Capres dan Caleg di Jambi Tak Berjalan Seiringan, Ini Kata Pengamat

Pengamat politik Mahyudi mengatakan, para kontestan pemilu baik caleg, parpol dan capres diharapkan bisa berjalan beriringan. Tapi ternyata...

Penulis: andika | Editor: Teguh Suprayitno

Laporan wartawan Tribun Jambi Andika Arnoldy

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Banyak caleg yang tidak memasang foto calon presiden pada alat peraga kampanye APK dan bahan kampanye. Bahkan tidak ikut mensosialisasikan capres akan berpengaruh pada elektabilitas calon presiden.

Pengamat politik Mahyudi mengatakan, para kontestan pemilu baik caleg, parpol dan capres diharapkan bisa berjalan beriringan. Tapi ternyata tak mudah mencapai tujuan tersebut. Yang terjadi malah gaung pileg dan pilpres 2019 justru terpolarisasi dengan signifikan. Kutubnya saling menjauhi. Gebyar pilpres 2019 membenamkan 'pertempuran' yang tengah berlangsung guna meraih simpati dan suara di tingkat pileg.
Maka tidak heran jika di Jambi sendiri banyak caleg yang sosialisasi memenangkan dirinya tanpa ada embel-embel membawa nama capres jagoan yang diusung parpolnya.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi hal itu pertama, skala prioritas kerja pemenangan. Bisa jadi para caleg tengah menjalankan kerja-kerja pemenangan yang telah di gariskan oleh parpolnya. Yang kebetulan capresnya bukan berasal parpol si caleg, parpolnya hanya masuk bagian pengusung saja.

Baca: Sejumlah Guru Dipanggil Bawaslu, BKPSDM Tebo Tunggu Laporan Bawaslu Terkait ASN Foto Bersama Caleg

Baca: Cara Menyadap Whatsapp Pasangan, Pelakor Ketahuan Bisa karena Ini

Baca: Apip Bersama Kejari Batanghari, Berhasil Kembalikan Uang Temuan BPK

Baca: Tidak Mensosialisasikan Jokowi-Maruf, PDIP akan Beri Sanksi Tegas Calegnya

Kedua, tidak ada jaminan bahwa popularias maupun elektabilitas capres berbanding lurus dengan tingkat keterpilihan caleg/parpol. Inilah yang terus menghantui setiap caleg/parpol. Mungkin bagi Gerindra dan PDIP hal ini tidak menjadi momok karena memang kadernya saat ini yang bertarung dalam Pilpres.

Ketiga, para caleg/parpol sangat memahami karakter para pemilih yang tidak beranjak dari faktor primordial, materi hingga sikap rasional. Intinya, semua modal pemenangan difokuskan guna memastikan faktor-faktor tersebut berbuah kepastian suara pemilih. Tentunya ini lebih realistis untuk diperjuangkan.

"Bagaimanapun tak kenal maka tak sayang masih sangat berlaku dalam tatakrama kehidupan sosial masyarakat," ujarnya.

Dia mengatakan Jika capres pilihannya menang maka saat itulah waktu menunjukkan loyalitas dan memberi dukungan nyata untuk setiap program kerja presiden terpilih. Dan kalaupun capresnya tidak terpilih setidaknya si caleg telah memenangkan satu pertempuran miliknya sendiri.

"Makanya tidak usah heran jika banyak atribut kampanye caleg/parpol yang bertebaran di lapangan seperti baliho, spanduk, kalender berseliweran di jagad maya tak menampilkan paket capres pilihannya," kata Mahyudi.

Baca: Fadli Zon Apresiasi Pengunduran Diri Edy Rahmayadi: Mungkin Beliau Harus Konsentrasi

Baca: Niat, Doa dan Tata Cara Sholat, Shalat Gerhana Bulan Untuk Sendiri Atau Berjamaah Saat Supermoon

Baca: Harga Rumah Subsidi Naik Mulai Bulan Februari 2019, Daftar Daerah Dengan Usulan Kenaikan Tinggi

Baca: APBD Tidak Memungkinkan, Kebijakan Penerimaan PPPK di Bungo Belum Bisa Dipastikan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved