Sejarah Indonesia

Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan

Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Soeharto dan Benny Moerdany 

Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan

TRIBUNJAMBI.COM - Pengawal pribadi Presiden Soeharto Benny Moerdani sampai mengamuk dan menggebrak meja saat Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda

Ya banyak cerita dan sejarah Indonesia yang menarik untuk dibuka kembali. Satu diantaranya kisah Benny Moerdani sang pelindung Soeharto.

Bisa dikatakan, benny merupakan tangan kanan Soeharto saat ayah dari Tommy Soeharto itu menjadi Presiden RI.

Cerita yang menarik dibahas tentang sosok presiden ke-2 RI, Soeharto.

Sebagai tokoh intelijen yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan Panglima TNI, Benny Moerdani dikenal sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto yang sangat loyal.

Baca Juga:

Fasha Mengaku Sakit Perut Jika Cerita Soal Masalah BPJS Kesehatan, Ternyata Masalah Ini Penyebabnya

Ogah Pulang ke Belanda, Sosok Bule Ini Jadi Mualaf & Cetak Pasukan Mengerikan Kopassus di Indonesia

TUJUH Wanita Cantik Ini Bosan Main Film Dewasa, yang Nomor 5 Karena Divonis Penyakit Mengerikan

Presiden Jokowi pun Tanggapi Kasus Audrey, Minta Polisi Tindak Tegas, Pedangdut Via Vallen Merespon

Selain sebagai pengawal, ia bahkan dikenal sebagai agen rahasia yang siap menyerahkan nyawanya demi keselamatan Pak Harto.

Suatu kali pada akhir Agustus tahun1970-an, Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda dan akan menuju Istana Huis Ten Bosch, Den Haag, tempat keluarga Kerajaan Belanda menetap.

Kunjungan Pak Harto itu sebenarnya merupakan 'lawatan yang kaku' karena pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1970-an belum mengakui tanggal kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Pemerintah Belanda bahkan baru mengakui kemerdekaan RI pada 16 Agustus 2005 menjelang Indonesia merayakan peringatan kemerdekaan yang ke-60 tahun.

Kunjungan Pak Harto saat itu bahkan tidak disukai oleh Kerajaan Belanda mengingat di era Perang Kemerdekaan, Pak Harto sebenarnya merupakan musuh bebuyutan militer Belanda.

Benny Moerdani
Benny Moerdani 

Baca Juga:

Dua Desa Jadi Wakil Tanjab Barat di P2WKSS Provinsi Jambi, Ini Pesan Wabub Amir Sakib Agar Juara

Baby Lobster Senilai Rp 10,4 Miliar di Jambi Diterbangkan ke Pantai Pangandaran

Surat Suara Tercoblos 01 di dan Nasdem di Malaysia, Bawaslu Benarkan Soal Itu, KPU: Akan Dipecat!

Dua Anak Tewas Kesetrum di Rumah Kito Resort, Kurniawan Mengaku Tak Lihat Ada Mesin di Kolam Renang

Aparat keamanan Belanda yang secara psikologis terpengaruh oleh sikap Kerajaan Belanda bahkan hanya menyiapkan sistem pengamanan yang tidak maksimal sehingga bisa membahayakan keselamatan Pak Harto.

Menurut Benny, kunjungan Presiden Soeharto itu memang berisiko tinggi karena di Belanda masih banyak anggota simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) yang bisa membahayakan keselamatan Pak Harto.

Untuk memastikan keamanan Pak Harto, Benny kemudian memeriksa rute yang akan dilalui menuju Istana Huis Ten Bosch.

Rute itu ternyata rawan oleh ancaman tembakan sniper dari jendela-jendela bangunan sepanjang jalan dan adanya perempatan lampu merah yang rawan oleh aksi penyergapan bersenjata.

Benny Moerdani
Benny Moerdani

Hasil inspeksi itu kemudian dirapatkan oleh Benny bersama para agen rahasia dan aparat keamanan Belanda.

Intinya Benny meminta agar jendela-jendela di bangunan sepanjang jalan yang dilintasi Presiden Soeharto dijaga ketat, demikian pula perempatan lampu merah yang akan dilintasi juga harus disterilkan.

Tapi para agen rahasia dan aparat keamanan Belanda ternyata menolak permintaan Benny.

Akibatnya, karena merasa diremehkan, Benny pun mengamuk dan mendamprat para keamanan Belanda itu sambil menggebrak meja.

‘Kami hanya punya satu Soeharto! Apakah Anda bisa menjamin keselamatannya...!?’ bentak Benny dalam Bahasa Belanda seperti dikutip dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap.

Sebagai agen rahasia (intelijen) Benny memang dikenal mahir berbahasa Jerman, Belanda, Inggris, China, dan Bahasa Korea.

Baca Juga:

Bambang Berniat Rusak Mobil Rekannya Pakai Golok, Hakim: Hancurkan Mobil Itu Pakai Palu Bukan Golok

Kala Kopassus Duel dengan Marinir di Ibukota, Jakarta Memanas Hingga Benny Moerdani Datang Melerai

Polres Tanjab Barat Jambi Gagalkan Penyelundupan Baby Lobster Senilai Rp 10,4 Miliar ke Singapura

Sekda Budidaya Menutup Pelatihan Batik Tulis 3 in 1 Dekranasda

Para agen Belanda hanya bisa ketakutan berhadapan dengan Benny yang merupakan veteran perang RI dalam Perang Kemerdekaan dan Operasi Trikora melawan pasukan Belanda itu.

Tapi Benny tidak bisa berbuat banyak karena sedang berada di negara lain.

Apalagi pemerintah Belanda sendiri ternyata tidak begitu menyukai Pak Harto.

Namun, kekhawatiran Benny ternyata terbukti.

Suatu malam 31 Agustus 1970, sebanyak 33 anggota RMS bersenjata menyerbu Wisma Duta, rumah Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda.

Mujur Duta Besar RI,Taswin Natadiningrat yang pensiunan Letnan Jenderal lolos dari serbuan.

Atas aksi bersenjata anggota RMS yang ternyata tidak bisa dicegah oleh aparat keamanan dan agen rahasia itu, pemerintah Kerajaan Belanda pun sangat malu.

Baca Juga:

Banyak Jalan di Bungo Rusak, Wabub Akui Telah Anggarkan Rp 15 Miliar untuk Perbaikan

7 Fakta Baru Kasus Penganiayaan dan Pengeroyokan Audrey, Pelaku Diancam akan Dibunuh & Sifat Korban

Akun Audrey Dimention Ifan Seventeen, Lihat Ungkapan Ifan dan Jumlah Followers @niggaaarey Sekarang

Intelijen Belanda sendiri menjadi sadar bahwa apa yang disampaikan oleh Benny sambil marah-marah ternyata benar.

Rombongan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Istana Huis Ten Bosch pun kemudian mendapat pengawalan sangat ketat dan kunjungan tidak menggunakan kendaraan darat melainkan helikopter.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved