1 WNI Tewas saat Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Terungkap Ini Ternyata Perkerjaan Orang Tersebut

Sebanyak 149 orang penumpang dan 8 awak pesawat Ethiopian Airlines diduga meninggal. Seorang WNI yang meninggal merupakan staf khusus di PBB.

Editor: Duanto AS
voanews.com
Puing-puing pesawat Ethiopian Airlines ET-302 yang jatuh tak lama setelah lepas landas di Hejere dekat Bishoftu, atau Debre Zeit, sekitar 50 kilometer (31 mil) selatan Addis Ababa, Ethiopia, Minggu (10/3/2019). 

"KBRI Roma akan terus berkordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa dan Kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga."

Demikian pernyataan tertulis Kedubes RI di Roma Italia seperti ditulis bbc.com.

Sementara itu, Direktur Eksekutif WFP, David Beasley, melalui akun twitternya membenarkan adanya staf khusus WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.

CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu atau Debre Zeit, sekitar 50 km sebelah selatan Ibu Kota Etiopia, Addis Ababa. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu, satu di antaranya WNI.
CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu atau Debre Zeit, sekitar 50 km sebelah selatan Ibu Kota Etiopia, Addis Ababa. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu, satu di antaranya WNI. (Facebook/Ethiopian Airlines)

Menurut David Beasley, keluarga besar WFP berkabung karena stafnya termasuk di antara para korban dalam penerbangan di Ethiopian Airlines yang mengalami kecelakaan.

David Beasley berharap netizen atau warganet ikut mendoakan almarhum yang menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut.

Pernyataan senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Melalui akun twitternya, Guterres menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas kepergian staf khusus WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.

BBC.com menginformasikan, seorang sumber PBB kepada kantor berita Agence France-Presse bahwa "sedikitnya 12 korban berafiliasi dengan PBB."

Pesawat dengan nomor penerbangan ET-302 itu menggunakan pesawat Boeing 737 Max-8 yang dioperasikan sejak November 2018.

Saat jatuh, pesawat itu mengangkut 149 penumpang dan delapan awak.

Mereka dinyatakan meninggal dunia, termasuk 32 warga Kenya, 18 warga Kanada, sembilan warga Ethiopia, delapan warga Amerika Serikat dan seorang warga negara Indonesia.

Pimpinan Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, mengatakan mereka yang berada di dalam pesawat naas itu berasal dari 30 negara yang berbeda-beda.

Selain seorang penumpang dari Indonesia, terdapat satu penumpang dari masing-masing negara; Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda dan Yaman.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Penyebab terjadinya kecelakaan belum sepenuhnya jelas. Namun, pilot melaporkan mengalami kesulitan dan telah meminta kembali ke Addis Ababa, sebut Ethiopian Airlines.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved