Rocky Gerung Dilaporkan Atas Tuduhan Hina Pahlawan Nasional, Reaksinya: Baca Komen Akal Sehat
Dituduh menjelek-jelekkan Pahlawan Nasional Haji Agus Salim, Rocky Gerung Dilaporkan ke polisi. Lalu bagaimana reaksi Rocky Gerung atas laporan ini?
Rocky Gerung Dilaporkan Atas Tuduhan Hina Pahlawan Nasional, Reaksinya: Baca Komen Akal Sehat
TRIBUNJAMBI.COM - Dituduh menjelek-jelekkan Pahlawan Nasional Haji Agus Salim, Rocky Gerung Dilaporkan ke polisi.
Akademisi Rocky Gerung dilaporkan oleh kelompok masyarakat atas nama 'Anak Nagari' ke Polda Sumatera Barat.
Lalu bagaimana reaksi Rocky Gerung atas laporan ini?
Baca: Siapa Robertus Robet? Aktivis HAM Ditangkap Polisi Usai Orasi di Aksi Kamisan
Baca: Dua Gadis di Bawah Umur Bertarif Rp 1,5 Juta di Blitar Nyaris Menjadi Korban Prostitusi Online
Baca: Daftar Artis yang Merayakan Nyepi 2019, Ada yang Punya Anak Kembar Cakep, Intip Keluarganya Yuk
Kamis (7/3/2019) hari ini, Rocky Gerung dan tim sukses Prabowo Subianto seperti Said Didu, Sudirman Said, Dahnial Anzar dkk menghadiri acara di Jawa Timur.
Rocky Gerung dilaporkan kelompok masyarakat atas nama 'Anak Nagari' ke Polda Sumatera Barat.
Rocky dilaporkan karena diduga menghina salah satu pahlawan nasional asal Sumbar, KH Agussalim.

Salah satu anggota 'Anak Nagari' Dony Magek Piliang mengatakan, dasar laporan itu karena adanya video yang beredar di Youtube maupun grup-grup WA.
Dalam video tersebut, Rocky menyebutkan Haji Agus Salim memiliki jenggot serupa kambing.
"Rocky Gerung yang mengatakan Haji Agus Salim punya jenggot kayak kambing. Acara di suatu tempat, saya tidak tahu di mana lokasinya. Tapi itu sudah viral di sosmed," katanya kepada wartawan di Polda Sumbar.
Baca: Hercules Buka-bukaan Rahasia di Depan Hakim Sidang, Bilang Siap Ditembak dan Teman Kapolri
Baca: Lupa Password saat Login di Pendaftaran UTBK? Lapor Saja ke Halo LPMPT di Link halo.ltmpt.ac.id
Reaksi Rocky Gerung
Rabu (6/3/2019) pagi, Rocky langsung bereaksi atas berita adanya laporan tersebut.
"Baca komen-komen akal sehat terhadap berita dungu ini. Tks," tulis Rocky di akujntwitternya yang menautkan berita terkait.
Rocky kemudian me-mention salah satu akun @habibthink.
"Ini buat si @habibthink dungu yang buta huruf sejarah tapi cepat naik darah:))," tulisnya.
Dalam beberapa kali diskusi, Rocky memang kerap menceritakan kisah Haji Agus Salim.
Dalm pemaparannya, Rocky bercerita jika pada sebuah forum Haji Agus Salim mendapat ejekan 'mbekk mbekk'.
Hal itu karena H Agus Salim dianggap memiliki janggut menyerupai kambing.
Rocky menjelaskan, sebagai seorang intelek, Haji Agussalim tidak marah melainkan membuat sindiran metafora.
"Panitia, setahu saya, saya diundang ke forum ini untuk berbicara kepada manusia. kenapa ada binatang di ujung sana," kata Rocky menirukan ucapan Haji Agussalim.
Berikut videonya:
Baca: Blak-blakan Nikita Mirzani di Balik Luna Maya, Hubungan Syahrini-Reino sejak Juni 2018, Kena Tikung?
Baca: Jadwal Siaran Langsung & Link Live Streaming All England 2019 di TVRI Hari Ini Rabu 7 Maret
Terbitkan kartu Pra-Dungu
Sering mengucapkan kata dungu di depan publik, Pengamat Politik Rocky Gerung menerbitkan Kartu Pra Dungu.
Dilontarkannya Kartu Pra Dungu Rocky Gerung, saat menghadiri acara Forum Pikiran Akal dan Nalar, pada Selasa (5/3/2019) di Surabaya.
Diketahui Kartu Pra Dungu Rocky Gerung dilontarkannya setelah mengkritik Kartu Pra Kerja yang diterbitkan oleh Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi.
Baca: Jenderal TNI Beri Teguran Maut Presiden hingga Dicopot, 20 Tahun Kemudian Soeharto Mengakuinya
Baca: Pendaftaran Pendamping Sosial PKH Kemensos Dibuka 6-8 Maret 2019, Besok Terakhir Daftar Disini
Diketahui, Kartu Pra Dungu itu dilontarkan setelah dia mengkritik rencana Jokowi menerbitkan kartu Pra Kerja.
"Untuk menyukseskan supaya ia mau dipilih, ia mengeluarkan seluruh kartu. Bahkan, ada Kartu Pra Kerja. Buat Anda yang belum kerja, Anda akan diberi gaji oleh pemerintah," begitu kalimat yang dilontarkan Rocky Gerung kepada peserta acara.
"Semua kartu ini sudah dikeluarin, kecuali Kartu Pra Dungu. Dan sepertinya kartu itu tak akan dikeluarkan, karena akan dipakai sendiri," lanjutnya dengan disertai tepuk tangan peserta pertemuan yang hadir.
Hari itu, Rocky Gerung memang didaulat menjadi salah satu pembicara di forum tersebut.
Selain mengkritik kartu Pra Kerja, Rocky Gerung juga menanggapi masih besarnya undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan pada survei Polmark Indonesia yang dirilis di hari yang sama.
Menurutnya, para pemilih tersebut muak dengan kinerja pemerintah saat ini.
"Kali ini memperlihatkan bahwa, mengapa masih ada undecided voters yang justru bertambah ketika waktu menyempit," kata Rocky di awal sambutannya.
Rocky mengatakan bahwa petahana seharusnya diuntungkan dengan statusnya sebagai pemangku kebijakan saat ini.
"Mereka yang undecided ini, undecided terhadap petahana. Sebab, seharusnya ada captive market terhadap petahana. Namun, nyatanya, justru bertambah. Itu mencengangkan kita," urainya.
Berbagai cara yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon presiden dari unsur petahana nyatanya tak banyak memberikan efek elektabilitas. Utamanya, bagi kalangan milenial.
Selain itu, ia juga mengkritik program infrastruktur di era Jokowi. Yang mana, pembangunan besar-besaran tersebut hanya bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi di angka 5,1 persen.
"Seluruh cerita sukses itu, mulai bangun jembatan, infrastruktur, faktanya hanya bisa membuat pertumbuhan ekonomi tak lebih dari 5,1 persen," katanya.
"Padahal, kalau membangun jalan tol, ngumpulin tukang di Jawa untuk membuat jalan, sudah pasti jadi. Bagaimana mungkin, negara mempromosikan prestasinya dengan sekadar membangun jalan tol?" ujarnya.
Pembangunan jalan tol tersebut nyatanya membuat angka pengangguran belum banyak teratasi.
"Ini (pekerjaan membangun jalan tol) pekerjaan sangat teknis. Dan dihasilkan dari hutang. Siapa pun bisa melakukan itu," katanya.
"Pada saat yang sama, jalan tol dibangun, ada data bahwa penganggur terbesar di Indonesia di angka 17-26 tahun. Artinya, mereka yang punya kecemasan adalah para generasi milenial," lanjutnya.
Menurutnya, bukan hanya kalangan milenial, kecemasan serupa dirasakan oleh Emak-Emak.
"Yang bisa membaca kecemasan para milenial ini adalah para Emak-Emak. Jadi, kalau ingin melihat ketidakadilan ekonomi, silakan tatap mata emak-emak," ujarnya.
"Mata emak-emak, pagi-pagi harus menyisakan uang belanja untuk memberikan uang jajan kepada anaknya di esok harinya. Ini yang dirasakan emak-emak. Sehingga, seluruh sukses yang diucapkan oleh petahana adalah pencitraan yang dungu," ujarnya.
Ia pun menjadi sangsi dengan data yang dikeluarkan oleh pemerintah. "Apapun dalil yang dikeluarkan petahana, dibatalkan oleh kasus yang ada di setiap hari. Model semacam ini, ada kemuakan terhadap pencitraan," ulasnya.
Menurutnya, berbeda halnya, kalau dicitrakan dalam satu identitas.
"Sebab, kali ini diidentikkan dengan petinju, pemanah, naik motor gede, jadi raja. Apa yang otentik kalau ganti-ganti terus?" katanya.
Sehingga, pihaknya menegaskan adanya desakan dari arus bawah untuk menyegerakan adanya perubahan.
"Undecided voters menunggu pemerintah baru untuk mewujudkan perencanaan keluarga yang lebih masuk akal," ungkapnya.
"Saya sering disinggung bahwa saya sedang menggelar karpet merah untuk Pak Prabowo. Saya katakan bahwa saya tidak ada urusan dengan warna karpet Pak Prabowo di istana nantinya," ujarnya.
"Kita hanya harus memastikan bahwa karpet itu bisa digelar di istana, dan yang menggelar itu adalah emak-emak. Namun, sebelumnya kita gulung dulu karpet merah yang sudah pudar itu," kata Gerung di sambut riuh tepuk tangan peserta pertemuan.
Untuk diketahui, survei Polmark yang dilakukan di 73 dapil se-Indonesia, Jokowi-Maruf unggul dengan 40,4 persen.
Sedangkan penantangnya, Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno hanya meraih 25,8 persen.
"Sedangkan sisanya, sekitar 33,8 persen belum menentukan pilihan atau undecided voters," kata Eep Saefulloh Fatah, Founder dan CEO Polmark Indonesia pada saat penyampaian di Forum Pikiran Akal dan Nalar di Surabaya, Selasa (5/2/2019).
Meskipun unggul, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tersebut belum terbilang aman. Penyebabnya, tak selazimnya, seorang petahana memiliki elektabilitas di bawah 50 persen.
"Kalau masih di bawah 50 persen, belum angka aman. Kita bisa melihat, petahana yang kalah pada pilkada DKI Jakarta di 2012 dan 2017 silam memiliki gejala yang sama," jelas Eep pada penjelasannya.

Hal ini diperparah dengan pemilih yang mantab mendukung Jokowi-Ma'ruf baru sebesar 31,5 persen, sedangkan sisanya masih berpeluang mengubah pilihan.
"Sehingga, kalau melihat potensi itu, masih ada 48 persen pemilih yang masih bisa diperebutkan," tandasnya.
Eep menjelaskan bahwa survei yang dilakukan Polmark kali ini dilakukan di 73 dapil se-Indonesia melalui 73 survei berbeda.
Di tiap surveinya untuk tiap dapil, survei melibatkan 440 orang. Sementara khusus untuk Jabar 3, melibatkan 880 orang.
Menggunakan metode multistage random sampling, survei ini memiliki margin of error sekitar 4,8 persen serta tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Eep juga menjelaskan bahwa survei yang dilakukan rentang waktu Oktober 2018 hingga Februari 2019 ini merupakan kerjasama pihaknya dengan PAN.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Reaksi Rocky Gerung Saat Dilaporkan ke Polisi Tuduhan Hina Pahlawan Nasional 'Baca Komen Akal Sehat',