Takluk di Tangan Intelijen Kopassus, Benny Moerdani Kubur Pasukan Elite Inggris di Hutan Kalimantan

Mengenang kisah Jenderal TNI Benny Moerdani, pastinya banyak catatan sejarah akan aksI. Ya, Ya, selain dikenal sebagai loyalis Presiden Soeharto

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/TribunJambi.com
Kopassus dan Benny Moerdani 

TRIBUNJAMBI.COM - Mengenang kisah Jenderal TNI Benny Moerdani, pastinya banyak catatan sejarah akan aksi dan perjalannya selama masih hidup.

Ya, selain dikenal sebagai loyalis Presiden Soeharto dan orang kepercayaan Pak Harto.

Benny Moerdani juga dikenal sebagai Intelijen andalan Kopassus di masa kemerdekaan.

Jenderal Benny Moerdani, merupakan seorang tokoh legendaris di dunia intelijen.

Baca Juga:

Kisah Mendebarkan Prabowo Subianto di Medan Perang saat Jadi Kopassus serta 3 Jenderal TNI Lainnya

Perwira Kopassus Berdoa, Minum Air Aneh Suguhan Warga Sambil Tahan Napas karena Rasa Hormat

Denjaka Kopaska Kopassus Meluncur di Laut, Perompak Somalia Tak Bekutik Minta Ampun

Gunakan Sandi Nama Wanita, Siapa Sangka Musuh Hancur Dibuat Kopassus Dalam Operasi Senyap Ini

Ia adalah seorang jenderal TNI yang dikenal sangat misterius.

Di balik sosok misteriusnya, Benny Moerdani menyimpan 'segudang' kisah heroik dalam perjalanan karirnya.

Benny Moerdani menjadi satu di antara tokoh militer yang mencetak sejarah besar atas peperangan pertahanan negara.

Wajar saja jika Benny Moerdani menjadi pasukan paling andal yang dapat dipercaya.

Benny Moerdani
Benny Moerdani (Kolase Tribun Jabar)

Di masa hidupnya, Benny Moerdani sempat menjadi anggota RPKAD (kini Kopassus).

Ia kerap sukses mencapai target dalam sejumlah misi rahasia.

Satu di antaranya, Benny Moerdani sempat mendapatkan misi untuk memimpin perang gerilya di Irian Barat, dan berakhir dengan kesuksesan.

Dilansir dari Intisari, Benny Moerdani kemudian dipercaya untuk mengorganisasi cara menangkal aksi penyusupan pasukan Inggris.

Panglima Angkatan Darat Jenderal Achmad Yani yang menugaskan Benny Moerdani ke Kalimantan Utara untuk misi tersebut.

Kala itu, hubungan Indonesia dan Malaysia memang semakin memanas antara 1961-1966.

Kondisi di perbatasan Malaysia semakin genting.

Prajurit RPKAD atau Kopassus yang diturunkan untuk Operasi Dwikora Ganyang Malaysia
Prajurit RPKAD atau Kopassus yang diturunkan untuk Operasi Dwikora Ganyang Malaysia (Kopassus Inside Indonesia's Special Force)

Konfrontasi Indonesia dan Malaysia ini menyebabkan saling serang pasukan bersenjata di perbatasan Malaysia.

Wilayah perbatasan Malaysia itu dianggap sebagai daerah yang paling mematikan.

 Pasalnya, pasukan militer Malaysia didukung pasukan Gurkha dan SAS Inggris.

Pasukan elite Inggris itu sudah tak bisa diremehkan lagi kekuatan dan kemampuannya.

Mereka dikenal sangat andal dalam pertempuran hutan.

Baca Juga:

Nyata, Jasad Tukang Angkat Barang Tetap Utuh Meski Sudah 9 Tahun Dikubur, Ustaz Ungkap Kisahnya

Foto Terbaru Luna Maya Usai Ditinggal Nikah Reino Barack yang Nikahi Syahrini, Sosok Ini Dekatinya

DITEMUKAN 730 Kerangka dari Korban Kekejaman NAZI, Begini Kondisinya: Mereka Tewas Ditembak

Jadwal Liga Champions Leg 2 Babak 16 Besar, PSG vs Manchester United, Juventus vs ATM Jadi Big Match

Pasukan SAS di hutan Kalimantan Utara
Pasukan SAS di hutan Kalimantan Utara (Yoyok Prima Maulana)

Oleh karena itu, tugas yang diberikan Jenderal Ahmad Yani kepada Benny Moerdani bukanlah tugas yang mudah.

Bagaimana pun juga, misi rahasianya itu harus berhasil demi pertahanan negara.

Benny Moerdani pun membentuk tim kecil untuk menyusup ke perbatasan Kalimantan.

Ia dan tim kecilnya berangkat dari Cijantung. Tentu saja, ia juga melakukan penyamaran.

Benny Moerdani dibekali identitas baru, bukan sebagai anggota Kopassus, melainkan menyamar sebagai seorang sukarelawan.

Namanya tetap Moerdani. Namun, ia menyandang identitas sebagai warga Muarateweh, Kalimantan Selatan.

Ia bersama timnya mengenakan seragam TNKU.

Benny Moerdani
Benny Moerdani 

Misi rahasia mereka juga bertujuan untuk mengamati rute-rute penyerbuan yang bisa digunakan pasukan induk.

Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD (Kopassus) yang sudah berpengalaman tempur itu pun langsung menunjukkan prestasinya kendati musuh yang dihadapi merupakan pasukan khusus SAS.

Dia bersama timnya, berhasil menaklukan pasukan SAS Inggris yang menyusup di Kalimantan Timur.

Kala itu, ada empat musuh yang harus mereka hadapi.

Satu musuh berhasil ditembak mati, kemudian dua orang lainnya melarikan diri.

Sementara itu, satu orang musuh mereka tawan sebagai jaminan.

Setelah mendapatkan satu tawanan, Benny Moerdani pun langsung melapor ke Jenderal Ahmad Yani.

Kemudian, Ahmad Yani memerintahkan agar tawanan tersebut dibawa ke Jakarta sebagai bukti adanya pasukan SAS yang ditawan.

Bukti tersebut jelas akan membuat pemerintah Inggris mengambil sikap terhadap kebijakan militernya di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Baca Juga:

Nyata, Jasad Tukang Angkat Barang Tetap Utuh Meski Sudah 9 Tahun Dikubur, Ustaz Ungkap Kisahnya

Hotman Paris Mau Pingsan Baca Chatting Lucinta Luna dengan 25 Publik Figur, Sudah Pernah Begitu

IMHJ Rayakan One Decade Anniversary, Sinar Sentosa Dukung Komunitas Honda Terus Eksis

Eks Arena MTQ Batanghari Tak Terawat, Sekda Sebut Bakal Dijadikan Pusat Kuliner

Namun, kondisi tawanan itu tengah terluka parah. Terlebih lagi minimnya sarana transportasi dan kesehatan.

Hal itu menyebabkan musuh yang ditawan itu meninggal dunia. Kemudian, jasadnya dikubur di tengah hutan Kalimantan.

Akhirnya, yang dibawa ke Jakarta hanyalah dog tag (kalung pengenal anggota militer) dan senjatanya saja.

Keberhasilan Benny Moerdani dalam konfrontasi Dwikora ini melegenda dan menjadi sejarah.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved