Polemik PSSI Sungai Penuh Berbuntut Panjang, Mantan Sekjen PSSI Ikut Angkat Bicara
Dia sangat familier dengan statuta PSSI dan juga ikut membidani lahirnya statuta Asprov PSSI.
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAI PENUH - Persoalan PS Kota Sungai Penuh tak ikut Gubernur Cup kian ramai.
Saat ini, bukan hanya muncul tanggapan dari mantan Ketua PSSI Sungaipenuh Fikar Azami. Namun, hal tersebut juga menyita perhatian banyak pihak.
Bahkan mantan Sekjen PSSI, Hadiyandra, ikut angkat bicara.
Melalui akun media sosial facebook miliknya, Hadiyandra, mencuitkan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua KONI Sungaipenuh, Toni Indrayadi.
Selain itu, dia juga menilai langkah Ketua PSSI Provinsi Jambi menunjuk Plt Ketua PSSI Sungaipenuh berasal dari Kabupaten Merangin, merupakan keputusan yang keliru.
Menurut dia, dirinya insan yang pernah berkecimpung di sepakbola, mulai dari level kampung sampai dengan nasional, dirinya sangat memahami substansi dan roh persepakbolaan.
Dia sangat familier dengan statuta PSSI dan juga ikut membidani lahirnya statuta Asprov PSSI.
"Terkait hal yang viral di "kota kecil" kita ini tentang tidak dikirimnya tim sepakbola ke ajang turnamen sekelas Gubernur Cup Jambi, (yg bukan agenda resmi PSSI) beberapa hal ingin sy sampaikan," tulisnya, Selasa (8/1) malam.
Diungkapkannya, dirinya baru tahu ternyata penggantian sekaligus penunjukan Plt Ketua PSSI Kota Sungaipenuh dilakukan saat perhelatan turnamen tinggal menghitung hari.
Baca Juga:
Mengapa KPU Kota Jambi Belum Pastikan Pemilih di Lapas Klas IIA Jambi? Ternyata Ini Alasannya
FOTO Momen Presiden Jokowi Bersalaman dengan Ustaz Arifin Ilham, Semoga Cepat Sembuh
Lowongan BUMN PT Antam Tbk, 31 Posisi, Batas Terakhir 12 Januari 2019, Ini Link dan Syarat
Inikah Rencana Veronica Tan setelah 24 Januari 2019? Deretan Fakta Keluarga BTP masih Harmonis
Namun, penunjukan plt tidak dikoordinasikan dengan pemerintah kota dan jajaran PSSI yang ada di Sungai Penuh.
"Kalaupun saya diajak berkomunikasi, tentu saat itu saya tidak berkeberatan karena sebagai mantan Sekjen PSSI yang rasanya pantas didengar sumbangsarannya, terutama lagi saya sebagai putra daerah," ungkapnya.
Selain itu lanjut dia, penunjukan plt juga terkesan "gagal paham statuta". Betapa tida, Fikar Azami adalah Wakil Ketua Umum PSSI Provinsi Jambi, yang putra daerah Sungaipenuh tidak diajak bicara dalam forum Rapat Eksko PSSI, terlepas beliau sebagai mantan ketua PSSI Sungaipenuh.
"Padahal, keputusan organisasi PSSI, pada level manapun, adalah kolektif kolegial. Ketua PSSI, sekali lagi, pada level apapun, hanya menjalankan keputusan organisasi yang teknisnya didelegasikan kepada sekretaris organisasi," terang Hadiyandra.
Dia juga menjelaskan, psikologis organisasi, penunjukan plt saat urgen adalah ketua PSSI provinsi 'gagal daya jangkau mindsetnya'.
PSSI sejak lahir selalu memikirkan kepentingan organisasi yang berdampak pada masyarakat luas. Mana mungkin plt bisa berkoordinasi dalam waktu singkat, apalagi plt yang ditunjuk tidak mengenal samasekali kultur sepakbola dan masyarakat Sungaipenuh.
"Tentu pada skala ini, wajar saya berpikir ada hal yang terkonspirasi dalam penunjukan plt yang tidak melibatkan masyarakat sepakbola Kota Sungaipenuh," ungkap Hadiyandra yang kini menjabat Kadis Pendidikan Kota Sungai Penuh.
Tidak hanya itu kata dia, sepakbola adalah sepakbola, yang berkontribusi langsung dengan persatuan dan kesatuan bangsa, perekat NKRI. Manakala dikelola dengan tujuan pragmatis, maka kegagalan berorganisasi dalam sepakbola tak akan terbantahkan.
Menjiwai sepakbola bagi pengurusnya adalah keniscayaan. Melangkah seirama dari dua ayunan kaki yang setara adalah filosofi berorganisasi. Ketika dua kaki itu tak beraturan, maka berbelok zigzag lah organisasi dibuatnya, tidak beraturan dan tak tentu arah yang mau dituju.
"Atas dasar inilah, sebagai insan bola, saya berharap saudara ketua KONI kota Sungaipenuh segera bersikap untuk membenahi cara berorganisasi, terutama cabor sepakbola. Saya berpikir, Saudara layak berkirim surat kepada PSSI Provinsi Jambi atas langkah blunder yang mereka lakukan terhadap sepakbola kita," ungkapnya.
"Harapan ini bertujuan agar tidak berkembang liar di masyarakat bola yang berakibat perpecahan. Kita cinta negeri ini, maka kita lah yang harus memperjuangkannya, bukan orang-orang luar yang tidak memahami kultur sepakbola dan masyarakat kita," jelasnya menutup cuitan.
Sementara itu, Ketua KONI Sungaipenuh, Toni Indrayadi, juga berpendapat sama. Dirinya juga menyayangkan plt Ketua PSSI Sungaipenuh yang ditunjuk bukan putra daerah Kota Sungaipenuh.
"Dari awal kita sudah menyayangkan, memang seharusnya yang menjadi plt Ketua PSSI Sungaipenuh berasal dari Sungaipenuh, agar mudah melakukan koordinasi," ungkapnya.(*)
Baca: Mantan Danjen Kopassus Doni Monardo Resmi Dilantik Jokowi Jabat Kepala BNPB, Ini Karir dan Profil
Baca: 8 Januari 1996, 26 Peneliti Disandera OPM di Mapenduma, Operasi Kopassus dan Kostrad Bebaskan Korban
Baca: FOTO Momen Presiden Jokowi Bersalaman dengan Ustaz Arifin Ilham, Semoga Cepat Sembuh