Wisata Jambi
UNIK! Sumber Air Asin di Atas Gunung Inum Tinggi Sarolangun, Sudah Ada Sejak Tahun 1445
Air asin yang bisa dikelola menjadi garam ditemukan di Gunung Inum Tinggi Sarolangun sudah lama semenjak tahun 1445 oleh Leluhur (Nenek moyang)
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: bandot
Kepala Desa Lubuk Bangkar, Radinal Muchtar mengatakan wisata Bukit Tempurung yang biasa disebut negeri di atas awan itu telah diresmikan pada tahun baru dan terlihat penampakannya. Berbagai fasilitas tersedia disana
"Fasilitasnya ada tempat-tempat selfi, buaian, MCK, arena panahan, tenda tempat camping, pondok-pondok ,rumah pohon," katanya.
Baca: 5 Merk Handphone yang Laris Dipasaran Selama Q4 2018, Nomor Terakhir Brand yang Tak Disangka Laris
Baca: Reaksi Jusuf Kalla Tentang Puisi Neno Warisman. Ini Katanya
Baca: Segini Potensi Kecepatan Jaringan 5G yang Bakal Diterapkan di Indonesia, Perlukah? Bakal Nguras Data
Disamping itu, momen peresmian yang tepat pada malam pergantian tahun baru 2019, dimanfaatkan masyarakat Desa Lubuk Bangkar untuk melaksanakan acara keagamaan seperti dzikir dan do'a bersama dan solat magrib berjamaah hingga sholat subuh di puncak bukit.

Fuad warga setempat mengaku, sesuai dengan instruksi Bupati Sarolangun tentang larangan tidak merayakan pergantian tahun baru secara berlebihan, makanya masyarakat desa Lubuk Bangkar lebih memilih melaksanakan acara keagamaan seperti sholat berjamaah, dzikir dan do'a bersama di puncak bukit itu
"Harapan kami dengan diadakan acara pengajian keagamaan di puncak bukit ini agar destinasi wisata alam ini menjadi wisata syariah dan dijauhkan perbuatan maksiat, seperti minuman keras," ungkapnya.
Dengan wisata alam yang sudah banyak mulai dikenal ini, kepala desa lubuk bangkar berharap nantinya objek wisata yang ada didesanya itu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
Untuk sistem wisata ini, dari mulai masuk lokasi hingga sampai ditujuan (bukit tempurung) berdasarkan musyawarah bersama masyarakat setempat bahwa wisata ini dikelola oleh BumDes, jika pengunjung ingin kesana cukup dengan pembayaran seperti karcis.

Biaya cukup terjangkau, paling besar sebesar Rp 50 ribu jika menginap menggunakan tenda.
Katanya, Biaya masuk per orang sebesar 3500, Parkir 3000.
"Jadi kalau orang 2, 1 Motor cukup bayar 10 ribu," kata kepala desa Rodinal muchtar
jika mau sewa tenda untuk menginap di puncak tarifnya 50 ribu per malam, sedangkan sewa permainan seperti ayunan 2 ribu per 20 menit, dan ada juga panahan, sewanya 2 ribu per 10 buah anak panah.
Atas terwujudnya wisata ini, ia pun berterimakasih kepada seluruh masyarakat, pemuda kecamatan Batang asai. Sehingga bisa terwujudnya objek wisata ini
"Terutama kepada bapak Bupati Sarolangun Cek Endra yang mengarahkan saya selaku kepala untuk mengembangkan desa.
Untuk itu kami sangat berharap kepada pemerintah agar kiranya bisa membantu infrastruktur yang belum memadai," katanya.
Subscribe Youtube Tribun Jambi