Duka PM Selandia Baru, Beri Pernyataan dengan Assalamualaikum, Tak Mau Sebut Nama Terorisnya

Atas perbuatan kejinya, sementara Tarrant didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan, tetapi polisi mengatakan

Editor: Nani Rachmaini
Instagram/@antonia_prebble - Instagram/@tamineilsonmusic
Jacinda Ardern PM Selandia Baru mengunjungi keluarga korban serangan teroris di Christchurc, Sabtu (16/3/2019) 

"Mereka di belakang barikade. Ada sejumlah orang berlumuran darah dan berteriak. Namun ambulans tidak sampai ke lokasi kami," terangnya.

Dengan cekatan, Murray membantu untuk menggotong korban luka ke ambulans.

Di saat dia membantu, polisi memperingatkan ada kemungkinan pelaku masih berkeliaran.

"Semua orang mulai berteriak dan menangis. Semuanya begitu panik. Ada seseorang yang kesulitan untuk memutar balik mobilnya," ungkap Murray.

Dia membantu selama 20 menit sebelum meninggalkan lokasi kejadian, kembali ke mobil, dan menelepon istrinya Rachel untuk menceritakan apa yang terjadi.

Murray menelepon polisi dan mengatakan dia siap untuk memberikan keterangan sebagai saksi jika diperlukan ketika di rumah, dia disambut anaknya Israel.

Seketika air mata Murray pun pecah mengingat dia baru saja menyaksikan sebuah pemandangan yang bakal membuatnya trauma seterusnya.

"Saya memikirkan pemandangan seorang anak kecil tak berdaya sambil bersimbah darah sementara putranya dalam keadaan sehat menyambutnya," Rachel menyebut suaminya sebagai pahlawan.

Namun Murray menegaskan fokusnya saat ini adalah mengubah pandangan rasis dan ujaran kebencian yang tengah terjadi.

"Jawaban dari situasi ini adalah mulailah tidak memandang orang hanya berdasarkan warna kulit, agama, gender, etnis, maupun agama di masa depan," tegasnya.

Sebelumnya dengan mengenakan pakaian militer, Brenton Tarrant membawa senapan serbu serta shotgun, dan menyerang jemaah Masjid Al Noor dan Linwood.

Dilaporkan 49 orang tewas, dengan 41 di antaranya ditemukan di Masjid Al Noor, ketika jemaah tengah melaksanakan Shalat Jumat.

Dalam manifestonya, Tarrant yang merupakan warga Australia menyatakan aksi itu dia lakukan sebagai wujud membela kulit putih dari "penjajah".

Pria 28 tahun itu yang diadili dengan dakwaan melancarkan aksi teror tersebut mengaku sudah merencanakan menyerang Christchurch sejak tiga bulan lalu.

(*)

TONTON VIDEO: Fenomena Aneh di Langit Uni Emirate Arab, Warga Sebut Ulah UFO Ternyata Ini Penjelasannya

IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI

ARTIKEL INI TELAH TAYANG DI GRIDHOT DENGAN JUDUL TAK SUDI SEBUT NAMA... dan KISAH PENGGUNA JALAN...

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved