Tiga Langkah Sintong Panjaitan saat Pencopotan Prabowo Subianto, Kisah Pengepungan Rumah Habibie
Pada 22 Mei 1998, ketika kediaman Habibie dan Istana Kepresidenan "dikepung" pasukan bersenjata. Habibie mencurigai ...
Saat itu, dia berpikir untuk mengecek sendiri keadaan di lapangan.
Namun, niat itu dibatalkan, dan Habibie memilih untuk percaya sepenuhnya kepada Wiranto.
Keputusan pun segera diambil.

Habibie meminta Wiranto untuk mencopot Prabowo dari jabatan Pangkostrad.
"Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad harus sudah diganti, dan kepada penggantinya diperintahkan agar semua pasukan di bawah komando Pangkostrad harus segera kembali ke basis kesatuan masing-masing," demikian perintah Presiden Habibie kepada Pangab Wiranto ketika itu.
Wiranto kemudian bertanya, siapa yang akan menggantikan Prabowo.
Ketika itu, Habibie menyerahkannya kepada Wiranto.
"Terserah Pangab," ujar Habibie.
Benarkah Avriellya Shaqila Nyaris Dijual Baby Sitter, Hingga Makna Tangisan di Depan Mapolda Jatim
Mobil BMW Langka yang Ini Masih Diburu oleh Kolektor Namun Miliki Harga yang Murah Tak Lebih dari
Daftar Nama Purn TNI/ Polri Pendukung Capres. Dua Mantan Panglima Adu Strategi
Langkah pengamanan terhadap keluarga Presiden Habibie pun dilakukan.
Semua anggota keluarga Presiden dikumpulkan di Wisma Negara, yang masih berada di Kompleks Istana Kepresidenan.
Meski demikian, Habibie tetap beraktivitas seperti biasa, termasuk melakukan persiapan untuk mengumumkan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Setelah memutuskan akan mencopot Prabowo, hal lain yang harus ditentukan adalah mencari penggantinya.
Ketika itu, Wiranto mengusulkan Panglima Divisi Siliwangi Mayjen Djamari Chaniago.

Namun, karena terkendala jarak, maka, untuk sementara, Letjen Johny Lumintang ditunjuk sebagai Pangkostrad.
Habibie menyetujui itu, yang menjadikan Johny Lumintang sebagai Pangkostrad selama 17 jam.
Tiga langkah