Rumah Bergoyang, Ibu Kaget Ternyata Anak Gadis Berhubungan Intim Dengan Paman di Ruang Tamu

Seorang Ibu di Palembang Merasakan Rumah Tiba-tiba bergoyang saat malam hari.

Editor:
ist
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang Ibu di Palembang Merasakan rumah tiba-tiba bergoyang pada malam ahri.

Peristiwa rumah tiba-tiba bergoyang itu ternyata ada peristiwa mengejutkan sekaligus memilukan.

Anak gadis yang masih remaja ternyata dicabuli  paman kandung sendiri di ruang tamu.

MR (20), warga Kuto Batu, Kecamatan IT II Palembang diduga telah mencabuli
keponakannya sendiri yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP, FF (12).

Dilansir Sripo (Tribun Jambi Network) Kejadian ini terungkap, setelah kedua orangtua FF mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, untuk melaporkan MR karena tak terima anaknya sudah dicabuli, Rabu (3/4).

Dari keterangannya saat melapor Tina (36) menuturkan, kejadian yang dialami anaknya terjadi pada Selasa (2/4), sekitar pukul 22.15.

Baca: Kalahkan Southampton, Liverpool Kembali Puncaki Klasemen

Baca: Begini Aturan Hitung Cepat atau Quick Count Pilpres 2019,Berikut 33 Lembaga Survei Terdaftar di KPU

Baca: INI Profil Indikator Politik Indonesia, Masuk Daftar 33 Quick Count Pemilu 2019

Baca: Harga Baru, Sebelum Beli Motor Yamaha NMAX Atau Yamaha PCX, Bandingkan Dulu Mana Yang Paling Murah

Baca: Prabowo Subianto Dikabarkan Sakit, Ini Penjelasan Cawapres Sandiaga Uno : Hanya Kelelahan

Dimana saat itu dirinya sedang berada di kamar ketika hendak tidur. Namun, tiba-tiba dia merasakan rumah dalam keadaan bergoyang.

"Saya hendak tidur pak. Lalu rumah saya ini terasa bergoyang. Penasaran saya intip dari pintu kamar dan melihat dia (adik kandung saya) sedang menyetubuhi anak gadis saya yang sedang tidur di lantai ruang tamu," ungkapnya, terlihat masih kesal.

Mengetahui perbuatan sang adik, ia pun langsung keluar dan berteriak 'kau apoke anak aku'. (Kau apakan anak saya) Kemudian, MR langsung lari masuk ke dalam kamarnya.

"saya pergoki pak, saya lihat celana dalam anak saya sudah tidak pada posisinya lagi (melorot) ke bawa. Saya tidak terima anak gadis saya dibegituin, makanya saya mengadukannya ke polisi," katanya.

Sementara, Kasat Reskrim Kompol Yon Edi Winara melalui Kanit III SPK Polresta Palembang, Ipda Herison, membenarkan adanya laporan dugaan tentang persetubuhan terhadap anak yang dilakukan oleh kerabatnya
sendiri.

" laporan sudah kita terima, korban juga sudah kita minta untuk melakukan visum, guna melengkapi bukti nantinya laporan ini akan ditindaklanjuti oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Polresta Palembang," katanya.

Paman Cabuli Bocah SD Hingga Hamil

Kejahatan seksual serupa juga pernah terjadi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Dilansir Tribunjabar paman tega mencabuli dua orang keponakannya yang masih berusia 13 tahun dan duduk di bangku SD kelas 6.

Kedua keponakannya ini merupakan saudara kembar, sebut saja korbannya A dan B.

Ironisnya, satu di antaranya sampai hamil akibat pencabulan yang dilakukan pamannya tersebut.

Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana yang ditemui Tribun, mengungkapkan bahwa korban yang hamil saat ini telah melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Kota Pontianak.

Korban telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg, sementara itu sang saudara kandung masih berada di Kecamatan Batu Ampar.

Devi mengungkapkan bahwa kasus ini pertama kali terkuak saat korban A (sebelumnya inisial AT,red) yang saat ini telah melahirkan ditanyai oleh guru kelasnya yang merasa curiga bahwa perut dari sang siswi semakin hari semakin membesar.

Sang guru pun bertanya kepada A dan kemudian sang guru yang curiga melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.

Mengetahuinya hal itu, Devi menerangkan bahwa pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan, dan menanyai korban, serta dilakukan tes kehamilan.

Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat dari sang paman yang mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.

"Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian, atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil," ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa kedua korban tinggal bersama dengan sang ibu dan pamannya yang berinisial SD (23) serta keluarga yang lain di rumah warisan keluarga sang ayah, yang mana sang ayah dari korban saat tidak diketahui dimana rimbanya.

"Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah," ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa dirinya telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.

"Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,"ungkapnya.

Ia pun bersyukur, sang korban telah melahirkan sang anak dengan selamat.

Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa korban masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

"Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, tali takut ada penyakit lain,"ungkap nya.

Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.

Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.

"Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya,"ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa, kejadian saat ini, dengan lahirnya sang anak dari korban kedua bukan lah klimaks / puncak dari kasus ini. Namun, ujian bagi korban akan lebih besar setelah ini.

Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban agar korban bisa tetap kuat, dan pihaknya juga akan menyiapkan sekolah bagi korban agar tetap bisa lanjutkan pendidikannya.

Meraung Kesakitan

Siswi SD di Kalimantan Barat, A (13) melahirkan anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg dan panjang 46 cm.

Proses melahirkan dilakukan dengan cara operasi Caesar.

Kasus kejahatan seksual yang menimpa siswi SD kelas enam ini pertama kali terkuak saat korban A ditanya guru kelasnya yang merasa curiga bahwa perut dari sang siswi semakin hari semakin membesar.

Sang guru pun bertanya kepada A dan kemudian sang guru yang curiga melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.

Mengetahui hal itu, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan, dan menanyai korban, serta dilakukan tes kehamilan.

Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat dari sang paman yang mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.

"Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil," ungkap Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana kepada Tribun Pontianak.

Ia mengungkapkan bahwa kedua korban tinggal bersama dengan sang ibu dan pamannya yang berinisial SD (23) serta keluarga yang lain di rumah warisan keluarga sang ayah, yang mana sang ayah dari korban saat tidak diketahui dimana rimbanya.

"Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah," ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa dirinya telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.

"Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,"ungkapnya.

Diapun bersyukur, sang korban telah melahirkan sang anak dengan selamat.

Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa korban masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

"Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, takut ada penyakit lain," ungkap nya.

Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.

Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.

"Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya," ungkapnya.

Tidak hanya A yang menjadi korban. SD (23) juga diduga melakukan tindakan tak manusiawi itu kepada ponakannya yang lain inisial B.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved