Tiga Gunung di Indonesia Statusnya Siaga Level III, Warga Diminta Hati-hati, Ini Rekomendasi PVMBG

Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah

Editor: hendri dede
Gunung Agung 

Tiga G7nung di Indnesia ini Statusnya SIaga Level III, Ini Himbahaun PVMBG

TRIBUNJAMBI.COM - Gunung Anak Krakatau naik statusnya setelah sebelumnya berstatus Waspada II.

Kenaikan Level Status tersebut sejak 27 Desember 2018 lalu hingga kini menjadi Level III (Siaga).

Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah

Data Terbaru yang mengutip dari laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunung (PVMBG) mengatakan, hingga Jumat (4/1/2019) visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Baca: Segera Meluncur, AVANZA XENIA Model 2019 Muncul & Perubahannya, Model Lama Masih Laris

Baca: Timnas U-22 Indonesia Ketemu Musuh Bebuyutan, Ini Jadwal Piala AFF U-22 2019, Pemain Dipanggil Indra

Baca: Laporan Ketua DPC Hanura Dinyatakan Memenuhi Syarat oleh Bawaslu Sarolangun, Sidang ke Pemeriksaan

Baca: Habiskan Libur Akhir Tahun di Jepang Bersama Reino Barack, Syahrini Mulai Rencanakan Menikah?

Baca: Habiskan Libur Akhir Tahun di Jepang Bersama Reino Barack, Syahrini Mulai Rencanakan Menikah?

"Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 200 - 2000 meter dari puncak berwarna putih tipis - kelabu. Angin bertiup sedang ke arah baratdaya, utara dan baratdaya." tulis dalam website resmi PVMBG.

Selain Gunung Anak Krakatau, tiga gunung berikut berstatus Level III (Siaga):

1. Gunung Agung Bali

Gunung Agung di Karangasem, Bali kembali mengalami erupsi, Senin (9/7/2018) pukul 11.20 Wita.

Gunung Agung di Karangasem, Bali kembali mengalami erupsi, Senin (9/7/2018) pukul 11.20 Wita. (PVMBG)

Tingkat aktivitas Level III (Siaga). G. Agung (3142 m dpl) mengalami erupsi sejak 21 November 2017.

Sejak kemarin hingga Jumat (4/1/2019) pagi ini visual cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat.
Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Baca: Fakta Sebenarnya Video Viral Hujan Uang di Probolinggo, Bagi-bagi Duit Dari Atap Rumah

Baca: Sidang Dugaan Pelanggaran Administrasi Pemilu 2019 Kuasa Hukum: Gugatan Pelapor Tak Didasari Hukum

Asap kawah utama teramati putih tebal setinggi 300 m dari puncak.

Melalui rekaman seismograf tanggal 3 Januari 2019 tercatat Gunung Agung Bali mengalami 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 7 kali gempa Hembusan dan 9 kali gempa Tektonik Jauh.

Baca: Kapolda Pimpin Sertijab Tiga PJU Polda Jambi, Kapolresta Jambi Resmi Dijabat AKBP Dover Christian

Baca: Perpindahan Penduduk di Batanghari Mencapai 4000 Dalam Setahun, Ini Faktor yang Mempengaruhinya

PVMBG juga merekomendasikan Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakiaan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung.

2. Gunung Soputan Sulawesi Utara

Gunung Soputan, Sulawesi Utara mengalami erupsi pada Minggu dini hari, 16 Desember 2018

Gunung Soputan, Sulawesi Utara mengalami erupsi pada Minggu dini hari, 16 Desember 2018 (Twitter @Sutopo Purwo Nugroho)
Tingkat aktivitas Level III (SIAGA) Gunungapi Soputan (1784 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Erupsi Gunung Soputan
Erupsi Gunung Soputan (Twitter.com/@Sutopo_PN)

Dari kemarin hingga Jumat (4/1/2019) pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Asap kawah teramati berwarna putih tipis - sedang setinggi 25 m dari puncak. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah timur dan tenggara.

Melalui rekaman seismograf tanggal 3 Januari 2019 tercatat Gunung Soputan mengalamai 28 kali gempa Guguran, 7 kali gempa Hembusan dan 3 kali gempa Harmonik.

PVMBG juga Rekomendasikan agar masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan dalam wilayah sektor arah barat-baratdaya sejauh 6,5 km yang merupakan daerah bukaan kawah, guna menghindari ancaman guguran lava dan awan panas guguran.

3.Gunung Karangetang Sulawesi Utara

Aktivitas Gunung Karangetang

Baca: Video Detik-detik Bola Api Besar Melintas di Langit Jepang, Bumi Bergetar dan Terdengar Suara Keras

Baca: Dibuka Januari 2019 Ini Syarat Daftar dan Fakta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)

Baca: Dibuka Januari 2019 Ini Syarat Daftar dan Fakta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)

Tingkat aktivitas Level III (SIAGA). G. Karangetang (2460 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018.

Dari kemarin hingga Jumat (4/1/2019) pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama dengan tinggi sekitar 150 meter berwarna putih dan intensitas tebal. Angin bertiup lemah ke arah tenggara - selatan.

Aktivitas Gunung Karangetang
Aktivitas Gunung Karangetang (Tribun Manado /ISTIMEWA/FACEBOOK JANE KAPARANG)

Melalui rekaman seismograf tanggal 3 Januari 2019 tercatat mengalami, 68 kali gempa Guguran, 57 kali gempa Hembusan, 2 kali gempa Hybrid, 24 kali gempa Harmonik, 6 kali gempa Vulkanik Dangkal dan Tremor menerus dengan amplitudo 0.25 - 0,5 mm, dominan 0,25 mm

PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar G. Karangetang dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam radius 2.5 km dari Kawah 2 (kawah utara) dan Kawah Utama (kawah Selatan) ke arah Utara-Timur-Selatan-Barat dan radius 3 km ke arah Baratlaut.

Sementara itu untuk diketahui sebelumnya pihak BMKG memberikan peringatan waspada kepada masyarakat akan adanya tsunami susulan.

Pasalnya BMKG dilaporkan telah menemukan retakan baru di Gunung Anak Krakatau.

Dikutip dari Kompas.com, peringatan tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Selasa (1/1/2019).

Dwikorita menjelaskan adanya retakan baru tersebut dikarenakan Gunung Anak Krakatau mengalami penyusutan.

Gunung Anak Krakatau yang semula memiliki tinggi 338 meter di atas permukaan laut menyusut menjadi 110 meter.

"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut," ujar Dwikorita.
"Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," tambahnya.(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved