'Penyihir Malam' Kehilangan 32 Pilot di Perang Dunia II: Wanita Pengebom Bikin Ciut Nazi
TRIBUNJAMBI.COM--Para Penyihir Malam menghias pesawat-pesawat mereka dengan bunga-bunga
TRIBUNJAMBI.COM--Para Penyihir Malam menghias pesawat-pesawat mereka dengan bunga-bunga dan mengecat bibir mereka dengan pensil navigasi.
Lalu mereka menimbulkan ketakutan di hati Nazi.
Para wanita dari Resimen Pengebom Malam 588 dari Pasukan Udara Soviet lebih dikenal sebagai Penyihir Malam.
Mereka tidak memiliki radar, tidak ada senapan mesin, tidak ada radio, dan tidak ada parasut.
Baca: Peran Serta Masyarakat Bahu Membahu Menjadi Kunci Sukses Kegiatan TMMD ke 104
Yang mereka miliki hanyalah sebuah peta, kompas, penggaris, stopwatch, lampu senter, dan pensil.
Namun mereka berhasil menyelesaikan 30.000 serangan bom dan menjatuhkan lebih dari 23.000 ton amunisi untuk memukul tentara Jerman selama empat tahun pada Perang Dunia II.
Skuadron Penyihir Malam yang semuanya perempuan adalah hasil keinginan perempuan di Uni Soviet yang ingin terlibat aktif dalam upaya perang.
Baca: 3 TKA Diduga Ilegal yang Didapati di Perusahaan Bahan Baku Pensil, Masih Diperiksa Tim Pengawas
Sejak awal perang, Kolonel Marina Raskova , seorang pilot yang dikenal sebagai "Soviet Amelia Earhart," mulai menerima surat dari wanita yang ingin terlibat.
Raskova menanggapi permohonan mereka dengan serius dan mengajukan petisi kepada Joseph Stalin untuk dapat mengorganisir resimen pilot wanita untuk berperang melawan Jerman.
Dan pada Oktober 1941, Stalin mengabulkan permintaannya dan memerintahkan pembentukan tiga regu udara yang semuanya perempuan.
Baca: Inilah Sosok Anak Haji Isam yang Pernah Ngamuk ke Syahrini, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Pada akhirnya, satu-satunya pasukan udara yang secara eksklusif berisi wanita adalah Resimen Pembom Malam ke-588 (Penyihir Malam), dari pilot komandan hingga mekaniknya adalah perempuan.
Maka, pada tahun 1942, kumpulan resimen mulai melanjutkan di Engels, sebuah kota kecil dekat Stalingrad.
Terbang ke pertempuran menggunakan Crop Dusters
Para wanita muda itu kemudian diberikan seragam yang kebesaran dan peralatan yang sudah ketinggalan zaman.
Baca: Klub Liga Spanyol Ini Dituntut DC Comic, Logo Kalelawar Ultah Seabad Mirip dengan Milik Batman
Pesawat-pesawat mereka juga tidak pernah dimaksudkan untuk pertempuran.
Pesawat ini, Polikarpov Po-2 dengan dua tempat duduk dan kokpit terbuka membuat mereka kedinginan.
Selain itu, pesawat-pesawat ini memiliki banyak kerugian, karena lambat dan sangat mudah terbakar.
Namun, mereka menawarkan beberapa keunggulan praktis.
Baca: Diklat 40 Hari Dinilai Terlalu Mudah, Guru Harus Kuliah Satu Semester untuk Dapatkan Sertifikasi
Salah satunya adalah karena konstruksinya yang primitif sehingga sulit dideteksi radar musuh.
Dan ketika pilot mendekati target mereka, pilot akan mematikan mesin mereka untuk meluncur ke arah target yang tak menyadarinya.
Kecepatan meluncur mereka sangat lambat sehingga mereka menempuh setengah kecepatan penerjun payung.
Dan di tanah, Jerman hanya memiliki sedikit peringatan kecuali suara pesawat dalam mode "siluman" ketika mereka meluncur di atas target mereka.
Baca: PILOT Klaim Temukan Bangkai Pesawat MH370 di Belantara Kamboja: Telepon Misterius Berdering
Penyihir malam yang menginspirasi
Cara para pilot menggunakan teknik meluncurnya mengingatkan para tentara Jerman akan sapu penyihir sehingga mereka menyebut penyerang itu sebagai Penyihir Malam.
Orang-orang Jerman menjadi sangat takut sehingga mereka menolak untuk menyalakan rokok mereka di malam hari agar tidak menarik perhatian Penyihir Malam.
Resimen ke-588 mendengar tentang nama panggilan mereka dan mengadopsinya sebagai lencana kebanggaan.
Baca: BEGINI Ekspresi Lucinta Luna yang Ditanya Soal Buku Nikah dari Pernikahannya dengan Pria Filipina
Orang-orang Jerman sangat kagum dengan keterampilan yang luar biasa dari Penyihir Malam sehingga mereka menyebarkan desas-desus tentang pemerintah Soviet meningkatkan penglihatan para wanita dengan obat-obatan eksperimental untuk memberi mereka semacam penglihatan kucing di malam hari.
Sadar akan kelemahan teknis mereka, para Penyihir Malam hanya terbang di tengah malam.
Dan mereka selalu terbang dalam kelompok tiga: dua pesawat akan bertindak sebagai umpan dengan menggambar lampu sorot serta tembakan.
Baca: Agus Berkaca-kaca Rumahnya yang Tak Layak Huni Direhab Personel TNI Program TMMD ke-104 Kerinci
Kedua pesawat kemudian akan pergi ke arah yang berlawanan, dan berputar dengan liar untuk menghindari serangan.
Kemudian pesawat ketiga akan terbang dalam kegelapan untuk menuju sasaran dan menjatuhkan bom.
Tidak dibutuhkan sihir
Penyihir Malam memanfaatkan kecepatan lambat mereka yang memberi mereka kemudahan manuver yang lebih besar.
Baca: Sebentar ke Warung, Pulang-pulang Pria Ini Dapati Istri dan Temannya Keluar dari Kamar Mandi
Selanjutnya, pesawat yang dikirim melawan mereka terbang dengan kecepatan yang jauh lebih cepat.
Jadi Jerman hanya memiliki jendela waktu yang sangat kecil untuk membalas tembakan sebelum mereka harus berbelok untuk lari.
Para Penyihir Malam memanfaatkan waktu ini untuk melarikan diri ke kegelapan.
Baca: Fakta Amoy Cantik & Belia di Pontianak Bisa Bebas Dibawa WNA dengan Kawin Kontrak Lewat Mak Comblang
Tidak semua lolos. Selama perang, para Penyihir Malam kehilangan 32 pilot, termasuk Kolonel Raskova ketika dia dikirim ke garis depan.