Kisah Dibalik Nama Tommy, Terjadi saat Soeharto Berjibaku Menumpas Belanda Saat Ibu Tien Hamil Tua

Berawal dari Soeharto dilantik menjadi Panglima Mandala pada bulan Februari 1962 dan bertepatan dengan kandungan Ibu Tien Soeharto yang memasuki usia

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Timur
Tommy Mandala Putra, anak kelima Soeharto (Kiri) bersama Soeharto dan Ibu Tien 

Baca Juga:

Luna Maya Diramal akan Menemukan Tambatan Hati di Akhir Tahun

SBY Copot Wakil Ketua DPRD Jakarta. Hinca Sebut tak Ada Muatan Politis

Dul Jaelani Bandingkan Perlakuan Irwan Mussry dan Mulan Jameela, Ternyata Ibu Tirinya Bikin Kangen

Bareng Inul & Soimah Istana Presiden Digruduk Peserta LIDA 2019, Lakukan Ini dengan Jokowi & Istri

Cara Melacak Posisi, Suami, Istri, Anak, Pacar Lewat HP Pakai Aplikasi Gratis, Tak Bisa Lagi Bohong

Sebagai tambahan, ia juga mempelajari kekuatan Belanda.

Soeharto beranggapan perang akan berlangsung lama sehingga perlu dibentuk kawasan perang (battle field) untuk pembebasan Irian.

Sebagai mantan anggota KNIL dan pernah bertempur melawan pasukan Belanda selama Perang Kemerdekaan, Soeharto paham kali ini kekuatan militer Belanda pasti jauh lebih kuat dan pintar.

Apalagi militer Belanda yang berada di Irian Barat sering melakukan latihan perang secara rutin dengan NATO.

Ibu Tien Soeharto, Tommy kecil, dan Pak Harto
Ibu Tien Soeharto, Tommy kecil, dan Pak Harto (anton-djakarta.blogspot.com)

Latihan perang bersama itu yang jelas telah menjadikan kekuatan laut dan udara yang dimiliki oleh Belanda jauh lebih tangguh.

Pengalaman tenggelamnya kapal perang RI Matjan Toetoel di laut Aru akibat serangan kapal perang dan pesawat tempur Belanda membuat operasi militer yang dipimpin oleh Soeharto menjadi bersiko tinggi (high risk).

Dalam benak Soeharto, taktik operasi ini harus didahului oleh serangan infiltrasi melalui laut dan udara.

Pasukan yang harus diterjunkan dalam infiltrasi dipilih oleh Soeharto dari kesatuann-kesatuan khusus yang selama ini telah berpegalaman dalam menumpas aksi pemberontakan di tanah air seperti PRRI/PERMESTA dan pemberontakan di kawasan Sumatera.

Baca Juga:

Viral Videonya Menangis di Konser Dewa 19, Dul Jaelani Ungkap Penyebabnya, Bukan Ahmad Dhani

MotoGP 2019 - Panas! Marc Marquez Ogah Berjabat Tangan Lagi dengan Valentino Rossi, Ini Alasannya

Mall JCC di Eks Terminal Simpang Kawat, Segera Launching, Ini Rencana Waktunya

Ari Lasso Ungkap Kejadian di Belakang Panggung Dewa 19, Dul Jaelani Sampai Gemetaran Seluruh Tubuh

Cara Melacak Posisi, Suami, Istri, Anak, Pacar Lewat HP Pakai Aplikasi Gratis, Tak Bisa Lagi Bohong

Taktik mendaratkan pasukan secara diam-diam dan kemudian melancarkan pegintaian dan perang gerilya itu bertujuan untuk menarik perhatian Belanda sehingga mengerahkan pasukan intinya untuk menyambut infiltran itu.

Soeharto yakin berkat kemampuan pasukan khusus seperti RPKAD dan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) AURI, Belanda akan mengerahkan ribuan pasukan untuk menghadapinya.

Ribuan pasukan yang berhasil diikat itu membuat konsentrasi kekuatan pasukan Belanda terpecah dalam waktu yang cukup lama.

Dengan demikian Belanda akan meninggalkan posisi lowong pertahanan di kota-kota, utamanya seperti Biak dan Holandia (Jayapura).

Soeharto sempat dicemooh ketika menggunakan pasukan terbaiknya dari RPKAD, PGT dan RAIDER PARA sebagai infiltrant.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved