Maulwi Diminta Jemput Soeharto di Markas Kostrad, Detik-detik Penyebab Soekarno 'Jatuh' dan Mengalah
Maulwi Saelan diperintahkan menjemput Soeharto. Detik-detik akhir pemerintahan Soekarno ini dituliskannya, mengalah untuk menghindari perang saudara
Maulwi Saelan diperintahkan menjemput Soeharto. Detik-detik akhir pemerintahan Soekarno ini dituliskannya, bagaimana mengalah untuk menghindari perang saudara.
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi pada akhir 1966, saat situasi politik masih panas.
Detik-detik akhir pemerintahan Soekarno ini dikisahkan Kolonel Maulwi Saelan dalam buku otobiografi, Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno.
Kolonel Maulwi Saelan merupakan pengawal setia Bung Karno yang juga menjabat Wakil Komandan Pasukan Elite Pengawal Presiden, Cakrabirawa.
Melansir intisari online, pada akhir 1966, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) meminta Bung Karno, selaku mandataris MPRS, memberi laporan pertanggungjawaban.
Baca Juga
Postingan Tajam Ranty Maria Tulis Annoying People, karena Tak Diundang Irish Bella & Ammar Zoni?
Perubahan Fisik Ani Yudhoyono Dikabarkan Annisa Pohan, Sang Mertua Drop & Sesak Nafas
Prabowo Batal Naik Kuda ke TPS: Saya Takut Banyak Wartawan, Sebut Target Menang Pemilu 63 Persen
Siapa sebenarnya Polwan Cantik Vani Simbolon? Foto sedang Bawa Senapan Beredar Jelang Pemilu 2019
Dukun Sakti dari Jambi Minta Hal yang Bikin Kaget Soekarno, Tolak Mobil Mewah
Bentuk pertanggungjawaban itu berupa pidato terkonsep di depan MPRS, yang hasil akhirnya akan ditentukan MPRS melalui rapat pleno.
Meskipun sebetulnya belum waktunya memberi pertanggungjawaban, Presiden tetap memenuhi permintaan itu melalui sebuah pidato berjudul “Nawaksara”.
Isi pidato itu memuat sembilan pokok kebijaksanaan Presiden pra-G30S. Namun, MPRS menolak.
Soekarno lalu melengkapi pidato pertanggungjawabannya itu dan menyampaikannya pada 19 Januari 1967, melalui Pelengkap Nawaksara.
Lagi-lagi, MPRS di bawah pimpinan Jenderal AH Nasution, satu-satunya jenderal yang selamat dari penculikan G30S, menolaknya.
Melalui TAP MPRS Nomor XXXIII/1967, MPRS mencabut kekuasaan Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden hingga pemilu diadakan.
Soekarno merelakan kekuasaannya direnggut lawan-lawan politiknya.

Pasalnya, sejak jauh hari Soekarno sadar, mempertahankan kekuasaan akan memerosokkan Indonesia ke dalam perang saudara.
"Dia tak mau Indonesia jadi Korea," ujar Kolonel Maulwi Saelan.
Jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Ingatkan Aturan di TPS,Tulis Keinginan Celupkan Lima Jarinya ke Tinta
Ustaz Yusuf Mansur Beri Klarifikasi Soal Unfollow Instagram UAS, Beda Pilihan & Dituduh Pengkhianat
Cinta Penelope Bisa Mati kalau Kanker Diangkat, Begini Kondisi Terakhir Artis Ini, Mengkhawatirkan
Yang dimaksud Maulwi “Indonesia jadi seperti Korea” adalah pecahnya perang saudara di Korea (1950-1953).
Akibat perang saudara itu, Korea terpecah menjadi dua negara: Korea Utara dan Korea Selatan.
Sebenarnya, dualisme kepemimpinan di Indonesia sudah mulai terjadi pasca-Gestapu.
Dibayang-bayangi Soeharto
Kekuasaan Presiden Soekarno dibayang-bayangi terus oleh Mayjen Soeharto.
Tak ingin terjadi perpecahan, di hari-hari yang menegangkan itu Maulwi memberanikan diri mengusulkan agar Presiden Soekarno melakukan pertemuan dengan Soeharto.

Soekarno setuju, lalu memerintahkan Maulwi menjemput Soeharto ke Markas Kostrad.
Dengan mengendarai jip, Maulwi menjemput Soeharto sendirian.
Ia membawa Seoharto ke Istana Merdeka untuk bertemu empat mata dengan Presiden Soekarno.
Maulwi tak pernah tahu apa yang mereka bicarakan.
Tapi tampaknya, dalam pertemuan itu, Bung Karno memilih mengalah kepada Soeharto.
Usai pertemuan, Maulwi kembali mengantarkan Soeharto ke Kostrad. Dan seperti biasa, Soeharto pun menutup mulutnya.

Namun sejarah menunjukkan, tak lama setelah pertemuan di awal tahun 1966 itu, Soeharto semakin berkuasa, menggeser Soekarno.
Kehilangan segalanya, termasuk hak asasi, tak membuat Soekarno menyesal apalagi mendendam.
Maulwi ingat suatu hari di Istana Batu Tulis, Bogor, Soekarno pernah berkata kepadanya: “Saelan, percayalah! Saya yakin bahwa nanti sejarah akan mengungkapkan kebenaran dan siapa yang sebetulnya benar, Soeharto atau Soekarno!”
Baca kisah-kisah sejarah RI di Tribunjambi.com. (*)
Subscribe Youtube
Dukun Sakti dari Jambi Minta Hal yang Bikin Kaget Soekarno, Tolak Mobil Mewah
Bibir Atas Ranty Maria Mendadak Perot, Terciduk Dinner Bareng Mischa Chandrawinata
Beneran Hamil? Perubahan Perut Syahrini Juga Disorot Reino Barack, Alami Perubahan Sejak Liburan
Kondisi Terkini Cinta Penelope yang Kena Kanker, Penyebabnya Kebiasaan Buruk Masa Lalu Seperti Ini
Misteri Asmara 2 Pria, Budi dan Aris Intim lalu Aziz Tak Tahan, Misteri Mayat Tanpa Kepala Terungkap