Kisah Militer
Kisah Pertempuran Pasukan Kostrad Vs 'Si Kribo' Tentara Paling Berbahaya Timtim di Jurang Laga
Pasukan Kostrad merupakan pasukan yang kenyang pengalaman mati-matian bertempur dengan pasukan Timor Timur yang paling berbahaya
TRIBUNJAMBI.COM - Aksi pertempuran di Jurang Laga antara pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan tentara paling berbahaya di Timor Timur berlangsung mendebarkan.
Operasi Seroja di Timor Timur menjadi satu diantara operasi militer terbesar yang dilakukan oleh Indonesia.
Pasukan tempur dari berbagai kesatuan diturunkan di wilayah tersebut.
Satu diantara pasukan yang diterjunkan untuk berperang yakni Kostrad.
Sebagai pasukan terlatih yang siap dikirim ke berbagai medan tempur, pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merupakan pasukan yang kenyang pengalaman.
Salah satu pertempuran yang pernah djalankan oleh para prajurit Kostrad adalah menumpasan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur (sekarang Timor Leste).
Tahun 1995 sebuah tim combat intelligent (CI) atau biasa disebut tim khusus dari jajaran Yonif Linud 330/Kostrad diturunkan ke wilayah Timtim.
Baca: Kisah 40 Pasukan Raider Kostrad Terjun dari Pesawat Serbu Pasukan Elite SAS di Belantara Kalimantan
Baca: Bak Manusia Super Pasukan Kostrad TNI Tetap Berperang Ditengah Puasa, Tentara Asing Sampai Melongo
Baca: Duel Pasukan Grup 2 Kopassus dan SAS di Mapu, Pertempuran Brutal Permalukan Pasukan Elite Inggris
Baca: Denjaka, Pasukan Super TNI AL yang Miliki IQ di Atas Rata-rata, 1 Sosok Setara 120 TNI Biasa
Tim diberangkatkan dari Jakarta menggunakan KRI Teluk Amboina beranggotakan 15 orang dipimpin Lettu Tandoyo Budi Revita.
Hampir tiga bulan melakukan operasi, tim belum menemukan sasaran yang dicari.
Beberapa kontak senjata sempat terjadi, namun belum membuahkan hasil.
Lewat bulan ketiga barulah tim menemukan jejak.
Kala itu hari Jumat menjelang siang.
Usai beristirahat di pinggir sungai dekat laut di daerah Laga, tiba-tiba tim menemukan jejak bekas orang mengambil air di sungai.
Tim pun dibagi dua kelompok.
Kelompok Sanca beranggota 10 orang dipimpin Tandyo bergerak ke depan.
Sementara kelompok Cobra beranggota lima orang tetap di basis operasi.
Benar saja, setelah bergerak, tim Sanca menemukan pos musuh, dan tiba-tiba satu tembakan SS-1 meluncur ke arah musuh.
Tim segera berpencar dalam jarak pandang aman bersenjatakan M-16, SS-1, GLM dan granat.

Saat itu masing-masing personel membawa tujuh magasen sehingga hanya bisa digunakan untuk pertempuran jangka pendek.
Kopda Syamsul Bahri dan Pratu Ali Fikri melambung ke kiri sambil melancarkan tembakan gencar untuk pembersihan.
Benar saja, tiba-tiba tampak sekelebat dua orang berlari.
Satu orang sambil menembakkan senapan M-16 ke atas dan tidak terarah.
Tim terus mengejar.
Sampailah mereka di pinggir jurang dekat laut.
Musuh meloncat ke situ dan bersembunyi di balik batu.
Menghadapi musuh yang telah bersembunyi dan siap melancarkan serangan balasan, tim Kostrad memang harus bertempur dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan.

Tandyo memerintahkan Syamsul dan Ali terjun ke jurang.
Sedangkan Pratu Sudarlen diperintah menjaga di bibir jurang dengan senapan siap menyalak.
Tiba-tiba satu musuh berambut kribo menyerang Ali dengan dua kali tembakan, namun tidak mengena.
Lalu ia mengarahkan senjata lagi ke Ali yang sudah berada satu meter darinya.
Ali tidak mungkin lolos dari terjangan peluru tapi terus menyerbu maju.
Baca: Menguak Buzzer Hoaks Pilpres, Donatur Bersedia Sumbang Hingga Milyaran, Bagaimana Cara Kerjanya?
Baca: Usai Dijenguk Jokowi, Ini Kabar Terbaru Ani Yudhoyono Diunggah Annisa Pohan, Masih Terlihat Pucat
Baca: VIDEO VIRAL - Piton Nekad Tangkap Burung Dari Atas Antena Televisi
Baca: Terungkap, Alasan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik St Paulus Ledalero Tolak Kedatangan Sandiaga Uno
Tapi mujur kali ini senjata si rambut kribo ternyata macet.
Syamsul segera menarik Ali dan menembak si rambut kribo dua kali.

Tak mau ambil risiko, Syamsul merebut senapan dari tangan musuh.
Lalu ia mundur digantikan Ali Fikri yang memberondongkan tembakan.
Keduanya pun kembali ke atas. Pada saat itu, satu orang musuh tampak berlari.
Tanpa pikir panjang, tim menembaknya dan kena.
Sementara di rambut kribo masih terus bergerak-gerak.
Akhirnya dilemparlah satu granat ke arahnya.
Dia terpental dan tersungkur di bawah pohon asam jawa.
Sekujur tubuhnya melepuh terbakar, tapi rambutnya tetap utuh.
Setelah diidentifikasi oleh tim khusus, ia adalah Rodax TT, Komandan Uni Dade Sektor Laga, GPK Tim-tim yang sangat berbahaya dan paling dicari saat itu.
Sumber: Dispen Kostrad, dan pernah tayang di Majalah Angkasa