Pilpres 2019
Jusuf Kalla Tanggapi Hasil Survei Elektabilitas Prabowo-Sandi, Jusuf Kala : Kenapa Gak 100 Persen
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, menganggap wajar bila survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Oleh karena itu, pihaknya terus mengintensifkan kampanye dan berusaha semaksimal mungkin dalam mengikuti debat antar Capres-cawapres.
"Kita masih tertinggal kita harus pastikan bahwa di 36 hari ke depan termasuk sesi debat ini, hal hal dan kebijakan yang kami sampaikan ke publik, bisa diterima masyarakat dan bisa mengkonversi yang sebagian masih undicided bisa menjatuhkan pilihan kepada prabowo Sandi dan sebagian yang mungkin sudah memilih pilihan lain tapi tidak yakin bisa mempertimbangkan ulang bisa memilih Prabowo-Sandi," pungkasnya
Kordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai hasil survei elektabilitas pasangan calon di Pemilu 2019 yang dilakukan oleh sejumlah lembaga saat ini tidak jauh berbeda dengan survei Pilkada DKI 2017 lalu.
Banyak hasil survei yang melenceng dari hasil sebenarnya. Pernyataan Dahnil tersebut merespon hasil riset lembaga survei SMRC yang menyebut elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf terpaut 22,8 persen.
"Lembaga Survei tertentu sedang melakukan "tugasnya" sama seperti ketika kasus Pilkada DKI, ramai-ramai bilang Ahok menang, Anies akan gugur diputaran pertama," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin, (11/3/2019).
Baca: Fasha Minta Warga Langsung Lapor Jika Ada Indekos Buat Resah
Baca: Polda Jambi Peduli, Pengobatan Cuma-cuma Cahaya Ilahi Bocah Asal Danau Sipin Penderita Tumor
Baca: 20 Mobil Angkutan Barang Terjaring Razia Gabungan Dishub dan Polresta Jambi
Menurut Dahnil bila lembaga survei merilis hasil risetnya tidak sesuai engan kondisi di lapangan dengan tujuan untuk menggiring opini masyarakat, maka cara tersebut tidak efektif lagi. Karena masyarakat kini sudah tidak percaya lagi hasil hasil hasil survei yang bertujuan untuk menggiring opini masyarakat.
'Publik kita literasi demokrasinya sudah sangat tinggi, termasuk literasi terkait dengan trik dan intrik lembaga survei dengan 'tugas-tugasnya'" katanya.
Hasil survei SMRC tersebut menurut Dahnil berbeda jauh dengan hasil survei yang dilakukan oleh internal BPN Prabowo-Sandi. Berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Ma'ruf.
"Hasil survei kita, justru saat ini sudah crossing, Prabowo Sandi sudah diangka 54 persenan sedang Jokowi 40-an. Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo Sandi itu bisa menang di atas angka 60 persen," pungkasnya.
Sebelumnya lembaga riset SMRC merilis hasil survei terbarunya mengenai elektabilitas pasangan calon di Pemilu Presiden 2019. Berdasarkan survei yang dirilis, Minggu, (10/3/2019) elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 54,9% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,1%.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Mardani Ali Sera menyatakan, lawan berat calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden 2019 ini adalah dirinya sendiri.
Pasalnya, masih banyak janji-janji kampanye pada Pilpres 2014 yang hingga kini belum ditunaikan oleh Jokowi.
"Pak Jokowi lawannya dirinya sendiri, ketika berjanji di 2014. 63 janji belakangan, 20 yang kita lihat masih belum tertunaikan,” kata Mardani di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
Sementara dengan adanya janji-janji baru Jokowi soal tiga kartu yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Pekerja, menurut Mardani hal itu merupakan tanda kepanikan karena target elektabilitasnya tak tercapai.
"Ketika target elektabilitas tidak tercapai. Maka janji baru pun dikeluarkan. Tiga kartu ini kan sejujurnya tidak menyelesaikan masalah. Bukan kartu pencari kerja yang diperlukan. tetapi lapangan pekerjaan. dan lapangan pekerjaan itu tercipta ketika industrialisasi berjalan dengan baik. sekarang kita negatif," kata Mardani.