Mayat Dalam Koper
Isi Curhat Aris Sugianto Sebut Cinta Tak Terbalas, Ditolak! Ini Alasan Pelaku Mutilasi Budi Hartanto
Cinta tak sampai Aris Sugianto diduga yang melatarbelakangi dirinya nekat kemudian menghabisi nyawa guru honorer Budi Hartanto sampai memutilasinya
Pertimbangan ini berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang menyebut Budi Hartanto bergabung di komunitas pria yang memiliki kecenderungan seksual berbeda.
Polisi jauh hari sudah menduga pelaku pembunuhan disertai mutilasi bukan satu tapi dua orang dan mereka teman atau orang dekat korban.
Kehidupan sosial Budi Hartanto diketahui berdasarkan penurutan 11 dari 14 saksi yang dimintai keterangan dan mereka adalah teman-teman korban.
"Sementara tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi," ungkap Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Sabtu (6/4/2019).
Motif asmara di balik kasus ini semakin terungkap dan terang setelah polisi menangkap kedua pelaku.
Aris ditangkap polisi di Tol Dalam Kota Jakarta di dalam bus Puspa Jaya tujuan Bandar Lampung dan Ajip ditangkap di Kediri, sembilan hari pascapenemuan jasad korban.
"Sejak awal pelaku sangat mengenal korban. Keduanya diduga memiliki hubungan spesial dengan korban," ucap Barung di Polda Jatim, Jumat (12/4/2019).
"Kami membaca ada hubungan asmara antara pelaku dan korban," ia menambahkan.

Barung enggan membeberkan kisah asmara korban dan dua pelaku Aris dan Ajis.
Namun, ia hanya memastikan Aris dan Ajis merupakan teman dekat Budi Hartanto dalam sebuah komunitas yang sama.
"Bahkan (korban dan 2 pelaku) pernah memiliki hubungan spesifik dengan orientasi pada komunitas tertentu," terang Barung.
Sedikit informasi yang Barung bocorkan, jika korban sering berganti pasangan, "Almarhum banyak pacarnya."
Seperti korban, Aris menurut penurutan warga di dekat rumah orangtuanya, agak kemayu dan diketahui dari cara jalannya. (TribunJakarta.com/Surya/Tribun Jatim)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cinta Aris Sugianto Ditolak Guru Honorer Korban Mutilasi? Ini Ungkapannya di Facebook