Kala Orang Bertato Takut Keluar Rumah di Era Soeharto, Bila Tak Ingin Ditemukan Mati di Dalam Karung

Di Era pemerintahan Presiden Soeharto. Para pengguna tato mendadak segan dan takut untuk keluar rumah.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Manado
Kisah Zaman Soeharto, Ketakutan Kepada Petrus Buat Banyak Orang Berbondong-bondong Hapus Tato 

Maraknya angka kejahatan tentu saja juga berbanding dengan tingginya angka korupsi, yang juga sama-sama pencurian uang.

Masalahnya, banyak koruptor yang tidak ditembak misterius seperti diberlakukan pada bandit lainnya padahal uang yang dirampok koruptor bisa jadi jauh lebih tinggi angkanya.

Baca Juga:

Cadangan Jadual Program Think Tank Homestay Malaysia 2019

Siapkan Diri, Lowongan CPNS 2019 Dibuka Maret, Ini Kata Menpan RB

Batal Bebas Karena Tak Mau Tandatangi Dokumen ini, Abu Bakar Baasyir: Kok Jadi Begini?

Location of Kampungstay Desa Murni on Google Maps

Dul Ungkap Gak Enak Sering-sering Minta Uang Sama Bunda Maia, Kalau dari Irwan Mussry?

Misalnya kasus e-KTP senilai Rp 2,5 triliun, Bank Century senilai Rp 6,7 triliun, atau BLBI senilai Rp 650 triliun.

Tentu saja, para koruptor penampilannya tidak seperti gali tatoan, mereka hidup di rumah yang nyaman dan mewah dari hasil korupsinya.

Meski demikian, kejahatan jalanan seperti dilakukan gerombolan debt collector yang menculik siswi SMP dan dilecehkan, misalnya, juga tidak bisa dibiarkan.

Kalangan masyarakat, yang tercermin suaranya dari komentar atas berita ini bahkan minta agar gerombolan debt collector itu ditembak mati semua.

Sebutan penembak misterius atau sering disingkat petrus adalah suatu operasi rahasia dari pemerintahan di masa Presiden Soeharto pada tahun 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu.

Presiden Soeharto
Presiden Soeharto 

Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah.

Pelakunya adalah orang terlatih yang misterius, tak jelas, dan tak bisa diidentifikasi, maka muncul istilah petrus (penembak misterius).

Mereka beroperasi seperti siluman, ada yang pro, ada yang kontra.

Sebenarnya, petrus berawal dari operasi pe­nang­gulangan kejahatan di Jakarta.

Pada tahun 1982, Soeharto memberikan peng­har­gaan kepada Kapolda Metro Jaya, Mayjen Pol Anton Soedjarwo atas keber­ha­silan membongkar perampokan yang meresahkan masyarakat.

Pada Maret, tahun yang sama, di hadap­an Rapim ABRI, Soeharto meminta polisi dan ABRI mengambil langkah pemberantasan yang efektif menekan angka kriminalitas.

Hal yang sama diulangi Soeharto dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1982.

Baca Juga:

Inah Antimurti Hangus di Atas Spring Bed, Tubuh Terlilit Kawat Tembaga

Data Pemilih Tambahan, KPU Fokus di Perguruan Tinggi dan Perusahaan.

Welcome & Selamat Datang World Homestay Organisation Summit For Tourism 2019

VIDEO: Detik-detik Jembatan Labuanbatu Putus, 7 Motor Hanyut Terseret Arus Sungai

Permintaannya ini disambut oleh Pangkopkamtib Laksamana Soedomo da­lam rapat koordinasi dengan Pangdam Ja­ya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di Markas Kodam Metro Ja­ya tanggal 19 Januari 1983.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved