Senjata Ini Saksi Mata Tangguhnya Pasukan Baret Merah, Melihat Latihan Prajurit Kopassus
TRIBUNJAMBI.COM - Dari sejumlah kisah heroik Kopassus, adakah yang sempat bertanya-tanya seperti apa
TRIBUNJAMBI.COM - Dari sejumlah kisah heroik Kopassus, adakah yang sempat bertanya-tanya seperti apa latihan prajurit Kopassus?
Sebagai pasukan khusus, tentunya latihan prajurit Kopassus agak 'berbeda' dan memang dilatih secara khusus
Latihan prajurit Kopassus ini sempat diceritakan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Pramono Edhie Wibowo menceritakan tentang latihan prajurit Kopassus dalam bukunya yang berjudul 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan', yang diterbitkan
Latihan terberat prajurit Kopassus sudah menanti saat sampai di Cilacap.
Baca: Viral, Jenazah Ini Siap Dikubur, Warga Digegerkan Saat Keluar darah dari Kepala dan Nadi Berdenyut
Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini, materi latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para prajurit Kopassus harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
"Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan `pelolosan' dan `kamp tawanan'," tulis Pramono dalam bukunya
Dalam latihan itu, para calon prajurit Kopassus dilepas tanpa bekal pada pagi hari, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.
Selama "pelolosan", calon prajurit Kopassus harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Baca: Kisah Ira Koesno Saat Wawancara, Narasumber Minta Presiden Soeharto Diganti, Istana Langsung Telpon
Dalam pelolosan itu, kalau ada prajurit yang tertangkap maka berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi seperti dalam perang.
Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, para prajurit Kopassus harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.
Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.
Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Selama tiga hari pra prajurit Kopassus menjalani latihan di kamp tawanan.
Baca: Kronologi Harimau Taman Rimba Paru-paru Basah, Muntah Lalu Mati, sebelumnya Singa Juga Mati
Dalam kamp tawanan ini semua prajurit Kopassus akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.
"Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya," tulis Pramono Edhie.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.
Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.
Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.
Baca: Fahri Hamzah: Itu Debat Lebih Rendah Kualitasnya dari Debat Calon Ketua Osis
"Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa," tutup mantan Danjen Kopassus ini
Asal Usul Pisau Komando Identitas Kopassus
Pisau komando merupakan senjata khas yang menjadi identitas khusus pasukan Kopassus.
Misalnya, gapura bentuk pisau komando ketika masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, gambar pisau komando ada di salah satu logo Kopassus
Kopassus memang identik dengan pisau komando yang memiliki dua bilah ini
Tapi tidak banyak yang tahu soal pisau komando ini. Kenapa kehadirannya begitu fenomenal di dunia pasukan khusus, terutama di kalangan Kopassus?
Baca: Ini Khasiat Batu Merah Delima Bila Dipegang Ahok, Harganya Setara 34 Honda PCX
Dikutip dari buku 'Weapon, a Visual History of Arms and Armours' karya Roger Ford
Ide pembuatan pisau komando ini muncul dari William Ewart Fairbairn yang saat itu mendapat tugas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, Tiongkok.
Di tahun 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.
Fairbairn berpikir, anggotanya harus dibekali sebuah senjata beladiri jarak dekat yang efektif dan mematikan
Bersama salah satu partnernya di kepolisian Shanghai yang bernama Eric Anthny Sykes, William Ewart Fairbairn membuat sebuah pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar, namun panjang.
Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedangkan panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.
Tidak seperti pisau pada umumnya, pisau komando buatan Fairbairn & Sykes didesain bukan untuk mengiris, melainkan menusuk.
Baca: Video Pidato Perpisahan Liliyana Natsir Pensiun Dari Bulu Tangkis, Haru, Suporter Riuh Tepuk Tangan
Bilah pisau komando didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia, sehingga bisa langsung menusuk jantung musuh.
Tidak cuma menciptakan pisau, Fairbairn dan Sykes kemudian juga menciptakan sebuah teknik beladiri dengan pisau buatannya yang mereka beri nama "Defendu System".
Saat Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia mendapat perintah untuk memberikan pelatihan Defendu System kepada anggota pasukan khusus Inggris.
Namun, mengapa pisau komando Fairbairn & Sykes malah terkenal di AS?
Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).
OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.
Baca: Daftar 100 Nama Bayi Perempuan Modern dan Islami, Bisa Jadi Referensi untuk Para Orang Tua
AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.
Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.
Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.
Baca: Ternyata Ini yang Bikin Prajurit Baru Kopassus Deg-degan, Harus Tidur di Kandang Sapi
Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.
Yang jelas, pisau komando ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.