Kisah Kopassus Bebaskan Sandera 3 Menit, Nyaris Gagal, Untung Sintong Ngotot Meski Benny Marah
Sontak Benny langsung sangat marah atas permintaan Kolonel Sintong karena merasa diremehkan.
Merasa ragu ada yang tidak beres dengan MP5, apalagi semua pasukan antiteror belum pernah menggunakannya, Kolonel Sintong pun memberanikan diri minta izin kepada Mayjen Benny untuk mencoba senjata.
Sontak Benny langsung sangat marah atas permintaan Kolonel Sintong karena merasa diremehkan.
Baca: Ternyata Bulan Lahir Bisa Tunjukkan Masa Depan Lho! Kalian Lahir Bulan Apa?
Baca: Ayah Pemuda yang Tewas Loncat dari Transmart Lampung Ungkap Sosok Polwan, Diduga Penyebab Bunuh Diri
Baca: Video 15 Kapal Nelayan Terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Kejadian Sejak Pukul 15.30 WIB
Tapi ternyata uji coba penembakan MP5 diizinkan oleh Mayjen Benny meski pesawat sudah nyala mesinnya dan nyaris berangkat.
Mesin pesawat pun kemudian dimatikan.
Sejumlah pasukan antiteror kemudian menembakkan MP5 ke arah tanggul yang menjadi penahan panas yang keluar dari knalpot (exhaust) pesawat.
Semua senapan MP5 yang masih terbilang baru itu ternyata macet ketika ditembakkan.
Mayjen Benny pun terkejut bukan kepalang.
Mayjen Benny lalu memerintahkan ajudannya untuk mengambil peluru baru di kantornya yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan, dan hanya berjarak beberapa menit dari Lanud Halim.

Ketika peluru yang masih baru dicoba ternyata bisa meletus sempurna.
Ternyata, penyebab kemacetan ternyata peluru yang semula dibagikan sudah kadaluwarsa.
Setelah semua pasukan antiteror mencoba senjatanya dan sukses, pesawat pun bertolak ke Bangkok dan tiba pada 30 Maret 1981.
Pada 31 Maret 1981 dini hari pasukan antiteror menyerbu pesawat DC-9 Woyla yang dibajak.
Mereka sukses membebaskan sandera sekaligus melumpuhkan 5 teroris dalam waktu tiga menit.
Namun yang pasti, jika Kolonel Sintong tidak memberanikan diri mencoba menembakkan MP5, operasi pembebasan sandera bisa saja gagal.