Pilpres 2019

Cara Kampanye Prabowo Buat SBY Beri Peringatan Keras, Ini Poin yang Serius DIsoroti: Itu Tidak Lazim

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengingatkan calon presiden nomor urut 02,

Editor: Tommy Kurniawan
Tribunnews/Jeprima)
Cara Kampanye Prabowo Buat SBY Beri Peringatan Keras, Ini Poin yang Serius DIsoroti: Itu Tidak Lazim 

Cara Kampanye Prabowo Buat SBY Beri Peringatan Keras, Ini Poin yang Serius DIsoroti: Itu Tidak Lazim

TRIBUNJAMBI.COM - Cara Kampanye Prabowo Buat SBY Beri Peringatan Keras, Ini Poin yang Serius DIsoroti.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengingatkan calon presiden nomor urut 02,

Prabowo Subianto, untuk mengedepankan kebhinekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) tadi.

Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat,

yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hassan dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Surat itu ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April 2019. 

"Saya menerima berita dari tanah air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar

atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, BapakPrabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya

apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," kata SBY dalam suratnya.

Baca: Jansen Sitindaon Politisi Demokrat Mendadak Viral Saat Debat Dengan Budiman Sudjatmiko,Ini Profilnya

Baca: Jedar dan Nia Ramadhani Sebut Hubungan Gisel & Wijin Hanya Gimmick, Bagaimana Sebenarnya?

Baca: Ibunda HBA Meninggal Dunia, Pemakaman Pagi Ini di Sarolangun

Dalam suratnya, SBY mengatakan, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat ia

meminta konfirmasi apakah berita yang ia dengar itu benar atau tidak.

Malam harinya, SBY mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari lingkaran

Prabowo Subianto, bahwa berita yang ia dengar itu mengandung kebenaran.

"Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran

kepada Bapak Prabowo Subianto, capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:"

"Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya)

tetap dan senantiasa mencerminkan 'inclusiveness', dengan sasanti 'Indonesia Untuk Semua' Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan,"

"Juga mencerminkan persatuan. 'Unity in diversity'. Cegah demonstrasi apalagi 'show of

force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa

ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim," tulis SBY.

SBY menekankan proses kampanye harus memosisikan kandidat sebagai pemimpin untuk semua pihak.

SBY mengingatkan, bahwa pemimpin yang mengedepankan permainan identitas akan menjadi pemimpin rapuh.

"Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada

diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus

terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'," tulis SBY.

SBY tak ingin masyarakat menjadi terbelah dan saling bermusuhan.

Menurutnya, banyak contoh negara menjadi hancur karena akibat konflik di masyarakatnya.

Oleh karena itu, SBY berpesan kepada Prabowo dan Jokowi untuk mengedepankan kampanye visi, misi, program kerja.

"Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-

saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa

yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin

Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya," tulis SBY.

SBY menekankan proses kampanye harus memosisikan kandidat sebagai pemimpin untuk semua pihak.

SBY mengingatkan, bahwa pemimpin yang mengedepankan permainan identitas akan menjadi pemimpin rapuh.

"Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada

diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus

terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'," tulis SBY.

SBY tak ingin masyarakat menjadi terbelah dan saling bermusuhan.

Menurutnya, banyak contoh negara menjadi hancur karena akibat konflik di masyarakatnya.

Oleh karena itu, SBY berpesan kepada Prabowo dan Jokowi untuk mengedepankan kampanye visi, misi, program kerja.

"Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-

saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa

yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin

Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya," tulis SBY.

Ia juga tak ingin Prabowo dikesankan sebagai sosok pembela Khilafah, sementara Jokowi dikaitkan dengan kelompok komunis.

 SBY menegaskan narasi itu menyesatkan.

"Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan indentitas dan ideologi yang kelewat

keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan

bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja," kata SBY.

Calon Presiden nomor urut 01 Prabowo Subianto saat memberikan orasi politik didepan masa pendukung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019). Pada orasi politik tersebut Prabowo mengajak pendukungnya untuk mencoblos dirinya.
Calon Presiden nomor urut 01 Prabowo Subianto saat memberikan orasi politik didepan masa pendukung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019). Pada orasi politik tersebut Prabowo mengajak pendukungnya untuk mencoblos dirinya. (Tribunnews/Jeprima))

Dibenarkan Demokrat

Keberadaan surat SBY ini dibenarkan Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Ia membenarkan SBY sempat mendapat kabar bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK hanya untuk kelompok identitas tertentu saja.

"Yang pasti surat tersebut ditujukan Pak SBYkepada tiga kader utama Partai Demokrat.

Di mana Pak SBY menerima laporan, kami sendiri tidak tahu laporan dari siapa yang sampai ke

beliau yang menyatakan bahwa kampanye didesain seolah diidentikkan dengan kelompok tertentu," kata Ferdinand kepada Kompas.com, Minggu.

Oleh karena itu,  SBY menginstruksikan kepada tiga elite Demokrat untuk meneruskan pesan

bahwa kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas.

"Dan beliau (SBY) menyampaikan ketiga kader tersebut untuk menyampaikan kepada panitia dan Prabowo, kalau itu benar, tidak boleh terjadi."

"Maka diminta kampanye harus se-nasionalis mungkin se-Indonesia mungkin dan se-bhinneka

mungkin untuk menunjukkan tuduhan ke Prabowo itu tidak benar," kata Ferdinand.

Ferdinand bersyukur kampanye akbar tadi sesuai harapan SBY.

Menurut dia, proses kampanye tadi sudah menunjukkan kebhinnekaan.

Sehingga, kata Ferdinand, kabar yang diterima SBY sebelumnya terbantahkan. (Kompas.com/Dylan Aprialdo Rachman)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved