VIRAL - Dua Bule Selamatkan Kucing yang Akan Dipanggang di Pasar Tomohon Manado

Dua bule menyelamatkan kucing-kucing yang hendak dipanggang hidup-hidup di Pasar Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.

Editor:
Suar/Net
Pasar Hewan Tomohon 

TRIBUNJAMBI.COM - Dua bule menyelamatkan kucing-kucing yang hendak dipanggang hidup-hidup di Pasar Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.

Setelah dibakar, daging kucing itu biasanya akan dijual dan dijadikan santapan.

Seperti dilaporkan Tribun Manado, dua bule itu adalah Sebastian Margenfeld, pendirii dan direktur Forderverein Animal Hope and Wellness e.V Germany dan Davide Acito, Direktur Action Project Animal yang juga perwakilan Elisabetta Franchi Foundation.

Usai diselamatkan dari para penjual di Pasar Beriman Tomohon, hewan-hewan ini dibawa ke shelter Animal Friends Manado Indonesia.

Lantaran kondisinya yang memprihatinkan, dokter hewan di shelter ini langsung memberikan perawatan.

Sebastian Margenfeld mengatakan, ia tahu bahwa menyelamatkan beberapa hewan bukanlah solusi untuk mengatasi masalah ini, bukan solusi dari perdagangan daging anjing dan kucing.

"Tapi kami berharap dengan melakukannya kami bisa membangun rasa kepedulian dan merupakan contoh bagi yang lain akan tindakan cinta dan kasih sayang serta keadilan bagi semua mahluk ciptaan Tuhan," kata dia yang memperjuangkan kesejahteraan hewan bersama salah seorang anggota parliament Europa MdEP Stefan Bernhard Eck.

Satu hal yang sangat menarik bagi dia adalah reaksi dari orang-orang yang ada di sekitar pasar yang memujinya dengan tepuk tangan saat melakukan penyelamatan.

"Saya tahu bahwa sudah banyak juga masyarakat yang berpikir dan merasakan hal yang sama yang sama dengan kami," katanya.

Davide Acito mengatakan, tujuan utama dari organisasinya adalah kerja sama, informasi dan tindakan nyata.

Sementara filosofinya adalah menyebarkan rasa belas kasih sayang kepada semua mahluk hidup ciptaan Tuhan.

"Kami kagum melihat orang-orang bertepuk tangan saat kami menyelamatkan kucing-kucing itu. Ini adalah pertanda yang baik bahwa ada sesuatu yang berubah dan kita harus melanjutkan ke arah ini," katanya.

Lebih dari itu, Davide berterima kasih atas kerja sama yang baik dari mitra organisasi Animal Friends Manado Indonesia dan Pemerintah Kota Tomohon yang telah mendukung sejak awal.

"Ini adalah satu-satunya kunci keberhasilan dalam membuka pintu perubahan menuju ke arah yang lebih baik," jelasnya.

Direktur AFMI Anne Parengkuan Supit mengatakan, rescue hewan dari pasar bukanlah bagian dari program kerja Animal Friends Manado Indonesia karena dengan melakukannya malah akan memperlancar proses perdagangan ini.

"Dan itu tidak baik dalam mengedukasi masyarakat. Namun di sisi yang lain tindakan itu juga perlu untuk tujuan membangkitkan kepedulian," katanya.

Baca: Putusan Gubernur, Zamzami Kembali Aktif di DPRD Merangin, KPU Coret Namanya dari DCT

Baca: VIDEO Pengakuan Duo Semangka Diberi Minum & Hampir Diperkosa hingga Tarif Video Call Sex

Baca: Tante-tante di Minahasa Sandera Jokowi untuk Ajak Selfie, Sang Idola Dicegat 9 Kali di Jalan

Baca: Buruan Daftar, 19 Perguruan Tinggi Kedinasan Terima Siswa Baru, Lulus Otomatis Jadi PNS

Baca: 2 Remaja di Padang Mesum Dalam Posisi Ini, Dihajar Massa Hingga Rahang Bonyok, akan Dinikahkan


Aksi dua bule ini juga viral di Instagram @makassar_iinfo.

Bahkan, dalam postingan itu disebutkan bahwa salah satu dari bule baik itu bilang bahwa dirinya tidak akan pergi sampai pemerintah turun tangan.

Komentar-komentar yang menyertai postingan itu sebagian besar mengutuk aksi memakan daging kucing.

“Kurang enak apa sih daging sapi?” tanya pengguna Instagram @putrips.23.

“Dengar suaranya ngeong-ngeong aja sudah enggak tega [emoticon menanngis],” tulis pengguna akun @shifasnurl.

Sekitar September 2018 lalu, muncul foto-foto yang memperlihatkan bagaimana kejamnya para pedagang di pasar memperlakukan para anjing dan kucing di Tomohon, Sulawesi Utara.

Dalam foto-foto yang dirilis tersebut terlihat orang-orang memegang hewan tersebut dengan cara terbalik (memegang kaki). Lalu membunuh mereka.

Tidak hanya itu, para aktivits juga marah karena cara pedagang memperlakukan anjing dan kucing jauh dari regulasi kesehatan yang sudah ditetapkan.

Lola Webber dari DMFI, mengatakan bahwa setiap anjing dan kucing yang dia dan timnya lihat di pasar Tomohon diperlakukan sangat ekstrim. Seperti dibakar padahal jelas mereka masih hidup.

"Ini adalah kekejaman paling mengerikan yang telah kami saksikan sejauh ini.”

"Kami juga melihat banyaknya darah yang tercecer. Padahal ada banyak orang (penduduk lokal dan turis internasional di sana.”

Baca: Tekan Konektivitas Antar Wilayah Tetap Jadi Prioritas Pembangunan, Bupati Safrial Beberkan Tujuannya

Baca: Syahrini: Uhh Enak Ya Suami Aku, Inces Sindir Setan Benci Orang yang Menikah, Sindir Nikita Mirzani?

Baca: Syahrini: Uhh Enak Ya Suami Aku, Inces Sindir Setan Benci Orang yang Menikah, Sindir Nikita Mirzani?

Baca: Tekan Konektivitas Antar Wilayah Tetap Jadi Prioritas Pembangunan, Bupati Safrial Beberkan Tujuannya

Baca: Jarang Diekspose, Inilah Keluarga Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia, Suami, Putri Cantik Hingga Cucu

“Kami takut tempat ini bisa menyebabkan orang lain terinfeksi penyakit seperti rabies.”

“Oleh karena itu, kampanye kami ini bertujuan untuk menutup perdagangan mengerikan ini.”

Diketahui petisi global DMFI juga telah ditandatangani oleh lebih dari 940.000 pecinta hewan dari seluruh dunia.

Bahkan lebih dari 90 selebriti termasuk Cameron Diaz, Simon Cowell dan Ellen DeGeneres telah menandatanganinya.

Tambahan informasi lain, 25 dari 34 provinsi di Indonesia sudah menjamin status bebas rabies di tempat mereka. Termasuk di Jakarta.

Namun Dr. Katherine Polak dari DMFI mengatakan selama pasar daging anjing dan kucing di Sulawesi Utara terus melakukan kekejaman ini, bukan tidak mungkin upaya pemerintah Indonesia untuk menjamin status bebas rabies akan gagal.

"Jutaan warga negara Indonesia dan wisatawan global bisa berisiko terkena penyakit,” ucap Dr. Katherine.

Dilansir Tribunmanado sebenarnya Pasar Beriman Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara terkenal menjajakan daging hewan yang dianggap kalangan tertentu ekstrem untuk di konsumsi.

Satu di antaranya daging kucing. Di pasar ini, daging kucing untuk konsumsi dibandrol Rp 100 ribu per ekor untuk ukuran besar. Daging kucing memang cukup populer menjadi hidangan lauk.

"Kalau sedang bisa Rp 75 ribu sampai 80 ribu. Yang kecil lebih murah lagi," ujar salah seorang Pedagang daging ketika ditemui Tribun Manado di lapak daging Pasar Beriman Tomohon.

Daging Kucing yang diperjual belikan itu sudah di keluarkan bulu-bulunya. Biasanya sebelum diolah bulu-bulu kucing dibakar terlebih dahulu.

Menurut Si pedagang, daging kucing dipasok dari luar daerah.

Selain kucing dijajakan pula daging anjing dan kelelawar.

Daging anjing biasanya dihitung per kilogram. Harga sekilo yakni Rp 30 ribu.

Sementara daging kelelawar dijual paketan. 5 ekor kelelawar dijual Rp 50 ribu

Beragam daging satwa liar lumrah ditemukan di Pasar Beriman, yang terletak di sebelah selatan Kota Manado.

Dilansir BBC setiap hari Sabtu, Pasar Beriman berubah menjadi 'pasar ekstrem' tempat Anda bisa menemukan berbagai jenis daging yang tak biasa ditemukan di tempat lain: sebut saja soa-soa (biawak), babirusa, dan bahkan hewan dilindungi seperti monyet hitam alias yaki.

Hampir semua paniki yang diperdagangkan di Pasar Tomohon berasal dari luar Sulawesi Utara, kata para pedagang.
Masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara memang terkenal sebagai 'pemakan segala'.

Reputasi itu berasal dari kebiasaan mereka menyajikan hidangan yang disebut 'daging unik' untuk memeriahkan suasana saat merayakan hari-hari besar atau acara khusus, seperti ulang tahun atau pernikahan.

Istilah 'daging unik' mencakup beragam daging yang diperoleh dari hewan liar atau tidak terdomestikasi.

Kelelawar, tikus ekor putih, dan ular piton merupakan hewan liar yang paling sering diperdagangkan di pasar tradisional. Ketersedian ketiga satwa liar itu yang melimpah membuat harganya paling murah dibanding 'daging unik' lainnya.

Berkilo-kilogram daging kelelawar diperdagangkan di Pasar Beriman setiap hari dan jumlah itu melonjak drastis menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru, kata Michael, seorang pedagang daging kelelawar di Pasar Beriman.

Dengan menjual satu ekor paniki seharga Rp35.000 sampai 50.000, tergantung ukurannya, rata-rata pendapatan Michael mencapai Rp200-300.000 per hari namun menjelang Natal atau Tahun Baru bisa melonjak sampai Rp10 juta.

"Kalau saya jual 500 kilo, dikali Rp50.000 itu bisa Rp25 juta. Itu modalnya. Dia bisa laku di kisaran Rp35 juta," kata Michael.

Dari luar daerah

Meski 'daging unik' hanya bisa ditemukan di Sulawesi Utara, ternyata hampir semuanya berasal dari luar daerah. Menurut Michael, umumnya daging-daging itu dibawa dari Makassar, Kendari, Palu, Gorontalo, bahkan Kalimantan.

"Di Tomohon sudah habis," kata Atox, pedagang daging babi di Pasar Beriman ketika diwawancarai BBC Indonesia.

Survei terhadap perdagangan paniki pada 2015, menemukan bahwa terdapat tujuh pasar besar di Sulawesi Utara yang menawarkan daging satwa liar selain Pasar Beriman di Kota Tomohon.

Sebanyak 38% daging kelelawar hitam di pasar-pasar tersebut berasal dari Sulawesi Selatan sedangkan 56% berasal dari provinsi lainnya di Sulawesi dan 6% dari Kalimantan.

Pasar Hewan Tomohon
Pasar Hewan Tomohon (Suar/Net)

Frank Delano Manus, bersama AFMI, menyelamatkan beberapa hewan dari Pasar Tomohon.
Kasusnya serupa untuk ular piton, menurut Frank Delano Manus, warga Tomohon sekaligus pegiat Animal Friends Manado Indonesia (AFMI).

Frank mengungkap bahwa berdasarkan keterangan dari pedagang di pasar, setiap dua pekan orang-orang yang disebut transporter membawa satu ton ular piton -dalam keadaan hidup atau mati- dari pengepul di luar daerah. Ular-ular tersebut diangkut dengan mobil pikap, dan kemudian disalurkan kepada para pedagang di pasar.

Kendati AFMI berfokus pada penyelamatan dan perawatan satwa domestik, sesekali mereka juga menyelamatkan satwa liar, termasuk ular. Frank mengatakan beberapa pedagang memberikan ular-ular yang kebetulan masih hidup kepada AFMI untuk direhabilitasi dan dilepas kembali ke alam.

Saat kedatangan BBC Indonesia pada pertengahan November, AFMI tengah merehabilitasi 10 ekor ular piton dan tiga diantaranya merupakan spesies endemik di Kalimantan.

"Karena bukan endemik Sulawesi jadi kita tidak bisa release atau lepas liar kembali di sini. Kita lihat caranya bagaimana, mungkin memang mau dikirim kembali ke sana (Kalimantan) tapi sulit sekali... masih bisa dikategorikan tidak mungkin untuk kita kirim kembali ke sana," kata Frank.

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved