Hidangan Hari ke-15 Imlek, Lontong Cap Go Meh - Kisah dan Makna Dibaliknya Serta Cara Penyajian
Lontong cap go meh adalah hidangan khas hari terakhir perayaan Imlek, tahun ini, hari ke-15 perayaan Imlek jatuh pada tanggal 19 Februari 2019.
Sejak saat itu, sup tersebut disebut lontong Cap Go Meh, teman-teman.
Baca: Digrebek Saat Indehoi, Pria Ini Coba Suap Petugas, Cairan di Sprei Jadi Saksi
Bagaimana Cara Menajikannya?
Lontong Cap Go Meh merupakan satu sajian yang terdiri dari lontong, opor ayam, sayur, dan bubuk kedelai.
Dalam sepiring lontong Cap Go Meh, rasa gurih manis sayur mendominasi dipadu dengan kelembutan suwiran daging ayam.
Sementara taburan bubuk kedelai semakin menambah cita rasa gurih.
Warna merah dari sayur rebung dan sayur ati ampela memberikan sedikit rasa pedas dalam sesuap lontong Cap Go Meh.
Sebutir telur utuh dalam piring turut memperkaya cita rasa dalam sepiring lontong Cap Go Meh.
Dipercaya pula, lontong Cap Go Meh mengandung perlambang keberuntungan, misalnya lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer.
Hal ini karena ada anggapan tradisional Tionghoa yang mengkaitkan bubur sebagai makanan orang sakit.
Bentuk lontong yang panjang juga dianggap melambangkan panjang umur.
Kemudian telur, dalam kebudayaan apapun selalu melambangkan keberuntungan.
Sementara kuah santan yang dibubuhi kunyit berwarna kuning keemasan, melambangkan emas dan keberuntungan.
Dikutip dari Kompas.com, lontong Cap Go Meh merupakan bentuk kuliner adaptasi peranakan China di Nusantara.
"Lontong Cap Go Meh ini bentuk makanan adaptasi, bentuk baru untuk kaum Peranakan, bukan menggantikan, mereka menghormati tradisi masyarakat setempat (di pesisir Laut Jawa)," kata pemerhati budaya China, Agni Malagina kepada KompasTravel, Senin (6/2/2017).
Agni menceritakan, lontong Cap Go Meh sendiri hanya ditemukan di pesisir Laut Jawa.