Tuan Guru Bajang Dan Rocky Gerung Saling Sindir Di Twitter, Ada Apa?
Keduanya tampak saling menyebut masalah masing-masing. Tuan Guru Bajang atau TBG menyinggung soal pernyataan Rocky Gerung soal pernyataan makna Fiksi
TRIBUNJAMBI.COM- Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) dan Pakar Politik saling sindir di media sosial twitter.
Keduanya tampak saling menyebut masalah masing-masing.
TBG Tainul Majdi menyinggung soal pernyataan Rocky Gerung soal pernyataan makna Fiksi.
Lalu Rocky Gerung menyindir soal dugaan korupsi TGB dengan mengutip berita kasus dugaan Korupsi.
Awalnya TGB ikut berkomentar soal polemik kitab suci fiksi yang kini menjerat Rocky Gerung.
Dalam pernyataannya TGB menyebut sejumlah dampak yang akan ditimbulkan dari pernyataan Rocky tersebut.
TGB mengandaikan jika di toko buku, kitab suci diletakkan di rak buku fiksi. "
“Saya tidak bisa bayangkan kalau di sebuah toko buku, Alquran diletakkan di rak fiksi bersama novel, dongeng, kumpulan cerpen dan karya fiksi lain. Bisa didemo toko itu,” tulis TGB dalam di instagramnya, Jumat (8/2/2019).
Berikut pernyataan lengkap TGB:

Catatan tentang "kitab suci itu fiksi":
1.Saya tidak bisa bayangkan kalau di sebuah toko buku, Alquran atau Injil diletakkan di rak "fiksi" bersama novel, dongeng, kumpulan cerpen dan karya fiksi lain. Bisa didemo toko itu.
2.Kitab suci bukan fiksi, karena ia bukan imajinasi namun pemberitahuan tentang kenyataan, yang telah terjadi ataupun yang akan terjadi. Gaib bukan fiktif tapi hakiki dan benar bagi orang beriman.
3. Sebagian orang mencari pembenaran dengan mengatakan, bahwa yang dimaksud adalah bukan Alquran tapi kitab suci yang lain dalam hal ini Injil.
Orang itu lupa dua hal.
Pertama, Alquran adalah kitab suci, maka ketika disebut "kitab suci", Alquran termasuk didalamnya.
Kedua, kesucian Taurat dan Injil dalam pandangan Islam tetap diakui selain bagian-bagian yang diyakini ditahrif atau ditabdil, diganti atau dirubah. Kisah penciptaan alam, kisah para nabi secara umum sealur dengan Alquran selain beberapa perincian yang berbeda. Wasiat tentang perintah dan larangan juga banyak kesamaan antara Taurat Injil dan Alquran selain juga ada beberapa perbedaan.
Baca: Berapa Gaji PPPK/P3K? Ayo Buruan Daftar PPPK Tahap 1 di Link Sscasn.bkn.go.id
Baca: Bos Tekstil Asal Bandung Dimutilasi di Malaysia, Gara-gara Nagih Utang Rp 2 Miliar
Baca: 668 Warga di Tanjab Timur, Belum Rekam e-KTP, Dukcapil Optimis Rampung Jelang Maret
Itu sebabnya para ulama melarang kita untuk melecehkan Injil atau Taurat dengan membuangnya ke tempat sampah misalnya, karena didalamnya ada nama ALLOH dan asmaNya serta firman ALLOH yang tidak dirubah. Bagian yang tidak dirubah tentu bukan fiksi karena itu wahyu dari ALLOH.
Karena itu pula, terkadang para ulama mengutip Taurat atau Injil untuk menguatkan apa yang ada dalam Alquran seperti kisah tentang Bani Israil dalam kitab-kitab tafsir. Ungkapan "Kitab suci itu fiksi" menghantam semua pondasi kemutlakan dan kebenaran wahyu. Baik Alquran, Injil maupun kitab suci lainnya.
4. Ungkapan "Kitab Suci itu Fiksi" ditambah ucapan "Atheisme itu diijinkan oleh Pancasila" oleh orang yang sama kiranya cukup menjelaskan pandangan orang tersebut terhadap agama.
Baca: Bagaimana Sikap Politik Ustaz Yusuf Mansyur, Ustaz Abdul Somad dan Aa Gym di Pilpres 2019?
Baca: Velentine Day - Kabun Binatang ini Tawarkan Cara Membunuh Mantan, 1500 Nama Mantan Didaftarkan
Baca: Rose Blackpink Rayakan Ulang Tahun ke 22, #RosesAreRosieDay Melejit Jadi Trending Topic
Balasan Rocky Gerung
Lalu apa tanggapan Rocky Gerung?
Mantan dosen filsafat UI tersebut 'membalas' dengan cara membagikan berita dugaan gratifikasi TGB.
Lewat akun twitternya Rocky membagikan sebuah berita yang dimuat media online nasional.
Berita tentang dugaan TGB menerima gratifikasi ini dimuat 17 September 2018 lalu.
"Masoook pak ekoo..," komentar seorang netizen.

"Tweetnya beda dari biasanya bang Rocky..," komentar yang lain.
Pengamat politik, Rocky Gerung memenuhi panggilan Polda Metro Jaya soal pernyataannya "Kitab Suci Fiksi", Jumat (1/2/2019).
Rocky diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal khusus Polda Metro Jaya dengan didampingi kuasa hukumnya, Haris Azhar pada pukul 15.55 WIB.
Rocky keluar dari ruang pemeriksaan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Jumat (1/2/2019) malam sekitar pukul 20.40 WIB.
Selama lebih kurang 5 jam, Rocky diperiksa terkait memberi keterangan.
Ia diminta pihak kepolisian untuk klarifikasi mengenai istilah fiksi.
Baca: Jadwal MotoGP 2019 - Duet Maverick Vinales & Valentino Rossi di Tes Pramusim MotoGP Qatar
Baca: Perlawanan Terakhir ISIS di Suriah Timur, Berapa Banyak Militan yang Tersisa?
Baca: Jadwal MotoGP 2019 - Duet Maverick Vinales & Valentino Rossi di Tes Pramusim MotoGP Qatar
"Rupanya si pelapor itu gagal paham beda antara fiksi dan fiktif. Padahal berkali-kali saya terangkan bahwa fiksi adalah suatu energi untuk mengaktifkan imajinasi," kata Rocky kepada wartawan seusai pemeriksaan oleh kepolisian Jumat malam, dikutip dari Kompas.com.
Ia mengungkapkan bahwa penting bagi pelapor membedakan fiksi dan fiktif, dia juga menambahkan bahwa pelapor memiliki kekurangan pengetahuan tentang pemaknaan kata-kata.
"Saya enggak tahu nih apa karena mungkin beliau membutuhkan percakapan akademis tapi enggak punya forum," kata Rocky.
Pernyataan Rocky Gerung soal "Kitab Suci Fiksi" sejatinya sudah tahun lalu ramai diperbincangkan.
Pernyataan Rocky Gerung itu disampaikan dalam Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/04/2018) malam.
Dalam closing statement, Rocky Gerung awalnya, menyampaikan bahwa fiksi lawannya realitas bukan fakta.
"Jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehkan anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," ujarnya.
Setelah itu, dosen Filsafat UI itu mempertanyakan soal kitab suci.
"Kitab suci itu fiksi bukan? siapa yang berani jawab," katanya.
"Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai, belum tiba itu. Babat tanah jawa itu fiksi," ujar Rocky.
Pada kesempatan itu, Rocky juga mengatakan fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi.
"Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," ujarnya. Telos sendiri dalam bahasa Yunani berarti ‘akhir’, ‘tujuan’, atau ‘sasaran’," kata pengamat politik tersebut.
Dia memperjelas jika fiksi itu baik, sedangkan yang buruk adalah fiktif.
Ia bahkan mengambil contoh Mahabharata. Menurutnya, Mahabharata adalah fiksi, tapi itu bukan fiktif.
Rocky berargumen, fiksi itu kreatif. Sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan ia menunggu telosnya.
"Anda berdoa, Anda masuk dalam energi fiksional bahwa dengan itu Anda akan tiba di tempat yang indah,” ujarnya.
Rocky menambahkan, dalam agama, fiksi adalah keyakinan. Dalam literatur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi.
"Kimianya sama, dalam tubuh sama, dan jenis hormon yang diproduksi dalam tubuh sama," ujarnya.
Baca: Vanessa Angel dan Ahmad Dhani Selama di Sel Rindukan Makanan Favorit, Mulan Pilih Jualan Mukena
Baca: Ali Mochtar Ngabalin Tanggapi Pertanyaan Jika Prabowo-Sandi Menang, Gabung?
Baca: Gubernur Tantang Demonstran Berkelahi di Kantor, Lihat Videonya
Pada stasiun TV berbeda, Rocky Gerung memperjelas komentarnya di ILC.
Alumnus Sastra UI, Rocky Gerung menyatakan dirinya sudah menghitung bahwa akan ada yang mempersoalkan saat dirinya memilih kata fiksi, dalam pernyataannya di ILC.
"Tentu yang anda maksud reaksi saya. Saya hitung di dalam kepala. Dalam kecepatan cahaya. Bahwa pasti ada yang akan mempersoalkan kan itu," ujar Rocky, Selasa (24/4/2018) malam.
"Tetapi saya ukur, saya mengucapkannya dalam struktur silogisme. Bila, maka itu," katanya.
Rocky mempersilakan jika kemudian hal itu diuji di pengadilan.
"Kalau dia akan uji di pengadilan, silakan uji silogisme. Barang buktinya apa? Logic. Bagaimana logic itu ditaruh di depan persidangan? Si hakim juga akan bingung. Polisi juga akan bingung bikin BAP," ujarnya.
(Tribun-Timur/@Ilham_Arsyam)