Ketika Mantan Preman Jadi Letkol Kopassus, Pilihan Hidup antara Menjadi Bajingan atau Tentara
Siapa yang tidak kenal Kopassus? Satuan khusus TNI yang selalu menaik untuk diceritakan.
Detik-detik Perjuangan TNI Giring Gajah ke Hutan, Soeharto Larang Gunakan Senjata & Kuras Air Mata
Di kemudian hari keduanya bergabung dengan tim Operasi Khusus pimpinan Ali Moertopo.
Setiap kali ada operasi intelijen, dipastikan Agus terlibat dan berperan aktif di dalamnya.
Contohnya, Agus pernah terlibat dalam operasi Komodo yang merupakan persiapan menuju serangan Seroja di Timor-Timur.
Agus ditunjuk langsung oleh Kepala BAKIN kala itu, Letnan Jenderal TNI Yoga Soegama, untuk mencari informasi mengenai keberadaan pos-pos musuh dan menentukan "dropping zone" yang aman.
Baca: Desa Award, Bupati Bungo Siapkan Penghargaan untuk Desa Terbaik Lakukan Transparansi
Baca: Ikut Terpilih Jadi Wakil Rakyat Terbaik 2019, Ini Tanggapan Bakri
Salah satu informasi menarik yang terungkap dalam buku Legenda Pasukan Komando adalah medali "Bintang Sakti" yang kemudian diterima Agus pada 1987.
Penghargaan itu terkait dengan keberaniannya menanggung derita saat dipaksa membocorkan informasi di Papua pada 1962.
Saat itu yang menerima medali paling bergengsi dari Presiden Soekarno itu cuma Benny dan Untung.
Bintang Sakti diberikan kepada Agus setelah mendapat kesaksian akan keberanian Agus dari perwira Belanda yang pernah menawannya.
Kesaksian disampaikan kepada Benny Moerdani yang saat itu menjabat Panglima ABRI dan berkunjung ke Belanda.
"Saya selalu teringat sosok Pak Agus yang pemberani itu, khususnya jika sedang tugas di hutan Timtim. Keteladanan Pak Agus selalu melekat pada saya," kata mantan Wakil KSAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang memberikan testimoni dalam buku tersebut.
Kisah Agus sendiri juga tetap diingat oleh Presiden Soeharto sehingga setiap kali bertemu, Presiden RI kedua itu selalu menanyakan kondisi kaki Agus.
Selama hidupnya, Agus mengabdi kepada bangsa dan negara sejak masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam Divisi Brawijaya di Malang.
Dia kemudian bertugas di Batalion Andi Mattalatta di Makasar, Sulawesi Selatan, RPKAD (Kemudian menjadi Koppasus), Operasi Pasukan Khusus (Opsus) di bawah Kostrad, menjadi Opsus di bawah Bakin, dan terakhir di Pusintelstrat Hankam (kemudian bernama Bais ABRI).
Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.
Ia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Disisi lain, Benny Moerdani ternyata masih tidak terima dan marah terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.
Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada tahun 1985.
Baca: Nelayan Masih Menggunakan Trol, Ini Sanksi yang Diterapkan Pemerintah Provinsi Jambi
Seperti dilansir dalam buku 'Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto
Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.
Sebelum acara dimulai, ia beristirahat di ruang Komandan Kopassus Brigjen Sintong Panjaitan.
Di sana ada pula KASAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD Letjen TNI Edi Sudrajat dan Wakil Komandan Kopassus Kolonel Kuntara.
Ada kejadian mengejutkan di ruangan yang sedang ditempati para perwira tinggi TNI itu.
Saat Brigjen Sintong memberikan baret merah kehormatan Kopassus, Benny membanting baret itu ke meja dan akhirnya jatuh di lantai.
Kabar Terkini Ani Yudhoyono Diungkap Menantu SBY, Keluar dari ICU Tubuh Diselimuti Kain Warna Putih
Sontak orang-orang di ruangan itu terkejut saat melihat Benny begitu emosi dan berwajah seram.
Namun pada akhirnya Benny bersedia mengenakan baret itu dan mengikuti acara.
Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.
Baca: Bupati Masnah Hadiri Kegiatan Gebyar Hari Anak Nasional Tingkat Kecamatan Bahar Utara
Baca: Viral di Media Sosial, Putra Bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep Kenakan Kaos Bergambar Prabowo, Nah Lo?
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perjuangan Mantan Preman Jadi Prajurit Kopassus, Sempat Ditolak Karena Berpenampilan 'Sangar', http://surabaya.tribunnews.com/2019/04/07/perjuangan-mantan-preman-jadi-prajurit-kopassus-sempat-ditolak-karena-berpenampilan-sangar?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Adrianus Adhi