Kisah Militer
31 Maret 1981, Diejek Seperti Pasukan Piknik, 3 Menit Operasi Woyla Kopassus Ini Bungkam Media Asing
Operasi Woyla, saat personel Kopassandha atau kini bernama Kopassus melumpuhkan para teroris yang menyandera pesawat Garuda Indonesia
Menit-menit berikutnya terdengar raungan sirine ambulans mendekati pesawat yang sudah tiga hari lebih terparkir di landasan.
Beberapa orang segera diangkut ke rumah sakit. Sebuah bus kemudian datang menjemput para sandera.
Seluruh penumpang selamat.
Pukul 03.20, ambulans terakhir meninggalkan lokasi kejadian. Letnan Satu (Anumerta) Achmad Kirang dan Kapten Pilot Herman Rante meninggal saat dirawat di rumah sakit.

Atas jasanya dalam operasi pembebasan sandera itu, Kirang yang saat itu berpangkat capa (calon perwira) mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat istimewa dua tingkat, prajurit para komando lainnya juga mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat satu tingkat.
Pembajakan pesawat GA-206 rute Palembang-Medan –kemudian dibelokkan ke Bangkok setelah mengisi bahan bakar di Penang (Malaysia)— itu bermotif tuntutan pembebasan beberapa orang yang ditahan karena terlibat pembunuhan empat anggota polisi dalam Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat.
Para pembajak juga menuntut tebusan 1,5 juta dollar AS.Kompas mencatat dua kali peristiwa pembajakan pesawat maskapai Indonesia sebelumnya.
Pertama, pesawat jenis Vickers Viscount milik Merpati Nusantara Airlines rute Surabaya-Jakarta, dengan nomor penerbangan 171, pada 5 April 1972 di Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta.
Kedua, pesawat DC-9 milik Garuda dengan nomor penerbangan GA-488 dari Jakarta menuju Surabaya, 5 September 1977.

Sumber: Kompas, Kamis, 6 April 1972, halaman 1, Kompas, Selasa, 6 September 1977, halaman 1, Kompas, Minggu, 29 Maret 1981, halaman 1, Kompas, Selasa, 31 Maret 1981, halaman 1, Kompas, Rabu, 1 April 1981, halaman 1, Kompas, Jumat, 3 April 1981, halaman 1, Kompas, Sabtu, 4 April 1981, halaman 1.
Artikel Ini telah Tayang di Kompas.id