LSI: Jokwo-Amin Paling Dirugikan Jika Angka Golput Tinggi, TKN Optimis karena Jadwal Debat

Diberitakan sebelumnya, dalam hasil survei LSI Denny JA, keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap pasangan calon Prabowo-Sandi masih tidak aman

Editor: Nani Rachmaini
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019). 

LSI: Jokwo-Amin Paling Dirugikan Jika Angka Golput Tinggi, TKN Optimis karena Jadwal Debat

TRIBUNJAMBI.COM-Hasil survei LSI Denny JA menyebut bila angka golput tinggi, maka pihak yang paling dirugikan adalah pasangan calon Jokowi-Ma'ruf.

Direktur Program TKN, Aria Bima menyebut angka itu akan terus berubah-ubah, apalagi debat Pilpres 2019 masih menyisakan dua putaran lagi.

"Golput kan nanti pada saat pencoblosan, ini kan berubah-ubah terus," kata Aria Bima saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).

Selain pelaksanaan debat, proses kampanye yang masih berlangsung juga disebut jadi faktor utama meyakinkan pemilih untuk sadar menggunakan hak konstitusionalnya.

"Proses debat, proses kampanye ini tentunya akan mempengaruhi golput," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam hasil survei LSI Denny JA, keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap pasangan calon Prabowo-Sandi masih tidak aman dikarenakan adanya angka golongan putih (golput) yang cukup besar.

Pihak yang paling rugi bila golput tinggi adalah pasangan calon Jokowi-Ma'ruf.

Setidaknya pasangan calon nomor urut 01 akan dirugikan oleh angka golput dalam tiga segmen pemilih, yaitu minoritas, wong cilik, dan milenial.

Baca: Inikah Firasat Ustaz Abdul Somad Sebelum Meninggalnya Ibunda? Beberapa Hari Sebelumnya

Baca: Keanehan Muncul Ikan Hiu dari Gunung di Sentani Usai Banjir Bandang, Pertanda Bencana Lebih Besar?

Baca: GALERI FOTO: Penampakan Rumah Mewah Ketum PPP Romahurmuziy, Baru Setahun Pindah dari Gang

Hasil survei LSI menyebut Jokowi-Ma'ruf sudah unggul 68,7 persen di segmen pemilih minoritas, yakni 80,3 persen berbanding 11,6 persen milik Prabowo-Sandi.

Namun, keunggulan itu bisa terkikis bila golput di segmen pemilih tersebut menanjak.

Sementara pada segmen wong cilik, Jokowi yang sudah mendapat dukungan 63,7 persen berbanding 27,4 persen milik Prabowo, akan dirugikan bila angka golput kian tinggi.

Indikasi terjadinya golput di segmen pemilih wong cilik karena pemilih tidak terinformasi dengan baik terkait pelaksanaan Pemilu.

Selain itu, ada pula pemilih yang lebih memilih bekerja di hari pencoblosan.

Sedangkan di segmen pemilih emak-emak, Jokowi-Ma'ruf juga akan rugi jika terjadi golput.

Sebab, sejauh ini paslon 01 sudah memperoleh dukungan 61,0 persen, dibanding Prabowo-Sandi yang hanya 30,0 persen.

Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019.

Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.

Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.

29,5 Persen Tak Tahu Jadwal Pencoblosan

Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, mengatakan, tingkat pengenalan masyarakat terhadap Pilpres 2019 cukup tinggi.

Survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden menunjukan sebanyak 65 persen masyarakat tahu terkait tanggal dan pelaksanaan Pilpres. 29,5 persen masyarakat tidak tahun dan 5,3 persen tidak menjawab.

"Apakah Ibu/Bapak mengetahui kapan tanggal dan bulan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden," kata Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).

"Hasilnya, hanya 65 persen pemilih yang mengklaim tahu hari pencoblosan Pilpres," tambahnya.

Sementara, pada tingkat pengenalan jadwal pelaksanaan Pilpres, sebanyak 75,8 persen masyarakat mengetahui Pilpres diselenggarakan pada 17 April 2019.

Sedangkan, sebanyak 24,2 persen, masyarakat salah dalam menjawan tanggal pelaksanaan Pilpres 2019.

"Dari kliem yang tahu, hanya 75,8 persen yang dapat menyebutkan tanggal dan bulan pelaksanaan pencoblosan Pilpres dengan benar," jelas Ikrama Masloman.

Meski begitu, Ikrama menyebut, hasil tingkat pengenalan pelaksaan Pilpres sebesar 65,2 persen dan tingkat pelaksanaan jadwal pelaksaan Pilpres sebesar 75,8 persen, jika dikombinasikan hanya menghasilkan responden yang tahu dan dapat menyebut tanggal pelaksanaan Pilpres dengan benar hanya 49,4 persen.

"Secara populasi, 50,6 persen pemilih tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan kapan tanggal dan bulan pencoblosan Pilpres dengan benar," imbuhnya.

Ia menyebut, hasil itu menujukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaran Pilpres masih rendah.

Baca: Via Vallen sedang Menuju Rusia untuk Acara Bravo International Music, Simak Penampilannya Disana

Baca: Cara Membuat GIF Sendiri di WhatsApp Modal Rekaman Video Sendiri Dari Galeri, Mudah Tanpa Aplikasi

Baca: Romahurmuziy, Kementerian Agama dan Korupsi

Diketahui, Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019.

Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.

Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.

(*)

TONTON VIDEO: Sungai Batanghari Surut, 2 Ekor Buaya Jadi Ancaman Kerap Muncul di Desa Terusan

IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi-Ma'ruf Paling Rugi Jika Angka Golput Tinggi, Begini Respons TKN

dan judul Survei LSI: 50,6 Persen Pemilih Tidak Tahu Kapan Pencoblosan Pilpres 2019

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved