Soekarno Marah Telpon Alex Kawilarang Hingga Berujung Pada Penempelengan Keras Soeharto Karena ini

Presiden kedua RI yang memerintah selama 32 tahun ini merupakan seorang Jenderal yang berpengalaman dalam berbagai operasi militer.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Facebook
Soeharto 

TRIBUNJAMBI.COM - Cerita panjang mengawali karier Soeharto sebelum menjadi Presiden Kedua RI.

Menumpas PKI, menjadi Komandan Mandala dalam operasi Trikora hingga menjadi Presiden Kedua RI.

Presiden kedua RI yang memerintah selama 32 tahun ini merupakan seorang Jenderal yang berpengalaman dalam berbagai operasi militer.

Pada zaman orde baru untuk melanggengkan kekuasannya Soeharto menggunakan tentara untuk menekan pihak-pihak yang mencoba menggangu.

Baca Juga:

Kisah Mertua SBY, Danjen Kopassus Sang Pembasmi PKI yang Disingkirkan Soeharto ke Negara Komunis

Profil Ira Koesno, Sosok Moderator di Debat Pilpres 2019 Besok, Sudah Tenar Sejak Era Soeharto

Masih Menjadi Bawahan, Kisah Kopassus Alex Kawilarang Berani Tempeleng Soeharto Saat Jadi Letkol

Kisah Jenderal Polisi Dibanting Hingga Jatuh oleh Soeharto, Kejujuran yang Dibayar Mahal Hoegeng

Namun siapa sangka sosok yang ditakuti ini pernah mengalami hal tak menyenangkan ditampar oleh Alex Kawilarang seorang perwira pendiri Kopassus.

Sewaktu masih aktif bertugas di militer Soeharto pernah ditampar oleh pria yang satu ini.

Dalam sejarah dunia militer Indonesia, sosok Alex Evert Kawilarang merupakan nama yang tak asing lagi dikenal.

Pria kelahiran Batavia (kini Jakarta), 23 Februari 1920 ini pernah menempeleng Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Penempelengan tersebut terjadi ketika Kawilarang menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol Soeharto.

Sekitar tahun 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex E Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.

Presiden Soekarno
Presiden Soekarno (Dok. Kompas/Song)

Namun Soekarno justru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.

Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.

Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.

Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto, sambil menempelengnya.

Soeharto dan Alex Kawilarang
Soeharto dan Alex Kawilarang ()

"Sirkus apa-apaan nih?" kata Kolonel Alex Kawilarang sambil menempeleng pipi Letkol Soeharto.

Latar belakang Alex E. Kawilarang

Alex E Kawilarang merupakan putera dari keluarga dengan latar belakang militer.

Ayahnya adalah A.H.H. Kawilarang, yang merupakan seorang mayor KNIL asal Tondano.

Ia lahir dari ibu bernama Nelly Betsy Mogot, yang berasal dari Remboken.

Alex E Kawilarang, juga merupakan sepupu dari Pahlawan Nasional, Daan Mogot.

Ia meninggal di Jakarta pada 6 Juni 2000 silam di usia 80 tahun.

Selain sebagai perwira militer yang termasuk dalam Angkatan '45, Alex E Kawilarang juga merupakan mantan anggota KNIL.

Baca Juga:

PAN Tak Perintahkan Caleg Tempel Foto Calon Presiden, Ternyata Ini Alasannya

Rencana Jalan Dua Jalur Sengeti, Bupati Masnah Busro Bersama Tim, Turun ke Lokasi

Begini Tips Menentukan Style Fashion Ala Diajeng Lestari

Rekannya Gugur Dibunuh KKB Pimpinan Lekagak Telenggan, TNI Terus Berburu Kelompok Itu di Hutan Papua

Dugaan Pelecehan Siswa SLBN Tanjabtim, Pengawas Sarankan Korban Direhabilitasi Terapi Psikologi

Karier Militer Alex E Kawilarang

Alex E Kawilarang mengawali kariernya sebagai Komandan Pleton Kadet KNIL di Magelang pada tahun 1941-1942.

Kariernya melaju cepat seiring berjalannya waktu.

Pada 11 Desember 1945 ia telah menjadi perwira dengan pangkat mayor dan bertugas sebagai penghubung dengan pasukan Inggris di Jakarta.

Sebulan kemudian, tepatnya pada Januari 1946 ia menjabat sebagai Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat, dengan pangkat letnan kolonel.

Tiga bulan setelah itu, pada April-Mei 1946, ia diangkat menjadi Komandan Resimen Infanteri Bogor.

Tiga bulan selanjutnya, yakni pada bulan Agustus 1946 hingga 1947 ia diberi kepercayaan sebagai Komandan Brigade II/Suryakencana - Divisi Siliwangi di Sukabumi, Bogor dan Tjiandjur.

Alex Evert Kawilarang
Alex Evert Kawilarang (grid)

Pada 1948-1949, Kawilarang menjabat sebagai Komandan Brigade I Divisi Siliwangi di Yogyakarta.

Di tahun yang sama, tepatnya pada 28 November 1948 ia juga menjabat sebagai Komandan Sub Teritorium VII/Tapanuli, Sumatera Timur bagian selatan.

Setahun selanjutnya, pada 1 Januari 1949 pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), ia dipercaya sebagai Wakil Gubernur Militer PDRI untuk wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian selatan.

Di penghujung tahun 1949, tepatnya pada tanggal 28 Desember, ia dipercaya sebagai Gubernur Militer wilayah Aceh dan Sumatera Utara merangkap Wakil Koordinator Keamanan dengan pangkat kolonel.

Dua bulan kemudian, pada 21 Februari 1950, ia mendapatkan kepercayaan tambahan sebagai Panglima Tentara dan Territorium I/Bukit Barisan yang berkedudukan di Medan.

Pada 15 April 1950 ia diangkat sebagai Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi.

Baca Juga:

Rumahnya Ditawar Lebih 1 Triliun, Pria Palestina Ini Menolak, Alasannya Bikin Terharu

Capres dan Caleg di Jambi Tak Berjalan Seiringan, Ini Kata Pengamat

Adik Ahok Tak Datang Jemput Basuki Tjahaja Purnama Saat Bebas, Tak Ada Penyambutan Khusus Untuk BTP

15 Tradisi Unik, Ada yang Berebut Daging Ayam hingga Mengadu Telur

Saat itu ia ditugaskan untuk memimpin Pasukan Ekspedisi dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, dan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.

Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Territorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar dan pada November tahun yang sama menjadi Panglima TT III/Siliwangi yang di kemudian hari diubah namanya menjadi Kodam III/Siliwangi.

Salah satu jasanya yang hingga kini sangat terasa kehadirannya adalah saat ia merintis pembentukan pasukan khusus TNI pada April 1951, dengan nama Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar, Jawa Barat.

Kesatuan ini merupakan cikal bakal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sekarang.

Para prajurit Kopassus tengah meneriakkan yel-yel. Korps baret merah pernah menyelamatkan tentara Spanyol dari kejaran kelompok Hizbullah saat bertugas menjadi pasukan perdamaian PBB
Para prajurit Kopassus tengah meneriakkan yel-yel. Korps baret merah pernah menyelamatkan tentara Spanyol dari kejaran kelompok Hizbullah saat bertugas menjadi pasukan perdamaian PBB (TRIBUNNEWS)

Kopassus memberikan penghargaan kepadanya sebagai anggota kehormatan Korps Baret Merah, pertengahan April , pada ulang tahun ke-47 komando itu.

Pada 10 November 1951 hingga 14 Agustus 1956, Kawilarang diangkat menjadi Panglima Komando Tentara dan Territorium III/Siliwangi yang berkedudukan di Bandung. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved