Mayat Dalam Koper
Isi Curhat Aris Sugianto Sebut Cinta Tak Terbalas, Ditolak! Ini Alasan Pelaku Mutilasi Budi Hartanto
Cinta tak sampai Aris Sugianto diduga yang melatarbelakangi dirinya nekat kemudian menghabisi nyawa guru honorer Budi Hartanto sampai memutilasinya
Di hadapan N, Aris meminta maaf karena telah menjual kopernya seharga Rp 200 ribu untuk modalnya berjualan nasi goreng.
Memang benar, Aris membuka usaha nasi goreng di Desa Sambi, Ringinrejo, Kabupaten Kediri, tak lama membunuh Budi Hartanto.

"Bu, saya minta maaf kopernya saya jual laku Rp 200 ribu. Saya buat tambahan modal," ujar Aris menggunakan bahasa Jawa seperti ditirukan N.
Sebelum tubuhnya dibuang di Blitar, ponsel Budi Hartanto masih terdeteksi di Kediri sampai pukul 04.00 WIB.
Masih di hari yang sama, N melihat anak kedua dari tiga bersaudara itu membakar pakaian di depan rumah pukul 07.00 WIB.
N tak tahu pakaian siapa yang dibakar Aris, namun muncul dugaan milik Budi Hartanto.
Dua hari kemudian, kabar penemuan mayat tanpa kepala dan busana di bawah jembatan Karanggondang sampai ke telinga N.
Perasaan tak enak menghantui N apalagi setelah diperlihatkan oleh seseorang foto koper yang di dalamnya ada jasad Budi Hartanto.
"Dalam hati saya bilang, 'Itu koper milik saya.' Tapi saya belum sadar soal itu karena anak saya bilang kopernya dijual," lanjut N.
Belakangan ini, diakui N, Aris kerap berkata kasar termasuk kepadanya.
Di rumah N, Aris kerap mengumpulkan teman-teman prianya diduga satu komunitas pria kemayu dan tertawa keras seenaknya.
N tidak tahu apakah teman-teman pria Aris satu di antaranya adalah Ajis Prakoso yang ikut membunuh Budi Hartanto.

Asmara korban dan pelaku versi polisi
Polisi mengungkap fakta bahwa korban Budi Hartanto punya hubungan spesial dengan dua pelakunya, yakni Aris dan Ajis.
Dua hari setelah jasad guru seni tari itu ditemukan, polisi menyempitkan motif kasus pembunuhan ini bukan karena faktor ekonomi tapi asmara.