawaslu Masih Klarifikasi Pelaku dan Saksi

Baca: Pasal 6A ayat (3) UUD 1945-Tulisan Viral 51% Lebih Tak Dijamin Presiden, Refly Harun Membantah

Baca: Bocah Kelas 6 SD Hamili Siswi SMA Sampai Melahirkan, Berawal Dari Video Dewasa Sampai Rayu-rayu

Baca: Untuk Bumi Lebih Baik, Wakil Wali Kota Jambi Ajak Mahasiswa untuk Diet Kantong Plastik

Berbeda dengan Wiratama Yusuf. Ia terkesan menyesal lantaran honor yang di dapat tidak sebanding dengan yang ia kerjakan.

"Honor tidak seberapa, kerjanya luar biasa, seandainya bukan tugas negara, SA TINGGALKANMI," tulisnya.

Dikonfirmasi Via messenjer, Evha mengakui honor yang ia dapat memang tidak sebanding dengan tanggung jawabnya.

"Saya pergi pagi pulangnya pagi lagi," tutur Evha Sabtu (20/4/2019) siang.

"Honornya hanya sedikit," sambung Evha.

Evha juga mengaku, ke depan akan berpikir jika diberi tugas yang sama.

Di Bogor 2 Petugas KPPS Meninggal

Hingga H+2, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor Jawa Barat menyatakan, dua petugas meninggal dunia serta empat lainnya pingsan akibat kelelahan saat melakukan tahapan-tahapan Pemilu 2019.
"Iya betul, dua meninggal, empat pingsan," kata Komisioner KPU Kabupaten Bogor, Heri Setiawan, kepada Kompas.com saat dihubungi wartawan, Sabtu (20/4/2019).

Heri menyebut, kedua orang tersebut yakni Ketua KPPS di Desa Sukaharja Cijeruk, Jaenal (56), yang meninggal dunia pada hari pencoblosan Rabu (17/4/2019) petang dan Ketua KPPS di Desa Pabuaran Bojonggede Rusdiono (60) yang meninggal dunia pada hari Kamis (18/4/2019) malam.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, keduanya melakukan monitoring ke TPS di wilayahnya masing-masing. Sementara itu, petugas yang pingsan saat penghitungan suara di TPS 09 Desa Karya Mekar, Kecamatan Cariu yakni Iman Yusuf (26) dan Pendi (27).

Keduanya menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Sementara itu, Ketua KPPS Dede Adha pingsan di TPS Desa Cibatok, Kecamatan Cibungbulang dan Ketua PPK, Agung, tak sadarkan diri saat rapat di Kantor PPK, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Heri mengatakan, ada beragam faktor yang menjadi penyebabnya seperti kelelahan, kondisi cuaca, dan padatnya aktivitas packing kotak suara.

"Jauh sebelumnya memang diporsir seperti packing kotak suara di gudang apalagi gudang itu panas, ya mungkin ada petugas saat itu staminanya kurang bagus (sakit)," ujar dia.

"Kerja pemilu itu tidak hanya kerja otak tapi juga fisik karena dituntut untuk fokus pada tahapan pemilu yang harus dilalui karena kalau enggak siap pada tahapan itu akan berujung pada hari H-nya," kata dia lagi.

Ia menampik jika pihaknya tidak memeriksa kesehatan para petugas sebelum dilantik. KPU telah bekerja sama dengan Pemkab Bogor melalui Dinas Kesehatan untuk menerbitkan surat keterangan sehat. "Ada tes kesehatannya dicek dulu berat badannya, tensi darahnya setelah itu diterbitkan surat keterangan sehat jadi tidak ada penyakit bawaan," ucap Heri.

KPU Kabupaten Bogor Jawa Barat menyampaikan duka citanya atas sejumlah petugas yang gugur saat menjalankan tugas.

Pihaknya pun akan berupaya memberi bantuan setelah melakukan rekapitulasi penghitungan suara. "Saat ini kita masih fokus dulu rekapitulasi tapi pasti akan kami upayakan beri santunan karena ini memang konsekuensi pelaksanaan pemilu lima tahunan ini," kata dia.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Pergi Pagi Pulang Pagi, Honor KPPS di Mamasa Dikeluhkan, http://makassar.tribunnews.com/2019/04/20/pergi-pagi-pulang-pagi-honor-kpps-di-mamasa-dikeluhkan?

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved