Kenapa Ibas Kerap Pakai Lengan Panjang, SBY Blak-blakan, Singgung Isu Adanya Tato & Pakai Narkoba

Selama ini muncul isu atau berita hoax yang menyatakan Edhie Baskoro alias Ibas itu menggunakan baju lengan panjang karena ada tato.

Editor: andika arnoldy
(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Ibas mengantar Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat mendaftar di KPU DKI Jakarta, Jumat (23/9/2016). Agus dan Sylviana resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan bakal cagub dan cawagub Pilkada DKI Jakarta, setelah diusung oleh empat partai yakni Demokrat, PKB, PPP, PAN. 

TRIBUNJAMBI.COM- Misteri Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie Baskoro Yudhoyono sering menggunakan baju lengan panjang terungkap sudah.

Selama ini muncul isu atau berita hoax yang menyatakan Edhie Baskoro alias Ibas itu menggunakan baju lengan panjang karena ada tato.

Namun hal itu telah dibantah Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengakuan soal seringnya seorang anaknya, Edhie Baskoro atau Ibas mengenakan baju lengan panjang.

Baca: Cuitan Iwan Fals Debat Cawapres: Lagian gimana bisa berdebat, wong Sandiaga cium tangan Ma`ruf Amin

Baca: Hinaan Media Asing Tak Buat Nyali Ciut, 3 Menit Beraksi Kopassus Buat Gempar Dunia di Thailand

Baca: VIDEO Viral Prabowo Bentak Aparat Viral di Twitter, Begini Penjelasan Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar

Susilo Bambang Yudhoyono menceritakannya dalam buku yang ditulisnya "SBY Selalu Ada Pilihan", terbitan Kompas pada tahun 2014 lalu.

Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Ibas memang sering dihujani fitnah, dan pergunjingan.

Ibas mengantar Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat mendaftar di KPU DKI Jakarta, Jumat (23/9/2016). Agus dan Sylviana resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan bakal cagub dan cawagub Pilkada DKI Jakarta, setelah diusung oleh empat partai yakni Demokrat, PKB, PPP, PAN.
Ibas mengantar Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat mendaftar di KPU DKI Jakarta, Jumat (23/9/2016). Agus dan Sylviana resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan bakal cagub dan cawagub Pilkada DKI Jakarta, setelah diusung oleh empat partai yakni Demokrat, PKB, PPP, PAN. ((KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI))

"Seperti tak ada habis-habisnya. Istri saya sampai menitikan air matanya mendengar betapa tiada hari tanpa fitnah bagi Ibas," tulis Susilo Bambang Yudhoyono dalam buku itu.

Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, satu di antara tudingan yang ditujukan kepada Ibas terjadi saat Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1435 Hijriyah.

"Ia dihajar di media sosial, termasuk dibikin karikaturnya, yang mengatakan bahwa Ibas tidak pernah menggunakan baju lengan pendek karena tangannya penuh tato," lanjut Susilo Bambang Yudhoyono.

Bahkan, Susilo Bambang Yudhoyono berpendapat ada tudingan yang lebih kejam, yaitu tangan Ibas penuh goresan silet.

"Menggambarkan bahwa ia mengonsumsi narkoba," kata Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca: Live Streaming Persib Bandung Vs Perseru Serui di Piala Presiden 2019, Link Siaran Langsung Indosiar

Baca: Rawan Terjadi Korupsi, Manajemen Aset di Jambi Masih Rendah

Baca: VIDEO Viral Prabowo Bentak Aparat Viral di Twitter, Begini Penjelasan Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar

Terkait hal itu, Susilo Bambang Yudhoyono mengaku dia sudah kehabisan kata-kata, dan menjelaskan bahwa berita itu bohong besar, serta berisi fitnah yang kejam.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan konferensi persnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/10/2012). Dalam kesempatan tersebut Presiden menegaskan bahwa penanganan kasus Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri, yang melibatkan Irjen (Pol) Djoko Susilo, sepenuhnya ditangani KPK, penanganan kasus penyidik KPK, Novel Baswedan, dan rencana revisi UU KPK, ditangguhkan karena waktunya tidak tepat.(TRIBUNNEWS/DANY PERMANA )
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan konferensi persnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/10/2012). Dalam kesempatan tersebut Presiden menegaskan bahwa penanganan kasus Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri, yang melibatkan Irjen (Pol) Djoko Susilo, sepenuhnya ditangani KPK, penanganan kasus penyidik KPK, Novel Baswedan, dan rencana revisi UU KPK, ditangguhkan karena waktunya tidak tepat.(TRIBUNNEWS/DANY PERMANA ) (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

"Mungkin saya sudah kehabisan kata-kata untuk mengatakan bahwa berita itu bohong besar dan juga fitnah yang kejam," kata SBY

Susilo Bambang Yudhoyono pun menjelaskan alasan sebenarnya Ibas lebih sering mengenakan baju lengan panjang.

"Terus terang, selama ini Ibas lebih nyaman menggunakan baju lengan panjang karena ia menyadari badannya kurus. Itu saja," imbuh Susilo Bambang Yudhoyono.

Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, berbagai tudingan itu membuat Ibas, dan Aliya Rajasa istrinya "menantang" para pemfitnahnya.

Bahkan Ibas mempersilakan mereka yang ingin membuktikan lengannya bersih, maka bisa datang.

Dengan catatan, apabila fitnahnya tidak terbukti, maka dia harus meminta maaf di seluruh media massa di Indonesia, termasuk media sosial.

Baca: Melihatnya Saja Musuh Gentar! Kopaska TNI AL Masuk Jajaran Pasukan Elite dengan Wajah Seram di Dunia

Baca: TVBERSAMA: Sedang Berlangsung! Hasil Shan United vs Persija Jakarta 1-0, Ini Link Live Streaming

Baca: Melihatnya Saja Musuh Gentar! Kopaska TNI AL Masuk Jajaran Pasukan Elite dengan Wajah Seram di Dunia

"Mendengar itu, saya tenangkan hatinya. Sabar. Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Adil," tandas Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain itu, menurut SBY, manusia yang sering memfitnah itu di samping tidak beriman, juga tidak bermoral, dia juga merupakan seorang pengecut.

Oleh karena itu, SBY pun yakin mereka yang memfitnah Ibas, tidak akan berani datang langsung untuk membuktikkannya.

Sebab, SBY juga beranggapan orang semacam itu bukanlah seorang ksatria.

"Tidak kesatria. Tidak mungkin ia berani datang untuk berhadapan langsung," tandas SBY.

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden Keempat Republik Indonesia.

Tepatnya, Gus Dur menjadi presiden di era reformasi menggantikan BJ Habibie.

Selama menjabat sebagai presiden, sejumlah kebijakan pernah dikeluarkan oleh Gus Dur.

Termasuk yang cukup fenomenal adalah saat Gus Dur mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR, dan MPR.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang merupakan Presiden Keenam RI, yang juga mantan Menko Polsoskam di era Gus Dur, pernah menuliskan momen saat Gus Dur akan mengeluarkan dekrit tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menanyakan hal serius apa yang ingin disampaikan Mahfud MD.

"Presiden baru saja mengeluarkan pernyataan, beliau akan mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR dan MPR," jawab Mahfud MD.

Susilo Bambang Yudhoyono lalu menanyakan, apakah Gus Dur serius terhadap hal itu.

Mahfud MD pun mengangguk.

Mendapatkan jawaban itu, Susilo Bambang Yudhoyono segera menelepon Gus Dur.

Namun, ternyata Gus Dur menyangkal hal itu.

Bahkan, Gus Dur juga mengaku pernyataannya telah dipelintir oleh wartawan.

Meski demikian, menurut Susilo Bambang Yudhoyono, sejak saat itu Gus Dur cenderung menjadi lebih emosional.

Bahkan, selain Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri lainnya, seperti Alwi Shihab, dan Mahfud MD juga menyarankan agar Gus Dur tidak mengambil tindakan yang inkonstitusional.

Namun, Gus Dur pada akhirnya tetap mengeluarkan dekrit tersebut.

"Pada saat dekrit pembubaran DPR dan MPR itu dikeluarkan, saya baru beberapa minggu meninggalkan kabinet karena beliau membebaskan saya dari jabatan Menko Polsoskam dan kemudian mengangkat Pak Agum Gumelar sebagai pengganti saya," tulis Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, keputusan Gus Dur tersebut justru memiliki harga yang mahal.

Sebab, pada akhirnya Gus Dur diberhentikan oleh MPR dari jabatannya sebagai presiden, melalui Sidang Istimewa yang berlangsung singkat.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved