Fadli Zon Minta Buya Syafi'i Belajar Sastra Puisi Karena Katakan Puisi Neno Warisman Sadis & Biadab

Komentar Buya Syafii Maarif tersebut ditanggapi Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kolase tribuntimur.com
Kala Puisi Neno Warisman Disebut Sadis dan Biadab, Fadli Zon Minta Buya Syafii Belajar Sastra Puisi 

“Secara serentak politikus sekarang lebih mementingkan diri sendiri daripada nasib bangsa ke depan, masa tuhan dibawa Pemilu kan tidak benar,” keluhnya.

Saat dikonfirmasi usai acara Buya mengaku kecewa sekali dengan adanya puisi tersebut.

“Memang saya selalu katakan seperti itu,” pungkasnya.

Tokoh penggerak deklarasi #2019GantiPresiden Neno Warisman. (TRIBUNNEWS.COM)
Tokoh penggerak deklarasi #2019GantiPresiden Neno Warisman. (TRIBUNNEWS.COM) 

Puisi Neno Warisman Sadis dan Biadab

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif turut berkomentar soal puisi Neno Warisman pada acara Munajat 212 yang disebut-sebut berbau politis.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri konferensi pers persiapan acara “Doa dan Ikrar Anak Bangsa untuk Indonesia” di Aula Panti Trisula Perwari di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019).

Buya menyebut pembacaan puisi itu merupakan tindakan sadis dan biadab dengan menyeret tuhan dalam percaturan politik.

Baca: Buronan Pencuri Sepatu Ditangkap di Jl Abdullah Dg Sirua

Baca: Kenali Penyakit Autoimun yang Jadi Penyebab Ibunda Mikha Tambayong Deva Malaihollo Meninggal Dunia

Baca: Rayakan 4 Tahun Komunitasnya, Anggota Mobilio Indonesia Region Celebes Ngumpul di Parepare

Pria kelahiran Sumatera Barat itu mengatakan puisi tersebut dapat memicu perpecahan di antara masyarakat Indonesia.
“Jangan sampai kita bermusuhan karena Pemilu yang biasa saja, yang terjadi setiap lima tahun sekali, apalagi menggunakan puisi, itu sadis dan

biadab,” ungkap Buya.

Baca Juga:

Tiga Kabar dari KPK, Selamat Datang Kembali di Jambi

Daftar Hotel Murah Dekat Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, Tarif Mulai Rp 180 Ribuan

Deretan Prestasi Mentereng Dilan 1991, Salib Avenger: Infinity War, Tarik Media Asing, dan MURI

Pembukaan CPNS 2019 di Provinsi Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Mulai Buka 4-22 Maret

Buya mengatakan bahwa dirinya prihatin atas sikap politikus di Indonesia yang berpikiran pendek tanpa memikirkan nasib bangsa ke depan hanya untuk memenangkan kontestasi politik bernama Pemilu.

“Secara serentak politikus sekarang lebih mementingkan diri sendiri daripada nasib bangsa ke depan, masa tuhan dibawa Pemilu kan tidak benar,” keluhnya.

Saat dikonfirmasi usai acara Buya mengaku kecewa sekali dengan adanya puisi tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved