Alasan Selingkuh hingga Ancaman Hukum Pidana bagi Pelakor & Pebinor!

Perselingkuan semakin marak dan bahkan beberapa menganggap perselingkuhan merupakan hal lumrah karena munculnya rasa bosan dan juga alasan lain di bal

Editor: Suci Rahayu PK
anewmode.com
Ilustrasi pertengkaran suami istri 

Setelah melakukan berbagai survey, diketahui bahwa perempuan lebih memiliki toleransi tinggi untuk perselingkuhan.

Mereka mampu bersikap seakan-akan masalah tersebut bukan masalah besar, meski kadang teori yang mereka percaya juga sulit untuk mereka lakukan.

Menurut buku After the Affair, salah seorang mengatakan, "Jika suamiku melakukan itu (perselingkuhan) padaku, itu akan menjadi akhir (perceraian)".

Tetapi nyatanya teori tak sesederhana itu, emosi memiliki peran penting dalam pengendalian perceraian akibat perselingkuhan.

Banyak alasan yang coba dipertahankan perempuan, salah satunya karena anak-anak yang sudah mereka rawat bersama.

"Anda tidak bisa begitu saja mematikan tombol cinta untuk seseorang seolah mematikan sebuah tombol. Kebanyakan orang berjuang untuk melepaskan diri dan butuh waktu lebih lama untuk melakukan itu daripada yang mereka harapkan," tulis Julia Cole, penulis buku tersebut.

Pada akhirnya, penelitian yang dilakukan Cole membuktikan bahwa hanya ada 50 persen dari pernikahan akan bertahan.

Dan masih banyak lagi teori serta fakta mengenai hubungan perselingkuhan dengan usia pernikahan bisa bertahan.

Menurut Alison, menahan ego untuk tidak menyampaikan kekesalan dan mencari kesalahan lain merupakan kunci mempertahankan hubungan yang telah dikhianati.

Sulit dan sakit memang, namun komunikasi yang buruk justru tak akan membuat seseorang kehilangan pasangan tetapi juga masa depannya.

Karena bukan tidak mungkin, perempuan emosional lebih rentan mengalami depresi dalam dirinya.

Pihak yang tersakiti juga harus belajar untuk memperbaiki suasana, dan berusaha tidak membuat keruh dan mengingat kembali kejadian buruk yang sudah terjadi.

Baca: Prabowo Diprotes Pendukungnya Sendiri Saat Pidato Kebangsaan, Karena Ingin Lanjutkan Program Jokowi

Baca: 5 Gamis Syari Maia Estianty Saat Umroh, Lengkap dengan Model Jilbabnya, Inspirasi Banget Nih!

Bahkan, perempuan yang mengambil keputusan emosional dan memutuskan pernikahannya akan cenderung mengurangi kepercayaan dirinya sendiri.

Seperti pendapat Psikolog Dorothy Dowe, perempuan yang melakukan hal serupa dianggap menertawakan kesedihannya sendiri.

"Cukup banyak permepuan memutuskan bahwa mereka tidak bisa hidup dengan ketidaksetiaan kemudian lari dari masalah untuk mendapat keuntungan lain. Tapi cara tersebut membuat orang lain tak lagi menaruh kepercayaan padanya. Ia dianggap tidak bisa kembali ke situasi dan menghadapi masalah karena tidak mau melihat permasalahan dan cenderung lari dari masalah. Meski banyak permepuan yang tidak bergantung pada laki-laki memilih pria karena beranggapan mampu hidup sendiri dengan harta yang ia miliki," ujar Rowe.

Halaman
1234
Sumber: Nakita
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved