Mayat Tanpa Kepala di Koper
Begini Kondisi Potongan Kepala Budi Hartanto Guru Honorer Korban Mutilasi Ditemukan di Dam Sungai
Akhirnya potongan kepala korban mutilasi Budi Hartanto (28) ditemukan di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri
Terduga pelaku kata Barung sedang berada di suatu tempat dan berpindah-pindah, karena gencarnya pemberitaan media atas kasus pembunuhan ini.
"Yang diburu ini adalah benda dinamis, bukan benda statis sehingga bisa kapan saja berpindah-pindah tempat," jelasnya.
Baca: BREAKING NEWS Pembunuh Budi Hartanto (28) Ditangkap, Ini Identitasnya
Baca: Wijaya Saputra Kena Sindir Nia Ramadhani, Baru sebulan cerai udah diembat, Gisel Diam
Baca: 6 Dokter Cantik Ini Bikin Pasien Nggak Mau Pulang & Betah, Rela di Suntik walau Enggak Sakit!
Baca: Era Globalisasi, Pemkab Bungo Jalin Kerjasama dengan Universitas Mercu Buana Ciptakan SDM Siap Saing
Baca: Kecupan di Bibir dan Leher Istri Pertama Anggota DPRD, Buat Istri Kedua Berang Sampai Berseteru
Mengarah ke motif asmara
Dalam kasus ini, polisi menyebut kemungkinan besar pembunuhan guru sanggar tari di Kediri itu bermotif asmara, meski ada fakta barang-barang pelaku seperti motor pelaku juga hilang saat kejadian.
Budi yang berprofesi sebagai tenaga honorer dan instruktur tari itu diketahui tidak pulang ke rumah orang tuanya sejak Selasa (2/4/2019) malam.
Penyebab kepala dipotong
Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, penyidik menduga ada dua penyebab pelaku memutilasi mayat guru honorer Budi Hartanto yang ditemukan di dalam koper di Blitar.
Kemungkinan pertama, pelaku ingin menghilangkan jejak.
Sedangkan kemungkinan kedua, jika kepala tidak dipotong, maka tubuh korban tidak akan cukup jika dimasukkan dalam koper.
"Karena itu, pelaku harus memotong leher korbannya agar bisa dimasukkan dalam koper," katanya kepada wartawan, Senin (8/4/2019).
Sebelum korban meninggal dunia, kata Barung, korban sempat melawan dengan menangkis sabetan senjata tajam dengan tangan kanannya.
Itu dibuktikan dengan bekas luka yang ditemukan di tangan kanan korban.
Hasil pemeriksaan laboratorium forensik, sabetan itu tetap mengenai leher korban meski sempat ditangkis.
Terkait perlawanan dari korban, Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, mengatakan hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi.
Polisi masih mendalami semua bukti-bukti dan keterangan saksi terkait kasus itu. "Semua kemungkinan bisa terjadi, kami masih mendalaminya," ujarnya.