Femalenial

Kisah Ibu dan Anak dari Jambi Mencoba Mendaki Seven Summit, Gita dan Shafa Dihantam Hujan Deras

Saat perjalanan dan kondisi bacan capai, mereka dihantam hujan. Gita membiarkan Shafa menangis dahulu, setelah selesai baru melanjutkan perjalanan.

Penulis: Nurlailis | Editor: Duanto AS
IST
Putri Birru Shafa (10) dan Gita Anggraini, ibu dan anak dari Jambi yang akan menyelesaikan pendakian Seven Summit Indonesia. 

Saat perjalanan dan kondisi bacan capai, mereka dihantam hujan. Gita membiarkan Shafa menangis dahulu, setelah selesai baru melanjutkan perjalanan.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Seven Summit di Indonesia merupakan cita-cita bagi para pecinta pendakian gunung.

Sebut saja Cartenz Pyramid, Gunung Kerinci, Rinjani, Mahameru, Rantemario, Binaiya dan Bukit Raya.

Bagaimanakah jika kita memulainya sejak kecil?

Apakah memungkinkan mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia tersebut?

Putri Birru Shafa (10) akan membuktikan bahwa dirinya akan mendaki seven summit di Indonesia bersama ibunya.

Dari tujuh gunung tertinggi itu, lima dari gunung itu telah didaki Gita Anggraini dan anaknya.

Sisanya akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Baca Juga:

 BUKA Puluhan Lowongan Kerja Jambi pada Maret 2019, Ini Daftar Nomor dan Alamat Perusahaan

 Gawat, Luna Maya Tiba-Tiba Unfollow Akun IG Syahrini dan Reino Barack, Ada Apa?

 WASPADA Meski Sudah Dikunci Setang, Pencuri Hanya Butuh 23 Detik Buat Gasak Motor

 Tips Mengajak Anak Mendaki Gunung, Gita Sharing Pengalaman Ajak Shafira yang Masih 3 Tahun

Membawa anak dalam pendakian, Gita Anggraini yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan mengaku tidak terlalu menemukan kesulitan.

Kesulitan itu teratasi karena pada dasarnya anaknya memang suka mendaki gunung.

Sebelum berangkat, ibu muda ini mengatakan persiapannya mulai dari persiapan fisik seperti joging.

"Dan kita ajarkan untuk komitmen bahwa sebelum mendaki memang harus ada persiapan fisik," tuturnya.

"Yang susah ini menjaga emosi anak. Kalau Shafa ini harus menangis. Terlebih saat perjalanan dia sudah capai, hujan dan lainnya. Itu saya biarkan dulu dia nangis, pas udah selesai baru lanjutin lagi perjalanannya. Saya jelaskan bahwa nangis tidak menyelesaikan apapun, boleh menangis tapi setelahnya harus tetap melanjutkan perjalanan," ungkapnya.

Menurutnya, hal yang penting saat pendakian yaitu tidak memaksakan ritme untuk berjalan, sehingga Shafa tidak pernah digendong.

“Kalau dia capai ya istirahat. Kalau ada sungai itu yang buat dia menyenangkan karena bisa berenang,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved