Tatang Koswara Sniper Kelas Dunia dari Indonesia: Buatlah Darahku Bersimbah di Merah Putih
Pria itu bernama Tatang Koswara, kelahiran Cibaduyut Jawa Barat, dan dia jadi legenda sniper atau penembak runduk di dunia
TRIBUNJAMBI.COM - Pria itu bernama Tatang Koswara, kelahiran Cibaduyut Jawa Barat, dan dia jadi legenda sniper atau penembak runduk di dunia.
Tatang Koswara, sang prajurit TNI AD, diakui dunia sebagai sniper terbaik peringkat 13 di dunia.
Nama Tatang Koswara cukup melegenda di dunia militer.
Tatang Koswara satu-satunya warga Indonesia yang masuk jajaran sniper elit dunia, dan masuk dalam buku Sniper Training karya Peter Brookesmith (2000).
Hingga kini belum ada di Indonesia yang mampu menandingi rekor yang dibuat oleh Tatang Koswara pria kelahiran Bandung, Jawa Barat.
Misi berat yang diemban Tatang Koswara selama jadi prajurit TNI AD sangat banyak.
Baca: Tak Cuma Kopassus, Inilah Enam Pasukan Elit TNI, Prajurit Siap Gerak Cepat Dalam Operasi Khusus
Baca: Operasi Kopassus di Papua, Kapten Pandu Kisahkan Pembebasan Sandera, 4 Prajurit Gugur Diserang
Baca: Hujan Peluru di 1999, Pasukan Elite TNI Dikepung Sniper Musuh yang Ternyata Teman Sendiri
Baca: BOS ISIS Paling Dicari Amerika Ini Tewas Ditangan Sniper SAS: Ditembak Jarak 1.600 Meter
Satu di antaranya yang cukup melegenda adalah misi di Timor Timur pada tahun 1977-1978.
Ia dibekali 50 peluru saat itu. Hasilnya, 49 peluru menembus tubuh musuh dengan sangat sempurna.
Satu peluru lagi ternyata ia sisakan untuk diri sendiri, jaga-jaga kalau ia ditemukan musuh.
Sisa satu butir peluru itu akan ia pakai untuk menembak diri sendiri daripada ia jatuh ke tangan musuh.
Prestasi ini tentu tak hanya didapat dengan mudah.
Tatang Koswara harus latihan keras selama bertahun-tahun bisa pada tingkat ini.
Tatang sempat berbagi cerita ke publik tentang pengalamannya menjadi sniper di acara Hitam Putih yang dipandu Deddy Corbuzier, Selasa 3 Maret 2015.
"ia hanya menyisakan 1 butir. Bila tertangkap, Tatang akan menembak dirinya sendiri dibanding jatuh ditangan lawan," tulis Deddy Corbuzier dalam blog pribadinya.
Menurut Deddy, tepat sebelum serangan jantung yang dialaminya, Tatang Koswara sempat menemuinya di belakang panggung saat break iklan.

Saat itu, Tatang sempat mengatakan ada satu yang belum ia ceritakan ke publik saat tertembak di bagian kaki.
"Saya mengikatnya dengan ikat kepala saya yang menyerupai bendera Merah Putih, dan menyelipkan foto istri saya di situ," ungkap Tatang ditulis Deddy.
"Saya mengatakan pada diri saya bila saya harus mati saat ini. Maka buatlah darahku bersimbah di Merah Putih," tulis Deddy mengutip pernyataan Tatang.
Namun Tatang bukannya meninggal saat pertempuran, melainkan meninggal setelah tuntas menceritakan semua perjalanannya hidupnya yang sangat misterius itu.
Tatang Koswara meninggal dunia pada 3 Maret 2015, dan dikebumikan di Cibaduyut Jawa Barat pada Rabu 4 Maret 2015.
Kini Tatang Koswara sudah empat tahun menghadapi Tuhan Yang Maha Esa.
Baca: Tak Cuma Kopassus, Inilah Enam Pasukan Elit TNI, Prajurit Siap Gerak Cepat Dalam Operasi Khusus
Baca: Operasi Kopassus di Papua, Kapten Pandu Kisahkan Pembebasan Sandera, 4 Prajurit Gugur Diserang
Baca: Hujan Peluru di 1999, Pasukan Elite TNI Dikepung Sniper Musuh yang Ternyata Teman Sendiri
Baca: BOS ISIS Paling Dicari Amerika Ini Tewas Ditangan Sniper SAS: Ditembak Jarak 1.600 Meter
Perjalanan Militer
Tatang Koswara masuk militer melalui jalur Tamtama di Banten pada 1966.
Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif).
Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai kualifikasi Raider hingga Sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.
Akhirnya pada tahun 1974-1975, Tatang dengan 7 rekannya terpilih untuk masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin Kapten Conway dari Amerika Serikat.
Saat itu, Indonesia belum punya yang namanya sniper dan antiteror.
Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih Sniper.
Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kaptenn Conway selama 2 tahun.
Di sana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter.
Tidak hanya dilatih menjadi sniper, mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak serta bagaimana menghilangka jejak.
Ternyata dari dua tahun masa pelatihan dan dari 60 orang peserta, hanya 17 orang yang lulus.
Tatang Koswara salah satunya. Ke-17 orang tersebut mendapatkan hadiah senjata yang juga digunakan oleh sniper legendaris Marinie AS, Carlos Hatchcock saat perang di Vietnam.
Ilmu dan senjata yang ia dapatkan saat 2 tahun pelatihan bersama Kapten Conway membuat Tatang ditarik Kolonel Inf Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Cimahi menjadi pengawal pribadi.
Ia menjadi Sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur pada tahun 1977- 1978.
Dia mendapat dua tugas saat berada di medan perang.
Tugas pertama adalah melumpuhkan kekuatan musuh dan kedua, menjadi Intelijen yang bertugas masuk ke jantung pertahanan dan mengacaukan pertahanan lawan.
Lawan yang dihadapi Tatang Koswara bukan musuh yang lemah, tetapi pasukan FRETELIN yang punya kemampuan Gerilya hebat dan tahu persis medan di Timor Timur.
Misi yang ia jalankan adalah misi rahasia. Dia nggak boleh mengungkapkannya kepada orang lain.
Bahkan dengan istrinya sendiri.
Dia hanya boleh mengungkapkan misi ini jika diperintahkan.
Tapi pada akhirnya ada orang lain yang mengungkapkannya terlebih dahulu.
Baca: Tak Cuma Kopassus, Inilah Enam Pasukan Elit TNI, Prajurit Siap Gerak Cepat Dalam Operasi Khusus
Baca: Operasi Kopassus di Papua, Kapten Pandu Kisahkan Pembebasan Sandera, 4 Prajurit Gugur Diserang
Baca: Hujan Peluru di 1999, Pasukan Elite TNI Dikepung Sniper Musuh yang Ternyata Teman Sendiri
Baca: BOS ISIS Paling Dicari Amerika Ini Tewas Ditangan Sniper SAS: Ditembak Jarak 1.600 Meter