Soal Propaganda Rusia, Duta Besar Rusia Beri Klarfikasi di Twitter : Kami Tak Ikut Campur

Duta Besar Rusia Untuk Indonesia melalui akun tweetnya @RussianEmbassy,IDN memberikan sedikitnya tiga twit untuk menjelaskan soal pembicaraan hangat

Penulis: andika arnoldy | Editor: andika arnoldy
https://twitter.com/RusEmbJakarta
Duta Besar Russia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva 

TRIBUNJAMBI.COM - Pasca Pernyataan Jokowi soal adanya propaganda Rusia pada pemilihan presiden, semua pihak angkat bicara, termasuk kedutaan Rusia untuk Indonesia.

Pernyataan calon Presiden Jokowi ini membuat Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva menjelaskan asal-muasal istilah propaganda Rusia.

Lyudmila Vorobieva melalui akun tweetnya @RussianEmbassy,IDN memberikan sedikitnya tiga twit untuk menjelaskan soal pembicaraan hangat ini.

Tweet ini disampaikan pukul 20.15 WIB tanggal 3 Februari 2019.

"Berkaitan dengan beberapa publikasi di media massa tentang seakan-akan penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia, kami ingin menyampaikan sebagai berikut." @RussianEmbassy,IDN

"Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas." @RussianEmbassy,IDN

"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami".@RussianEmbassy,IDN

Sementara Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengatakan pernyataan Jokowi yang menyebut ada tim sukses yang menggunakan propaganda Rusia jelas merupakan fitnah.

Hal itu, kata Fadli karena pihaknya tidak menggunakan cara-cara propaganda Rusia.

"Ya enggak ada itu kan fitnah, bisa kita laporkan itu itu betul kalau ada suatu pernyataan seperti itu nanti kita periksa, kita kaji, bisa kita laporkan karena itu jelas fitnah dan hoaks, enggak ada pakai konsultan Rusia," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Lebih lanjut, Fadli mengatakan seharusnya seorang presiden yang juga sekaligus calon presiden petahan harus berhati-hati dalam menyebut nama negara.

Fadlizon bantah pernyataan Jokowi soal konsultan asing
Fadlizon bantah pernyataan Jokowi soal konsultan asing (tribunnews.com)

Jika tidak, kata Fadli, bisa merusak hubungan diplomatik dengan negara lain.

"Seorang presiden, ekarang capres itu harus hati-hati menyebut nama negara itu bisa menimbulkan gejolak hubungan diplomatik antara kita dengan Rusia atau negara manapun yang disebut. Enggak bisa sembarang menyebut nama negara itu kecuali dia betul-betul punya bukti sahih yang nyata," jelasnya.

Baca: Tiga Oknum Polisi Rudapaksa Polwan Sampai Pingsan di Kantornya, Berawal dari Dicekoki Miras

Baca: Imlek 2019 - Alasan Imlek Selalu Dikaitkan Turunnya Hujan. Prediksi BMKG saat Imlek 2019

Baca: 3 Orang Meninggal, 302 Kasus DBD di Provinsi Jambi Tahun Ini, Kota Jambi Tertinggi

"Nah buktikan dong kalau misal ada. Jadi jangan membuat hoaks dan fitnah untuk mengerek elektabilitas," tutup Wakil Ketua DPR RI itu.

Sebelumnya dilansir dari Surya, Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menyebut adanya tim sukses yang menggunakan gaya politik

“propaganda Rusia”. Hal ini dilakukan dengan membuat dan menyebar hoaks.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak para alumni perguruan tinggi yang mendukungnya untuk memerangi hal tersebut.

”Saya merasa yang ada di hadapan saya adalah intelektual karena lulusan perguruan tinggi ternama,” kata Jokowi pada sambutannya kala bertemu ribuan alumni di Jalan Pahlawan, Surabaya (2/2/2019).

”Oleh itu, saya mengajak kawan-kawan sekalian. Saat ini kita menghadapi banyaknya hoax, kabar bohong yang lalu lalang di media sosial,” kata Capres yang kini masih menjabat sebagai Presiden ini.

Di dalam menyampaikan pendekatan, relawan harus dengan cara yang bijaksana.

Baca: Deretan Artis yang Bakal Merayakan Tahun Baru Imlek 2570, Gong Xi Fat Cai 2019, Pesta Besar-besaran?

Baca: Fadli Zon Minta Bawaslu Periksa 9 Kepala Daerah di Maluku Utara, Bandingkan Dengan Anis Baswedan

”Kami ingin menyampaikan dengan cara politik kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gaya politik kita cara politik yang penuh etika, tata krama, penuh peradaban, penuh dengan sopan santun,” imbuhnya.
Hal ini sebagai benteng untuk melawan tim sukses yang menebar hoaks.

”Problemnya, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda Rusia. Setiap saat selalu mengeluarkan semburan fitnah. Setiap saat selalu mengeluarkan semburan dusta dan hoax,” kata capres yang berpasangan dengan Cawapres KH Ma’ruf Amin ini.

Hal ini lah yang nantinya harus dilakukan oleh para relawan.

”Ini yang harus dilakukan bapak ibu sekalian sebagai alumnus perguruan tinggi. Kami meyakini sebagai arek Surabaya, pasti wani,” katanya.

Hal ini lantas disambut dengan teriakan pekik bersahutan, “Jokowi! Wani!”

”Saya meyakini arek-are Surabaya pasti wani, arek-arek Jawa Timur pasti wani,” imbuh Jokowi.

”Mari door to door untuk menyampaikan mana yang benar, mana yang tidak benar. Sekarang ini banyak yang dibolak-balik. Salah menjadi benar, benar menjadi salah,” kata capres yang diusung sembilan partai ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved