Siksa Teroris Dalam Waktu Singkat, Dunia Tertegun Tahu Kopassus Merupakan Elite Berbahaya & Hebat
Siksa Teroris Dalam Waktu Singkat, Dunia Tertegun Tahu Kopassus Merupakan Elite Berbahaya & Hebat
Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok pembajak pesawat itu, meminta pemerintah Indonesia membebaskan 80 rekan mereka yang kala itu mendekam di penjara.
Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung, 17 hari sebelum insiden Woyla.
Baca Juga:
Investigasi Bank Mandiri Palembang Temukan Kredit Fiktif KUR Tebo Jambi, Rugikan Negara 2,4 M
SINOPSIS Film Blue Crush di Big Movies Platinum GTV Pukul 23.00 WIB, Aksi Anne Taklukan Ombak Besar
VIDEO: HUT Tribun Jambi ke 9, Gelar Syukuran dan Potong Tumpeng
Pegawai Dukcapil Sarolangun Kerja Lembur untuk Cetak 7.500 KTP elektronik Jelang Pilpres
Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.
Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan.
Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.
Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto.
Para korban sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.
Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.
Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah Woyla tiba di Bangkok, Thailand.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.
Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.
Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.
Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih.
Para korban sandera itu terus diawasi secara ketat.
Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu.